kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
KOLOM / financialwisdom

Transisi ke pasar modal

oleh Eko Pratomo - Senior Advisor PT BNP Paribas Investment Partners


Jumat, 03 Maret 2017 / 16:51 WIB
Transisi ke pasar modal

Reporter: Eko Pratomo | Editor: hendrika.yunaprita

Pekan lalu kita membahas Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dan Sukuk Ritel Indonesia (Sukri). Keduanya adalah inovasi pemerintah demi menghimpun dana masyarakat untuk digunakan pemerintah, sekaligus jadi lahan investasi masyarakat.

Kedua instrumen ini menarik karena bisa menjadi "jembatan" bagi investor yang belum pernah berinvestasi di instrumen pasar modal, sebelum terjun di saham. Kebanyakan masyarakat berinvestasi di produk perbankan (tabungan atau deposito), emas, atau tanah/properti. ORI dan Sukri bisa jadi transisi dalam memahami karakteristik produk investasi perbankan ke produk investasi pasar modal.

ORI dan Sukri masih memiliki karakteristik investasi seperti produk deposito. Tapi, keduanya sekaligus mempunyai karakteristik layaknya saham. Apa saja karakteristik "campuran" di instrumen tersebut? Pertama, ORI dan Sukri masih memiliki jaminan terhadap nilai pokok investasi seperti deposito, jika dicairkan hingga jatuh tempo. Kedua, ORI dan Sukri masih membayarkan dana tunai bunga atau imbal hasil secara periodik (bulanan atau triwulan) bak deposito.

Di sisi lain, ada karakteristik saham di ORI dan Sukri. Pertama, ORI dan Sukri bisa diperdagangkan seperti saham. Artinya, jika investor butuh dana tunai, ia tak perlu menunggu hingga jatuh tempo, namun bisa menjual ke investor yang mau membelinya (di pasar sekunder). Kedua, implikasi dari bisa diperdagangkannya ORI dan Sukri adalah timbul potensi keuntungan sekaligus risiko kerugian.

Adanya perdagangan ORI dan Sukri menjadi menarik bagi investor yang mau belajar, untuk mengetahui istilah pasar sekunder. Juga bagaimana menghitung harga wajar ketika akan membeli dan menjual, serta apa yang memengaruhi terbentuknya harga obligasi di pasar sekunder itu.

Proses menghitung harga suatu instrumen investasi ini, yang sering disebut sebagai proses valuasi, mungkin tidak pernah dilakukan ketika berinvestasi di deposito. Tapi, menjadi sangat perlu saat Anda berinvestasi di instrumen pasar modal, misalnya, obligasi dan saham.

Sebelum berinvestasi di instrumen saham, ada baiknya Anda mencoba "mencicipi" instrumen ORI dan Sukri. Proses ini sambil belajar memanfaatkan peluang dan memahami risiko yang bisa terjadi dalam perdagangan keduanya di pasar sekunder.



TERBARU

×