kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
KOLOM / financialwisdom

Memiliki perusahaan

oleh Eko P. Pratomo - Senior Advisor PT BNP Paribas Investment Partners


Jumat, 21 Oktober 2016 / 22:33 WIB

Reporter: Eko P. Pratomo | Editor: hendrika.yunaprita

Jika Anda melihat urutan daftar orang kaya yang dibuat oleh majalah, lembaga riset atau siapapun, dengan berbagai versi dan kriteria, umumnya mereka yang tercantum dalam daftar adalah pengusaha sekaligus sebagai pemilik perusahaan menengah dan besar yang sukses. Harta mereka umumnya bertambah (walau bisa juga berkurang karena merugi), karena keuntungan dari perusahaan yang mereka miliki menghasilkan keuntungan cukup tinggi.

Kita semua tahu, persentase populasi pengusaha kategori menengah dan besar terhadap populasi penduduk di setiap negara selalu jauh lebih kecil dari persentase pekerja. Lalu sebagai pekerja apakah kita masih bisa turut menikmati keuntungan yang relatif tinggi dari perusahaan-perusahaan seperti para pengusaha tersebut? Bisa! Apakah harus menjadi pengusaha untuk memiliki perusahaan? Tidak selalu!

Walau semua orang bisa jadi pengusaha, tapi tidak semua orang ingin, berbakat atau memiliki kemampuan menjadi pengusaha. Untuk menjadi pemilik perusahaan, tidak selalu harus menjadi pengusaha yang menjalankan sendiri usahanya. Kita tetap bisa bekerja sebagai karyawan dan menjadi investor. Dengan berinvestasi langsung di bursa saham atau menjadi investor saham secara tidak langsung di reksadana saham kita bisa turut "memiliki" dan turut menikmati keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan yang kita "miliki".

Namun, walau investasi di perusahaan dengan memiliki saham memberikan keuntungan jangka panjang yang relatif tinggi dibandingkan dengan instrumen investasi lain, masih sedikit masyarakat yang berani berinvestasi di saham. Saham masih dipersepsikan sebagai investasi yang sulit dan berisiko tinggi.

Saham memang berisiko karena setiap hari diperdagangkan di bursa sehingga harga-harga semua saham bisa berfluktuasi. Ini yang menyebabkan banyak orang takut merugi jika terpaksa harus menjual sahamnya di harga yang lebih rendah dari harga ketika membelinya.

Investor saham dikategorikan dalam dua kategori, yakni yang bertujuan jangka pendek dengan jual beli saham aktif dan yang berinvestasi untuk jangka panjang. Masing-masing memiliki plus dan minusnya. Apapun pilihannya, memiliki saham perusahaan sesuatu yang patut dipertimbangkan, apalagi bagi kaum muda yang bisa memanfaatkannya untuk tujuan investasi persiapan pensiun mereka.



TERBARU

×