Reporter: Lukas Setia Atmaja | Editor: djumyati
Warren Buffett adalah contoh terbaik bahwa investasi saham bisa membuat kita menjadi lebih kaya. Buffett tidak sendirian. Banyak pemegang saham pasif Berkshire Hathaway, terutama yang membeli saham tersebut di tahun 1960-an, ikut kecipratan rezeki menjadi miliarder.
Dalam kurun waktu 44 tahun terakhir, perusahaan yang dikelola Buffett ini memberikan imbal hasil rata-rata 20,3% per tahun. Perlu digarisbawahi bahwa Buffett bukan seorang trader saham, dia adalah investor saham.
Saya selalu mengajarkan prinsip dan strategi investasi ala Buffett kepada mahasiswa saya di kelas investasi. Supaya lebih bisa meresapi, saya memutarkan “World’s Greatest Money Maker”, video dokumenter tentang Buffett produksi BBC yang bisa juga dilihat di YouTube. Bisa Anda cari dengan kata kunci Buffett dan BBC.
Di video tersebut diceritakan kehidupan Buffett secara lengkap. Tidak hanya kantornya yang amat sederhana, tetapi makanan kesukaannya, rumahnya, riwayat hidupnya, percintaannya hingga filosofi investasinya. Yang menarik adalah kesempatan mendengar langsung tips Buffett.
Diutarakan ada delapan rahasia dari Buffett untuk kita agar menjadi lebih kaya lewat investasi saham.
Pertama, “Invest, don’t speculate.” Investasi diibaratkan seperti menanam benih, menunggu hingga tumbuh, berkembang dan berbuah. Bagi Buffett, membeli saham dengan harapan besok lusa atau minggu depan harga saham akan naik adalah spekulasi. Dalam jangka waktu begitu pendek, sulit sekali meramal apa yang akan terjadi dengan harga saham. Jika ingin berinvestasi, kata Buffett, siaplah untuk menanam dana kita dalam waktu yang panjang pada saham yang bagus.
Buffett juga memberi tip bagaimana memanfaatkan “Mr Market”. Ini adalah istilah dari Benyamin Graham, guru Buffett, merujuk pada pelaku di bursa saham. Buffett merujuk pada Bab 8 buku Graham yang legendaris, “The Intelligent Investor.” Buffett bilang, Mr Market harus melayani investor, bukan mendikte investor. Mr Market terkadang tidak rasional sehingga memberikan peluang bagi investor untuk membeli saham dengan harga super diskon.
Kedua, “You don’t have to diversify.” Prinsip ini sering disalahartikan bahwa Buffett anti diversifikasi. Yang dimaksud Buffett adalah belilah saham karena memang kita mengerti fundamental perusahaan tersebut, bukan sekadar membeli banyak saham. Pada kenyataannya, Buffett memiliki hampir 25 saham. Buffett bilang, jika memegang terlalu banyak saham, misalnya 50 saham, maka sulit untuk mengikuti perkembangan fundamental masing-masing saham.
Ketiga, “Don’t just buy shares, be a business owner.” Investor sering lupa bahwa di balik saham ada sebuah bisnis yang butuh waktu untuk bertumbuh. Sebagian besar saham yang ada di portofolio Buffett adalah saham perusahaan barang konsumsi dan makanan, bank atau jasa keuangan, serta bisnis ritel. Pilihan sahamnya konsisten dengan prinsip investasi jangka panjang.
Keempat, “Don’t get into debt.” Buffett tidak suka berutang, apalagi untuk berinvestasi saham. Bahkan dia tidak tertarik untuk membeli saham perusahaan yang utangnya lebih banyak daripada ekuitas.
Prinsip menggunakan ekuitas untuk berinvestasi saham ini konsisten dengan prinsip berinvestasi secara jangka panjang. Harga saham sangat fluktuatif sehingga penggunaan ekuitas memberikan kemampuan bagi investor untuk tidak menjual sahamnya pada saat harga jatuh.
Kelima, “Allocate capital efficiently.” Buffett sigap dalam mengalokasikan keuntungan dari satu bisnis ke bisnis baru yang dianggap prospektif. Berkshire Hathaway adalah perusahaan asuransi yang menerima premi di depan dan membayar kemudian hari. Ini memberikan dana besar bagi Buffett untuk berinvestasi di berbagai bisnis.
Keenam, “Think independently.” Buffett tinggal di Omaha, sekitar 1.800 kilometer dari Wall Street. Dia menyatakan bahwa semakin jauh dari hiruk pikuk bursa saham semakin baik. Ini membuat investor jangka panjang kurang dipengaruhi oleh kehebohan jangka pendek.
Buffett terkenal tidak peduli apa kata dunia. Tidak hanya dalam berinvestasi, tetapi dalam memilih makanan dan masalah percintaan. Salah satu kisah sukses Buffett adalah saat membeli sejumlah besar saham Coca Cola. Meskipun mayoritas analis saham dan pelaku pasar menganggap bahwa harga saham Coca Cola kemahalan, dia malah berpikir sebaliknya.
Ketujuh, “Always be ready to break your own rule.” Buffett membuat peraturan dalam berinvestasi dan disiplin dalam menerapkannya. Namun, Buffett tidak akan ragu untuk melanggar peraturan tersebut bilamana diperlukan, misalnya, jika kondisi berubah.
Terakhir dan yang paling sulit kita tiru, “Give it away.” Buffett menyumbangkan uang senilai US$ 31 miliar atau Rp 300 triliun kepada Bill Gate’s Foundation. Prinsip terakhir menunjukkan bahwa bagi Buffett uang bukan segalanya. Ini juga tecermin dari gaya hidupnya yang amat sederhana. Mungkin Buffett terinspirasi pepatah Jawa yang dipelesetkan oleh Butet Kertarajasa: “Urip mung mampir ngguyu…”