kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
KOLOM / bigdata

Menerapkan big data perusahaan

oleh Feris Thia - Praktisi Teknologi Big Data Universitas Multimedia Nusantara


Kamis, 27 Agustus 2015 / 14:44 WIB
Menerapkan big data perusahaan

Reporter: Feris Thia | Editor: tri.adi

Ketika penulis memberikan beberapa pelatihan dan workshop technical yang berkait dengan big data, selalu ada komentar menarik. Di antaranya: Kok saya baru mengenal tools se-powerful ini? Kemana saja selama ini?

Tau ga Pak? Proses rekonsiliasi data ini biasanya kita perlu waktu minimal 4 hari. Sekarang prosesnya cuma butuh 15 menit!

Wah, sekarang tidak ada alasan untuk tidak ada report harian! Hampir seluruh proses bisa diotomatisasi termasuk data cleansing!

Namun, ada juga pertanyaan yang menarik seperti berikut: Pak, kalau semua bisa dimudahkan kita jadi nganggur dong ya?

Kenyataannya, perusahaan peserta tersebut makin butuh tambahan orang untuk mencari dan menginterpretasikan informasi dari data. Jadi, sudah seharusnya menerapkan sistem, teknologi dan metodologi big data.

Isu ber0ikutnya adalah, bagaimana memulai penerapan big data secara terarah di perusahaan? Pada tahap awal, hampir semua organisasi tidak tahu manfaat big data. Semua laporan berjalan as is dengan Excel untuk olah data dan laporan.

Tak ada isu meskipun proses mengolah data tersebut perlu waktu 4 hari-2 minggu dan analisa dilakukan setelah proses ini selesai.


Memulai big data
Perusahaan sebaiknya mengeksplorasi big data dari sisi teknis untuk efisiensi dan efektivitas proses monitoring dari laporan-laporan divisional. Kemampuan dan manfaat yang harus didapat adalah kemudahan pengambilan data, waktu proses untuk mengubah dari data mentah jadi laporan singkat dan tidak ada yang hilang.

Tahap berikut, perlu organisasi aliran data. Misal, bagaimana data disimpan, siapa yang melakukan akses dan siapa yang bertanggung jawab untuk menjaga akses.

Data management biasanya diwujudkan dalam suatu database terpusat. Semua data divisional disatukan, diperkaya dengan mencari korelasi, dan dioptimalkan untuk dapat laporan analisa bisnis yang lebih holistik

Perubahan organisasi seperti penambahan data steward dan data custodian mutlak untuk menjaga data. Kedua role ini agar tak mengganggu tugas utama business user dan IT.

Data steward adalah orang yang mengerti proses bisnis dan isi data. Ia akan memberi info ke stakeholder bila ada laporan dan data tidak sinkron. Data custodian adalah staf teknis yang bertanggung jawab menjaga proses pengambilan, penyimpanan, dan keamanan data.

Pada tahap akhir, ketika perusahaan sudah memiliki kultur data-driven, dapat memanfaatkan data lebih jauh untuk mencari peluang bisnis baru dan mendeteksi ancaman sejak dini.

Contoh, bisa mengetahui ada tren kenaikan penjualan produk X di cabang tertentu untuk pasar remaja. Tidak terdeteksinya tren ini pada laporan operasional seperti top 10 penjualan, karena persediaan stok produk tak diutamakan di cabang itu. Kondisi ini akan membuat manajemen mengambil keputusan untuk menambah stok dan melakukan berbagai tindakan menguji pasar.

Tapi, perlu orang yang mengerti data dengan baik dan bisa melakukan pemodelan data terstruktur serta kreatif. Lalu, memproses model itu dengan berbagai algoritma komputer dan mendapatkan insight kuat. Sehingga, perusahaan selalu di depan dalam berkompetisi. Profesi dengan tanggungjawab khusus ini disebut dengan Data Scientist.

Kunci sukses penerapan semua tahap tersebut adalah dukungan top management yang kuat. Mengerti bahwa implementasi big data adalah journey-based dan bukan project-based, upgrade skillsets dari karyawan melalui seminar dan pelatihan.

Selain itu mampu memilih teknologi tepat. Jadi, dapat terintegrasi dengan sistem yang ada, bukan membuat sistem baru dan perubahan organisasi dengan role dan tanggung jawab baru.

 



TERBARU

×