kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
KOLOM / financialwisdom

Membuat Portofolio Investasi

oleh Eko Pratomo - Senior Advisor PT BNP Paribas Investment Partners


Senin, 09 Januari 2017 / 17:33 WIB
Membuat Portofolio Investasi

Reporter: Eko Pratomo | Editor: hendrika.yunaprita

Minggu lalu kita sudah bahas contoh sebuah portofolio investasi. Mengapa perlu membuat portofolio? Mengapa tidak berinvestasi pada satu jenis aset saja, misal saham saja atau emas saja? Jika Anda berinvestasi untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang, bukan sekadar mencari untung jangka pendek, maka membuat portofolio investasi menjadi salah satu solusi.

Coba simak contoh berikut. Toni, 35 tahun, seorang profesional, ingin siapkan modal usaha ketika pensiun 20 tahun dari sekarang. Ia ingin memiliki modal Rp 1 miliar dalam nilai sekarang. Dengan asumsi 5% per tahun, target dana Toni 20 tahun lagi jadi Rp 2,65 miliar. Apa opsi investasi untuknya?

Jika Toni belum memiliki modal awal sama sekali, ia bisa berinvestasi dengan cara mencicil bulanan. Jika ia memilih menyimpan uang tunai di rumah atau safe deposit box yang imbal hasilnya 0%, maka ia harus mencicil Rp 11 juta tiap bulan selama 20 tahun. Jika ia berinvestasi di deposito dengan imbal hasil rata-rata 4,8% per tahun, ia bisa menyisihkan Rp 6,4 juta per bulan selama 20 tahun.

Bagaimana bila ia hanya mampu mencicil Rp 3,5 juta per bulan? Ia mungkin masih bisa mencapai target investasi jika memiliki investasi dengan imbal hasil rata-rata 10% per tahun. Karena itulah Toni perlu menyusun portofolio investasi. Dengan asumsi 20 tahun ke depan rata-rata imbal hasil per tahun deposito 4,8%, obligasi 8% dan saham 15%, maka imbal hasil rata-rata 10% dapat dicapai dengan alokasi portofolio 10% di deposito, 50% di obligasi dan 40% di saham. Ekspektasi imbal hasil rata-rata portofolio tersebut 10,48% per tahun.

Jangka waktu investasi yang panjang memungkinkan Toni memanfaatkan instrumen yang tersedia, termasuk saham. Kebetulan Toni termasuk kategori investor moderat mendekati agresif, sehingga alokasi 40% saham cocok dengan profil risikonya.

Dengan membentuk portofolio, Toni juga menerapkan prinsip diversifikasi. Tentu saja dalam perjalanan asumsi hitung-hitungan imbal hasil di atas bisa berbeda dengan kondisi sebenarnya. Karena itu, Toni tetap harus memonitor dan menjaga agar tujuan investasinya tercapai.

Salah satunya dengan melakukan portfolio rebalancing, yang akan kita bahas kemudian. Toni juga diharapkan tidak mengambil keuntungan investasinya selama periode tersebut sehingga dapat menjadi bunga majemuk.



TERBARU

×