kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
KOLOM / siasatbisnis

Sang Legendaris, Parfum Chanel No. 5

oleh Jennie M. Xue - Kolumnis internasional serial entrepreneur dan pengajar, bisnis, berbasis di California


Selasa, 27 Maret 2018 / 15:54 WIB
Sang Legendaris, Parfum Chanel No. 5

Reporter: Jennie M. Xue | Editor: hendrika.yunaprita

Di tahun 2009, parfum Chanel No. 5 mendapat gelar The Most Seductive Scent berdasarkan pool internasional. Fenomena ini sungguh menarik mengingat pertama kali dipasarkan pada tahun 1921. Kini, usianya telah mencapai 98 tahun.

Kehebatan parfum ini sangat erat hubungannya dengan Mademoiselle Coco Chanel, desainer fashion yang mengubah kultur berpakaian para perempuan Prancis di awal abad lalu. Masa lalunya sederhana.

Ia putri seorang pencuci pakaian dan pedagang asongan di pasar. Ketika orang tuanya meninggal dunia, ia dibesarkan oleh para biarawati di Aubazine.

Sebenarnya bagaimana perjalanan parfum legendaris Chanel No.5 itu? Unik. Sebagai fesyen desainer, Coco Chanel perlu mengukur dan mendandani para perempuan sosialita di masa itu. Ternyata, tidak sedikit dari mereka yang mempunyai bau tubuh kurang sedap.

Bagi Chanel, para pemakai desainnya perlu menebarkan wangi sesegar desain mode yang mereka kenakan. Jadilah ia mencari pakar parfum yang dikenal sebagai nose.

Di masa itu, wewangian sitrus, seperti lemon, jeruk dan bergamot sangat digemari, tapi biasanya tidak bertahan lama di kulit. Sesungguhnya, para pakar parfum kala itu telah berhasil memisahkan aldehydes yang telah mampu menghasilkan jenis wangi tersebut.

Di tahun 1920, ketika berlibur di Cote d'Azur, ia bertemu dengan pakar parfum bernama Ernest Beaux. Mereka bekerja sama setelah beberapa bulan mencari wangi yang sesuai.

Setelah sepuluh sampel wewangian diuji coba, Chanel menyukai parfum nomor 5. Ya, sejarah nama populer tersebut ternyata sederhana.

Uniknya lagi, ada gosip bahwa sebenarnya parfum nomor 5 tersebut adalah hasil "kecelakaan" karena asisten Beaux memasukkan terlalu banyak aldehyde. Chanel No.5 mengandung sari melati, mawar, sandalwood dan vanila yang khas cita rasa bunga dengan sedikit sentuhan sabun wangi.

Unsur bersih sangat terasa. Pemakai seakan-akan baru selesai mandi dengan sabun yang bertahan lama di kulit.

Aktivasi merek Chanel No. 5 dilakukan dengan sederhana, tapi. Coco Chanel mengundang Beaux dan para sahabat sosialita ke restoran berkelas di Riviera untuk merayakan peluncuran parfum tersebut.

Dengan menyemprotkan parfum di sekitar meja makan, para undangan dan pengunjung terekspos secara alami. Mereka terkesima dan menanyakan jenis parfum tersebut dan bisa dibeli di mana.

Bagi Coco Chanel, ini adalah bukti kedahsyatan parfum Chanel No.5 ini. Dan terbukti ia adalah disruptor parfum sepanjang sejarah fesyen dan industri parfum.

Sejak Chanel No.5 meledak di pasar, parfum-parfum dari rumah-rumah mode lainnya di Paris mendapatkan ilham meluncurkan parfum serupa. Di sinilah milestone penting perkembangan parfum modern internasional.

Selain wanginya yang membentuk sejarah, bentuk botolnya sangat disruptif di masa itu. Dengan tutup diamond cut yang diinspirasi oleh The Place Vendome di Paris, bentuk persegi botolnya masih tetap digunakan hingga hari ini.

Tiga puluh tahun setelah peluncuran di tahun 1921, botol Chanel No.5 menjadi ilham lukisan Andy Warhol yang kontemporer. Lukisan retro berwarna cerah ini menjadi masterpiece.

Chanel No. 5 juga membentuk sejarah di dunia periklanan Amerika Serikat (AS). Parfum ini merupakan parfum pertama yang pernah diiklankan dalam acara televisi langsung kejuaraan football AS the Super Bowl.

Di tahun 1937, Coco Chanel menjadi bintang iklan Chanel No.5 untuk majalah fesyen Harper's Bazaar dengan latar belakang The Ritz. Merek Chanel No.5 semakin melegenda dengan endorsement dari para bintang Hollywood dan ikon kultural. Seperti Marilyn Monroe, Catherine Deneuve, Candice Bergen, Lauren Hutton and later Nicole Kidman, Audrey Tautou, Brad Pitt, dan Gisele Bundchen.

Regulasi Uni Eropa mengenai parfum di tahun 2014 melarang penggunaan atranol, chloroatranol dan oak moss. Padahal, Chanel No.5 menggunakan sumber wangi oak moss, yang dapat menyebabkan reaksi alergi dermatitis.

Namun, wangi oak moss diperbolehkan sepanjang dua jenis molekul atranol dan chloroatranol di substraksi. Substraksi ini membutuhkan proses reaksi kimia yang tepat, agar wangi tetap identik dengan versi yang lama, namun aman bagi para penderita alergi.

Minimal ada tiga hal yang dapat kita pelajari dari perjalanan penciptaan parfum legendaris ini. Pertama, kolaborasi dengan pakar yang tepat mengakselerasi progres. Kedua, terkadang "kesalahan" ramuan malah membawa disrupsi. Ketiga, taktik pemasaran kreatif di audiens yang tepat adalah salah satu kunci sukses.



TERBARU

×