kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
KOLOM / financialwisdom

Kategori investor

oleh Eko Pratomo - Senior Advisor PT BNP ParibasInvestment Partners


Rabu, 23 November 2016 / 18:14 WIB
Kategori investor

Reporter: Eko Pratomo | Editor: hendrika.yunaprita

Setiap calon investor sebaiknya memahami dirinya termasuk kategori investor yang seperti apa? Pekan lalu kita sudah bahas tentang salah satu metode dengan pengisian kuesioner untuk menentukan apakah kita termasuk kategori investor konservatif, moderat atau agresif. Penggolongan jenis investor tidak hanya seperti yang disebut di atas, masih ada metode lain yang mengategorikan jenis investor.

Penentuan jenis kategori investor, selain memberikan gambaran bagi diri pribadi tentang tingkat atau toleransi penerimaan risiko investasi, juga akan menentukan kira-kira jenis instrumen investasi apa yang cocok dengan pribadi kita. Contoh yang diberikan dalam hal ini terbatas pada instrumen investasi keuangan.

Investor konservatif umumnya tidak menyukai atau bahkan menghindari risiko, dan lebih mengutamakan keamanan atas modal investasinya serta kepastian hasil investasi. Kalaupun mau mengambil risiko akan sangat terbatas. Deposito, obligasi pemerintah, reksadana pasar uang dan reksadana terproteksi adalah instrumen yang cocok untuk jenis investor seperti ini. Instrumen saham atau reksadana campuran dan reksadana saham mungkin belum saatnya masuk dalam alokasi investor konservatif.

Investor moderat, mulai berani terhadap risiko karena menyadari risiko sebagai konsekuensi mendapatkan imbal hasil lebih tinggi. Alokasi investasi pada instrumen depositonya mengecil, sementara instrumen obligasi, reksadana pendapatan tetap membesar. Begitu pula investasi pada reksadana campuran, saham dan reksadana saham bisa mecapai 30% atau 40%.

Investor agresif, (saya lebih suka menyebutnya progresif), adalah investor yang "menyenangi" risiko, bahkan sering disebut pencari risiko, karena berharap imbal hasil tinggi. Umumnya alokasi pada saham, reksadana saham dan reksadana campuran bagi investor progresif, lebih dominan dibandingkan alokasi pada deposito, obligasi atau reksadana pendapatan tetap.

Memahami diri kita termasuk kategori jenis investor seperti apa juga untuk menjaga "kenyamanan" hidup. Jika Anda memiliki saham dan ketika terjadi penurunan saham tidak panik, tidak enak makan dan tidak enak tidur, maka mungkin Anda salah menempatkan investasi karena tidak paham dimana kategori Anda sebagai investor.



TERBARU

×