kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
KOLOM / financialwisdom

Alokasi Aset Taktis (2)

oleh Eko Pratomo - Senior Advisor PT BNP Paribas Investment Partners


Jumat, 16 Juni 2017 / 22:07 WIB
Alokasi Aset Taktis (2)

Reporter: Eko Pratomo | Editor: hendrika.yunaprita

Melanjutkan pembahasan tulisan sebelumnya tentang "penyimpangan" jangka pendek dari alokasi aset strategis portofolio yang Anda miliki, tulisan kali ini akan membahas apa dasar pertimbangan yang perlu diperhatikan, jika Anda ingin memiliki dan menerapkan alokasi aset taktis.

Beberapa pertimbangan tersebut antara lain, pertama, adanya dinamika pasar, di mana harga-harga dari instrumen investasi seperti obligasi dan (terutama) saham dapat naik dan turun dengan fluktuasi yang cukup tajam.

Kedua, investor memiliki asumsi, setelah suatu kenaikan atau penurunan harga-harga, masing-masing instrumen dapat memiliki kinerja lebih baik atau lebih buruk relatif terhadap instrumen lainnya yang ada di dalam portofolio. Ketiga, investor berusaha memanfaatkan kondisi pasar yang sudah terjadi tersebut untuk meningkatkkan kinerja, jika "prediksinya" terhadap arah gerak pasar ke depan benar.

Ambil contoh, aset alokasi strategis Anda adalah 50% obligasi atau reksadana pendapatan tetap (RDPT) dan 50% saham atau reksa dana saham (RDS). Adanya perubahan pasar berakibat pada perubahan nilai masing-masing reksadana dan berubah menjadi 40% RDPT dan 60% RDS.

Maka seharusnya Anda akan menjual sebagian RDS dan hasilnya dibelikan RDPT untuk portfolio rebalancing. Namun, Anda tidak kembali pada 50% RDPT dan 50% RDS, karena akan menerapkan "penyimpangan", misalnya +/-10% dari aset alokasi strategisnya, menjadi 60% RDPT dan 40% RDS.

Penerapan alokasi aset taktis ini tentunya mengasumsikan, setelah terjadi kenaikan harga saham, maka Anda "memprediksi" arah gerakan pasar ke depan akan terjadi penurunan harga saham atau kinerja obligasi akan relatif lebih baik daripada kinerja saham.

Penerapan alokasi aset taktis umumnya berjangka pendek, misalnya 3 bulan hingga 6 bulan, dan selanjutnya akan kembali melakukan portfolio rebalancing ke alokasi aset strategisnya.

Penerapan alokasi aset tersebut sering dikaitkan dengan upaya "market timing" untuk memanfaatkan fluktuasi pasar keuangan. Walaupun tujuannya adalah meningkatkan kinerja, namun aset alokasi juga mengandung risiko. Risiko alokasi aset taktis akan dibahas pada tulisan edisi berikutnya.



TERBARU

×