kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
KOLOM / financialwisdom

Kaya atau sejahtera?

oleh Eko P. Pratomo - Senior Advisor PT BNP ParibasInvestment Partners


Selasa, 26 Mei 2015 / 13:54 WIB
Kaya atau sejahtera?

Reporter: Eko P. Pratomo | Editor: tri.adi

Jika setiap orang ditanya untuk memilih: banyak harta atau sedikit harta? Hampir semua orang akan memilih banyak harta. Bagaimana jika ditanya untuk memilih: kaya atau sejahtera? Sebagian besar, mungkin, tanpa berpikir panjang akan memilih kaya. Sebagian mungkin akan balik bertanya, apa bedanya kaya dan sejahtera?

Tanpa mengurangi penjelasan baku dalam tata bahasa Indonesia, secara umum kaya dapat dikonotasikan sebagai banyak harta, sementara sejahtera lebih dikonotasikan sebagi berkecukupan dan tidak harus kaya.

Menarik direnungkan bahwa tidak semua orang bisa menjadi kaya, tapi setiap orang bisa mengupayakan menjadi sejahtera. Sering kita dengar para motivator mengatakan kalau ingin kaya jadilah pengusaha (yang sukses tentunya). Lalu, jika faktanya tidak semua orang mau dan mampu menjadi pengusaha, maka apakah para pekerja harus menjadi miskin?

Di sinilah mungkin maha adilnya Tuhan, dengan menciptakan istilah dan kondisi yang bernama "sejahtera" dan "bahagia". Semua orang yang bertujuan ingin menggapai kebahagiaan di dunia maupun di akhirat, seharusnya mampu mengupayakan karena faktor harta (menjadi kaya) bukanlah faktor penentu. Kita juga melihat fakta, bahwa mereka yang kaya tidak otomatis memiliki kebahagiaan. Masih banyak faktor lain yang akan menentukan kebahagiaan seseorang, selain faktor harta atau kekayaan.

Menjadi sejahtera, mungkin pilihan lebih rasional karena sebetulnya semua orang bisa menjalaninya. Itu pula mungkin yang memunculkan adanya istilah "gaji atau penghasilan, berapapun bisa cukup dan berapapun bisa kurang". Di sinilah seninya mengelola keuangan pribadi dan keluarga, di mana hanya ada dua variabel yang harus ditangani yakni penghasilan dan pengeluaran.

Berupaya menjadi sejahtera adalah seni mengelola kebutuhan dan gaya hidup. Jika penghasilan belum bisa ditingkatkan, atur pengeluaran agar tidak melebihi penghasilan. Jika menginginkan standar dan gaya hidup yang lebih baik, tidak ada cara lain selain tingkatkan penghasilan dahulu. Menjadi kaya memang bukan kewajiban, namun patut diusahakan. Menjadi sejahtera, sepertinya menjadi kewajiban yang harus diupayakan.



TERBARU

×