kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
KOLOM / financialwisdom

Memiliki Perusahaan

oleh Eko Pratomo - Senior Advisor PT BNP Paribas Investment Partners


Selasa, 10 Juli 2018 / 10:00 WIB
Memiliki Perusahaan

Reporter: Eko Pratomo | Editor: hendrika.yunaprita

Berinvestasi di saham berarti ikut memiliki perusahaan tersebut. Namun, tidak semua investor yang berinvestasi di saham perusahaan publik melalui bursa efek, merasa menjadi pemilik perusahaan yang sahamnya mereka beli.

Membeli saham melalui perusahaan efek jadi terasa berbeda dengan investor yang memiliki saham secara langsung pada perusahaan-perusahaan swasta. Terlebih lagi jika investor tersebut adalah bagian dari pendiri perusahaan, bahkan ikut mengelola perusahaan tersebut, serta memiliki porsi kepemilikan yang relatif besar.

Menjadi investor pada saham publik melalui bursa, terlebih lagi jika tujuannya hanya untuk meraih keuntungan jangka pendek dengan memanfaatkan fluktuasi harga yang terjadi, boleh jadi tidak harus merasa menjadi pemilik perusahaan dan memikirkan bagaimana kinerja perusahaan tersebut.

Untuk investasi dengan tujuan seperti ini, mungkin yang dipentingkan adalah faktor likuiditas saham di pasar, analisa teknikal dari harga yang terbentuk dan news atau berita yang akan mengarahkan kepada kemungkinan harga saham, apakah harga akan naik atau justru turun.

Tetapi bagi sebagian investor lainnya, terutama yang berinvestasi untuk jangka panjang, dalam berinvestasi di saham publik melalui bursa, walau hanya dengan kepemilikan saham yang jumlahnya relatif (sangat) kecil, bisa jadi tidak ada bedanya dengan memiliki usaha sendiri. Artinya, investor saham yang berinvestasi untuk jangka panjang ini berharap akan ada apresiasi nilai saham yang dimilikinya dalam jangka panjang.

Jika investor jangka pendek lebih berorientasi pada analisa teknikal, dengan tingkat aktivitas transaksi jual dan beli yang relatif tinggi, maka investor jangka panjang lebih mengutamakan analisa fundamental serta umumnya meminimalisir aktivitas transaksi.

Investor jangka panjang berinvestasi seolah memiliki usaha sendiri dan perlu melakukan analisa tentang jenis usaha beserta potensi pasarnya, posisi perusahaan dalam industri, produk atau jasa yang dijualnya, manajemen perusahaan, kinerja historis dan prospeknya, serta hal lainnya yang perlu dianalisa, sebelum memutuskan untuk membeli dan menjadi bagian dari pemilik perusahaan. Mereka tak hanya sekadar memiliki beberapa lembar saham.



TERBARU

×