kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
KOLOM / siasatbisnis

Menjadi girlboss ala Sophia Amoruso

oleh Jennie M. Xue - Kolumnis internasional serial entrepreneur dan pengajar, bisnis, berbasis di Californa


Senin, 09 Maret 2015 / 13:22 WIB
Menjadi girlboss ala Sophia Amoruso

Reporter: Jennie M. Xue | Editor: tri.adi

Peluang bisnis bisa datang dari mana saja. Seperti yang dilakukan Sophia Amoruso. Perempuan muda bergaya bohemian kelahiran 1984 ini pernah menjadi pengelana yang tidur di mana saja dan makan dari sisa buangan. Kini ia menjadi chief executive officer (CEO) perusahaan fesyen beromzet US$ 100 juta per tahun di Los Angeles dan mempekerjakan 350 orang.

Berbeda dari para jutawan dot-com yang kebanyakan lulusan atau jebolan universitas ternama, seperti Stanford dan Harvard, Amoruso tidak pernah mengenyam kuliah di bangku universitas. Dan kebetulan masuk ke dunia retail online dengan menjual pakaian bekas di eBay.

Namun demikian kita perlu memberikan acungan jempol terhadap moto hidup yang ia pegang. Yakni: Hidup ini pendek. Jangan malas.

Dalam buku best seller-nya berjudul #Girlboss (tagar Girlboss), Amoruso memaparkan perjalanan hidupnya yang unik, mulai dari seorang pengelana hingga menjadi seorang bos perempuan.

Ia memulai dengan mindset dalam diri: lebih baik mengerahkan energi seluruhnya untuk menjadi idola bagi diri sendiri, daripada menjadikan orang lain sebagai idola.

Bagi seorang Amoruso, berkesempatan makan tiga kali sehari dan mempunyai kamar tidur hangat saja merupakan kemenangan tersendiri. Mengingat latar belakangnya yang bohemian dan nomadis.

Ia merasa dirinya pecundang di masa-masa kecil dan remajanya. Namun ia kini merasa terberkati sebagai seorang Chief Executive Officer perusahaan dot-com yang dirajai oleh para pria ahli teknologi informasi (TI) dan jebolan universitas ternama.

Amoruso merupakan suatu enigma yang sangat pantas dijadikan teladan bagi para entrepreneur perempuan. Bahkan majalah Forbes menjulukinya sebagai seorang fenomena fesyen terbaru.

Mengapa Amoruso mendapatkan pujian ini? Pertama, ia memilih untuk memulai bisnis dengan nyaris nol kapital. Pakaian-pakaian perempuan yang dijualnya di eBay dibelinya dari pasar murah pakaian bekas. Buku panduannya hanya satu: Starting an eBay Business for Dummies.

Jalur penjualan dan pemasaran yang dipakainya telah ada sebelumnya, Jadi ia tidak menciptakan sesuatu yang baru.

Meskipun ia bukan pencipta, ia user yang luar biasa dan berhasil. Ia bukan Mark Zuckerberg, Steve Jobs, atau bahkan Tony Hsieh. Hanya saja Amoruso memiliki daya belajar tinggi dan fokus dalam mengerjakan bisnis, terlepas dari keterbatasannya.

Dengan ketajaman mata akan kualitas layak pakai, ia berhasil membeli barang bekas dengan harga luar biasa murah. Hanya sekitar beberapa dollar saja, dan dijual dengan mark-up ratusan persen. Thrift stores seperti Goodwill, Salvation Army, dan semacamnya merupakan barang yang menjadi ladang perburuannya.

Toko online pakaian bekas tersebut diberi nama Nasty Gal. Nama ini berasal dari album vinyl Betty Davis yang diluncurkan pada 1975 dengan judul lagu yang sama. Gaya yang dibawakannya vintage alias pakaian bekas layak pakai dengan dandanan ala tahun 1970-an. Bukan perempuan fashion dengan merek Hermes, namun putri hippie dengan poni lurus.

Kini Nasty Gal telah memiliki omzet bisnis sekitar US$ 100 juta per tahun. Dengan prinsip menyukai diri sendiri terlebih dulu sehingga orang lain juga menyukai kita, Amoruso mulai belajar mencintai berburu pakaian bekas, termasuk melalui Craigslist yang padat iklan baris barang-barang bekas. Targetnya adalah pemilik barang bekas seperti kelompok teater yang bangkrut dan koleksi pakaian seseorang yang baru meninggal dunia.

Suatu ketika, ia membeli jaket bekas bermerek Chanel seharga US$ 8 dan dijual di eBay dengan tawaran awal US$ 9,99. Ternyata barang tersebut berhasil dijual dengan harga hingga US$ 1.500. Dahsyat benar model bisnis lelang vintage clothes ini.

Cara kedua, Amoruso memanfaatkan pemasaran gratis efek dari media sosial seperti MySpace dengan 60.000 friends-nya. Selain itu, ia juga menggunakan dirinya sendiri sebagai model.

Ketiga, Amoruso mengerti nilai siluet dan jatuhnya sebuah pakaian ketika difoto. Semakin baik jatuhnya, akan semakin indah dipandang dan semakin mudah dijual. Ini adalah skill tentang fesyen yang cukup advanced.

Dalam satu setengah tahun, bisnis yang dirintis oleh Amoruso ini telah berubah menjadi entitas bisnis yang besar. Berawal dari hanya beroperasi dari gudang pelabuhan di Benicia. Setahun kemudian, mereka pindah ke tempat operasi yang lebih besar di Berkeley.

Delapan bulan kemudian, aktivitas bisnis ini kembali pindah lagi ke Emeryville di mana Pixar berlokasi. Dalam satu tahun, mereka mampu tumbuh hingga 700%.

Perjalanan Amoruso unik dan biasa yang bisa diteladani siapa pun. Asal rajin, pasti bisa. Ini telah terbukti dengan omzet US$ 100 juta per tahun. Pencapaian yang luar biasa hebat!



TERBARU

×