kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
KOLOM / siasatbisnis

Strategi E-Commerce Bonobos

oleh Jennie M. Xue - Kolumnis internasional serial entrepreneur dan pengajar, bisnis, berbasis di California


Senin, 20 November 2017 / 18:05 WIB
Strategi E-Commerce Bonobos

Reporter: Jennie M. Xue | Editor: hendrika.yunaprita

Bonobos.com, e-commerce retailer pakaian pria diakuisisi oleh Walmart senilai US$ 310 juta. Walmart telah mengakuisisi Jet.com senilai USD 3,3 miliar pada bulan September 2016 dan Modcloth di bulan Maret 2017. Akuisisi Bonobos oleh Walmart ini telah diekspektasi, sesudah Bonobos berpartner dengan Nordstrom di tahun 2012.

Diperkirakan, Walmart sedang membangun koleksi merek-merek online yang eksklusif dan laris manis. Merek-merek tersebut tidak begitu sinkron dengan image Walmart yang menargetkan kalangan menengah ke bawah dengan berbagai produk dengan kualitas pas-pasan. Ini tentu dengan tujuan tertentu.

Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Andy Dunn mendirikan pionir e-commerce retailer fashion Bonobos ini di tahun 2007. Empat tahun kemudian, mereka memperkenalkan toko brick and mortar guideshop dengan konsep menarik.

Konsep itu adalah bisa mencoba produk fashion di dressing room, tapi order dikirimkan langsung ke alamat pelanggan. Jadi, tidak ada stok banyak di setiap guide shops, hanya cukup untuk dicoba konsumen.

Ini ideal bagi mereka yang anti berbelanja online karena khawatir produk dan foto berbeda. Ini juga ideal bagi mereka yang ingin memastikan pas (fitting) berpakaian, mungkin karena ukuran tubuh yang unik atau dalam konteks pakaian yang lebih formal untuk event khusus.

Berikut beberapa strategi bisnis Walmart dan Bonobos yang patut dipelajari untuk diemulasi. Walmart is in war against Amazon and they want to win. Amazon yang semakin menggurita cukup mencemaskan manajemen Walmart. Namun Walmart punya upper hand dengan gerai-gerai mereka yang menjamur di seluruh dunia, sehingga order dapat diambil di lokasi fisik. Sedangkan Amazon lebih mengandalkan delivery langsung ke alamat via pos dan kurir.

Customers still love brands. Faktanya, pelanggan masih mencintai merek-merek populer yang menemani mereka bertahun-tahun di dunia maya. Jadilah Walmart melihat ini kesempatan menguasai pangsa pasar dengan mengakuisisi merek-merek yang telah sukses. Merek-merek tersebut menjadi penyeimbang model bisnis Walmart yang lebih konvensional sebagai departmet superstore, walaupun kini telah memfokuskan diri juga di dunia e-commerce.

Build a list of digital brands that's too good to resist. Selain merek-merek yang telah disebutkan di atas, Walmart juga telah mengakuisisi Marc Lore, Shoebuy, Moosejaw, dan Shoes.com. Merek-merek ini telah cukup lama menguasai pangsa pasar e-commerce dan digandrungi para milenial.

Targetting millennials. Konsumen milenial adalah masa depan e-commerce. Mereka adalah generasi pertama digital native dan berbelanja online merupakan default state. Dengan menguasai peritel kecintaan mereka, bisa dipastikan Walmart dapat mempertahankan pangsa pasar sebagai salah satu peritel terbesar di dunia.

Offline (business) isn't dead but changing. Guide shops are the future. Bisnis-bisnis offline tidak perlu khawatir akan masa depan bisnis ritel. bisnis online dan offline akan bersinergi dalam bentuk guide shops.

Diterjemahkan bebas oleh penulis pertama kali sebagai "toko acuan", bisnis online dilengkapi dengan toko fisik . Para konsumen dapat melihat, menyentuh, dan mencoba produk-produk yang dijual di toko-toko online.

Amazon juga telah memiliki toko acuan yang masih dalam tahap percobaan. Sedangkan Walmart telah menang satu skor dengan gerai-gerai mereka yang telah lama menancapkan kaki di dunia. Bonobos dengan guide shops. Mereka telah membantu memperdalam kebiasaan baru, yakni mencoba dulu baru membeli.

Use everyday guys as models. They are "renaissance" men. They are changing the world through their little corner. Bonobos.com menggunakan foto model para pria berpengaruh self made berprestasi dengan karya-karya mereka sebagai aktivis, pekerja seni, pekerja intelektual, dan pakar di bidangnya. Mirip dengan The American Apparel yang menggunakan home-grown models, namun berbeda dari segi representasi.

Redefining masculinity. Para model Bonobos yang berkarakter positif dan menginspirasi dunia sekeliling mereka merupakan jiwa bisnis yang membedakannya dengan gerai-gerai feseyn pria lain di dunia maya maupun brick-and-mortar. Bahkan dengan image dari para model renaissance tersebut, Bonobos telah meredefinisikan maskulinitas itu sendiri.

Akhir kata, bisnis berbasis e-commerce sudah masuk ke dunia mainstream. Dalam beberapa tahun di muka, malah e-commerce merupakan mainstream dan toko-toko konvensional membutuhkan cara baru untuk memenangkan hati konsumen.

Konsep guide shops merupakan salah satu jawaban, yakni bagaimana menggabungkan konsep ritel maya dengan konvensional.



TERBARU

×