kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
KOLOM / wakeupcall

Pegang Spanyol atau Italia

oleh Lukas Setia Atmaja - Center for Finance & Investment Research Prasetiya Mulya Business School


Senin, 02 Juli 2012 / 00:00 WIB
Pegang Spanyol atau Italia

Reporter: Lukas Setia Atmaja | Editor: djumyati

Saat membaca artikel ini, kita sudah mengetahui siapa pemenang Piala Eropa 2012. Turnamen itu, bersama Piala Dunia, adalah event yang mampu menggerus volume transaksi di bursa saham dunia.

Ada yang curiga, trader saham mengalihkan sebagian dana dan energinya, untuk berspekulasi hasil pertandingan sepak bola. Ada pula yang menduga, para trader saham, terutama, di Asia masih mengantuk karena begadang menonton siaran langsung.

Menyinggung sepak bola, pasti kita tergoda menebak hasil pertandingan. Siapa yang menang? Siapa juaranya?

Menebak siapa juara Piala Eropa bisa dianalogikan dengan membeli saham. Pada awal Piala Eropa 2012, kita sering ditanya, pegang siapa yang juara? Kita dihadapkan dengan pilihan tim dari 16 negara. Tidak mudah memilih bagi yang tidak mengenal sepak bola. Mereka mungkin asal menyebut Polandia dan Ukraina, karena faktor tuan rumah. Padahal, keduanya bukan tim kuat.

Demikian pula berinvestasi saham. Langkah pertama sebelum membeli adalah mengenali semua saham yang bisa dipilih. Bagi investor, "know what you buy" dan "buy what you know" mutlak harus dilakukan. Ini perusahaan apa? Bagaimana model bisnisnya? Bagaimana keuangannya? Siapa manajemennya? Bagaimana prospek industrinya?

Saat memilih tim yang akan juara Piala Eropa, kita akan memilih tim yang terkenal hebat dalam menyepak bola, dan sering juara. Orang yang tahu bola akan memilih Spanyol, Jerman, Italia, Inggris, Prancis, Belanda atau Portugal sebagai calon juara.

Bukan berarti Polandia, Ukraina atau Yunani tidak mungkin juara. Ini hanya masalah probabilitas tebakan kita benar. Dengan memilih tim yang kuat, probabilitas kita benar lebih besar. Kita bisa bilang, risiko (kegagalan) lebih kecil.

Bagi trader saham yang horizon investasinya relatif lebih pendek dari investor saham, faktor "know what you buy" tidak terlalu penting. Trader saham lebih fokus untuk menentukan "when to buy."

Mereka, misalnya, lebih suka pegang Jerman karena percaya siklus 16 tahun. Jerman pernah juara di 1980 dan 1996. Atau, pegang Spanyol karena Spanyol sedang bullish, serta support level-nya adalah masuk final.

 Kembali ke memilih tim juara. Kita bisa menganalogikan tim-tim peserta Piala Eropa ini dengan tipe saham. Tim Spanyol, misalnya, adalah tim yang paling hot, permainan cantik dengan hasil nyata. Mereka adalah juara bertahan dan juara Dunia.

Ibarat saham, Spanyol adalah blue chip, saham suatu korporasi besar yang memimpin pasar dengan brand kuat. Ia merupakan pilihan aman bagi investor. Termasuk dalam kategori Spanyol, misalnya, saham ASII, BMRI, BBCA, SMGR, GGRM.

Tim Italia terkenal dengan permainan defensif. Mereka ahli "catenaccio" alias ilmu grendel. Walau permainannya tidak terlalu sedap untuk ditonton, Italia sering juara, mengamini ungkapan, "Offense wins games, defense wins championships." Saham yang mirip Italia adalah saham yang tidak banyak terpengaruh perubahan kondisi politik dan ekonomi. Misalnya, saham KLBF karena produk farmasi tetap dibutuhkan kapan saja.

Tim Jerman dikenal sebagai tim yang punya semangat pantang menyerah dan punya  mental juara. Saham Jerman bisa disamakan sebagai "income stock", misalnya UNVR yang rajin bisnisnya solid dan rajin bagi dividen.

Tim Portugal adalah rising star. Permainan yang atraktif dan dimotori superstar Cristiano Ronaldo. Ini ibarat "growth stock". Saham AKRA yang cantik bisa masuk di sini.

Tim Belanda dipenuhi pemain-pemain bertalenta tinggi, tetapi kurang kerjasama sehingga hasilnya kurang bagus. Saham Belanda adalah saham yang mengecewakan investor. Harapan besar, hasil kurang. Saham BUMI bisa menjadi contoh. Perusahaan batubara terbesar di Indonesia, namun harga sahamnya sering terganjal masalah governance.

Tim Inggris adalah tim klasik. Sayangnya, mereka jarang bisa jadi juara. Saham TLKM bisa masuk dalam kategori ini. Sudah lama harga sahamnya hanya mental-mentul sekitar Rp 7.000 hingga Rp 8.000.

Tim kecil seperti Polandia, Ukraina dan Yunani bisa dianalogikan sebagai saham lapis dua atau tiga. Namun bukan berarti mereka tidak bisa juara. Tahun 2004 Yunani secara mengejutkan jadi juara. Saham ASRI yang fenomenal bisa jadi contoh.

Pilih siapa sebagai juara? Mengapa tidak memegang beberapa tim sekaligus? Yup, bentuklah portofolio yang terdiri dari sekitar 10 saham terbaik dari beberapa "negara" atau tipe saham. Itu winning team kita.              



TERBARU

×