kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   -5.000   -0,33%
  • USD/IDR 15.850   25,00   0,16%
  • IDX 7.114   -85,89   -1,19%
  • KOMPAS100 1.086   -16,05   -1,46%
  • LQ45 857   -16,69   -1,91%
  • ISSI 217   -2,23   -1,02%
  • IDX30 439   -9,02   -2,02%
  • IDXHIDIV20 526   -12,72   -2,36%
  • IDX80 124   -1,94   -1,54%
  • IDXV30 127   -5,04   -3,83%
  • IDXQ30 145   -3,06   -2,06%
KOLOM / financialwisdom

Depresiasi

oleh Eko P. pratomo - Senior Advisor PT BNP ParibasInvestment Partners


Selasa, 22 Desember 2015 / 10:22 WIB
Depresiasi

Reporter: Eko P. pratomo | Editor: tri.adi

Bagi pengusaha rumahan atau mikro yang belum memahami pentingnya membuat Neraca Keuangan dan Laporan Laba-Rugi Usaha, sering pula mengabaikan penerapan konsep depresiasi. Depresiasi ialah penyusutan nilai ekonomi aset tetap, misalnya mesin dan peralatan lainnya yang dibutuhkan untuk membuat suatu produk atau jasa, yang dialokasikan sebagai bagian dari biaya operasional, sebagai akibat penggunaan mesin tersebut

Sebagai ilustrasi, seorang pengusaha fotokopi membeli mesin fotokopi sebagai aset tetap seharga Rp 20 juta, yang bisa digunakan selama empat tahun. Maka nilai ekonomi aset tersebut akan menyusut sebesar Rp 5 juta per tahun, dan pada akhir tahun keempat pengusaha tersebut harus membeli mesin yang baru untuk menggantikan mesin yang lama.

Dalam sistem akuntasi, nilai penyusutan sebesar Rp 5 juta tersebut perlu menjadi biaya operasional dalam Laporan Laba Rugi. Seandainya pendapatan yang diperoleh pengusaha tersebut adalah Rp 120 juta setahun dan biaya-biaya tenaga kerja, kertas dan listrik dan lain-lain adalah Rp 55 juta, maka keuntungannya (sebelum pajak) adalah Rp 65 juta.

Hasil tersebut diperoleh jika tidak membebankan biaya penyusutan yang mencapai Rp 5 juta seperti dijelaskan di atas. Sebaliknya, jika biaya depresiasi sebesar Rp 5 juta dibebankan sebagai biaya operasional, maka akan mengurangi laba menjadi Rp 60 juta, bukan lagi Rp 65 juta.

Biaya depresisasi merupakan biaya yang tidak dikeluarkan secara tunai. Artinya, tidak ada uang kas yang dibayarkan seperti biaya-biaya lainnya. Sehingga, walaupun secara pembukuan labanya berkurang sebesar Rp. 5 juta, namun laba secara tunai yang diterima adalah Rp. 65 juta.

Biaya depresisasi berupah, dengan mencatatkan keuntungan sebesar Rp 60 juta, maka ada dana tunai yang bisa disisihkan dan dialokasikan atau ditabung selama empat tahun ke depan guna membeli mesin fotokopi baru. Depresiasi perlu diterapkan karena merupakan suatu standar akuntansi.

Melain itu, depresiasi juga perlu dilakukan sebagai antisipasi untuk menyediakan dana pengganti aset tetap sebagai alat produksi yang memiliki keterbatasan umur, sehingga bisa menjamin keberlangsungan usaha.

Demikian.

 



TERBARU

×