kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
KOLOM / bigdata

Strategi pemilu & penggalian data

oleh Feris Thia - Founder of Lightora UMN Incubator


Senin, 20 Juni 2016 / 10:01 WIB
Strategi pemilu & penggalian data

Reporter: Feris Thia | Editor: hasbi.maulana

Barack Obama, Presiden Amerika Serikat ke-44, akan mengakhiri masa jabatannya sebentar lagi setelah memenangkan dua kali pemilu pada tahun 2008 dan 2012. Selain faktor kharisma dan kepribadian yang disukai publik, tahukah Anda kalau di balik kesuksesannya pada tahun 2012 ada andil dari tim ahli dan teknologi data analytic?

Dilansir dari infoworld.com, yang paling bertanggung jawab dan perlu diapresiasi untuk inisiatif analytics-driven campaign ini adalah Jim Messina, manajer kampanye Obama. Setiap staf yang tidak memberikan data intensif akan dapat evaluasi yang buruk.

Tentunya penggunaan metode dan teknologi analisa sudah lumrah digunakan dalam berbagai kampanye politik namun dalam level yang sangat individualis. Yang membuat berbeda kali ini adalah input data seluruhnya diintegrasikan dengan teknologi dan diolah tim terpadu yang terdiri dari sekitar 100 orang. Tim analis dan engineer ini tersebar di headquarter pusat, cabang, dan di lapangan.

Tujuan tim kampanye ini adalah untuk memaksimalkan tiga angka key performance index (KPI) yang akan mendongkrak perolehan suara, yaitu jumlah registrasi, jumlah aktivitas bujukan, dan hasil. Mereka harus mendorong target untuk mendaftarkan diri, membujuk non-pemilih atau non-simpatisan untuk beralih memilih Obama, dan memastikan mereka hadir dan memilih di hari H.


Namun untuk mencapai tujuan tersebut tentunya memerlukan biaya tidak sedikit, bagaimana mengoptimalkan dana yang ada dan menyasar calon pemilih yang tepat? Jawabannya ada pada dua platform teknologi yang dibangun, yaitu AirWolf dan Media Optimizer.

AirWolf bertugas menyelaraskan temuan tim survei di lapangan dan tindak lanjut oleh tim digital sehingga momentum tidak lewat. Selagi hot, perlu diberikan respon yang cepat dan tepat.

Ketepatan respon ini dapat dimungkinkan dengan otomatisasi pesan email yang sangat personal berdasarkan ruleset yang telah disusun oleh tim analis. Calon pemilih akhirnya merasa sangat diperhatikan, intim dan ujung-ujungnya meningkatkan loyalitas mereka secara signifikan.

Dengan Media Optimizer, tim kampanye dapat memperoleh 360-degree view atau pandangan menyeluruh terhadap semua karakter dan perilaku calon pemilih. Segmentasi pun dilakukan untuk membedakan calon pemilih yang dapat dibujuk dan tidak.

Iklan pun dibuat tidak menyasar seluruh kalangan dan media, tapi untuk saluran pilihan seperti TV kabel dan dilakukan juga hanya pada saat pada jam tertentu. Target iklan seperti ini ternyata mendapatkan respon yang sangat baik.

Pada hari H, Obama memenangkan 332 electoral vote sedangkan saingannya Mitt Romney hanya memenangkan 206 electoral vote. Hasil ini mengantarkan Obama untuk menjabat presiden Amerika Serikat untuk kedua kalinya.

Walaupun berkaitan dengan kampanye politik, inisiatif big data dari tim Messina sangat relevan dengan bisnis. Intinya adalah perlunya kesadaran bahwa data itu sangat berguna dari berbagai tingkat, perlunya tim yang terpadu dan jelas alur kerjanya, dukungan platform teknologi yang cepat dan tepat untuk melakukan integrasi data, dan model analisa yang sangat efektif sehingga hasilnya dapat digunakan untuk mengambil keputusan cepat, seperti dimana dan kapan pengalokasian iklan yang tepat.

Agar Anda sebagai pelaku bisnis mau dan juga bisa merasakan manfaat data, Kontan Academy secara berkala menyelenggarakan seminar dan workshop yang menghadirkan praktisi dan bisnis yang telah menerapkan metodologi dan teknologi Big Data dan Artificial Intelligence untuk mencapai keunggulan kompetitif.

Sumber Harian KONTAN edisi 13 Juni2016 



TERBARU

×