kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
KOLOM /

Optimisme di sektor properti


Selasa, 13 Oktober 2020 / 18:02 WIB
Optimisme di sektor properti
ILUSTRASI. Ellen May, Pengamat Pasar Modal dan pendiri Ellen May Institute.


Reporter: Harian Kontan | Editor: Harris Hadinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor properti diproyeksikan tumbuh positif di masa depan. Pendapatan pra penjualan diperkirakan tumbuh 63% quarter on quarter (QoQ) di kuartal tiga tahun ini, setelah melemah di kuartal dua.

Pemulihan ini ditopang oleh peluncuran proyek baru rumah tapak yang menyasar segmen menengah ke bawah. Kontribusinya mencapai 76% dari penjualan awal di sembilan bulan pertama tahun ini.

Sementara itu, Pemprov DKI Jakarta kembali melonggarkan pembatasan social berskala besar (PSBB) sejak 14 September lalu. Kondisi ini menjadi peluang positif bagi emiten property pemilik mal, seperti PWON & SMRA, meski dengan protokol kesehatan dan pembatasan kapasitas pengunjung.

Di sisi lain, vaksinasi Covid-19 ditargetkan bisa dilakukan pada awal November 2020. Hal ini diharapkan akan segera menormalkan mobilitas.

Bumi Serpong Damai (BSDE)

BSDE membukukan presales sebesar Rp3,9 triliun pada sembilan bulan pertama tahun ini, atau 55% dari total target 2020. Penjualan tersebut ditopang oleh penjulan properti perumahan tapak.

Di sisi lain, BSDE tetap mempertahankan target penjualan di saat penjualannya turun. Adapun total land bank yang dimiliki lebih dari 4.700 hektare (ha) dan diprediksi masih cukup untuk pengembangan 20-30 tahun ke depan.

Secara teknikal, tren BSDE saat ini cenderung sideways. Namun apabila ingin masuk, bisa entry buy ketika breakout di level Rp 855.

Ciputra Develompment (CTRA)

CTRA membukukan presales sebesar Rp 3,8 triliun pada sembilan bulan pertama tahun ini, atau 84% dari total target 2020. Presales ditopang oleh proyek low segment landed residential di pinggiran Jakarta.

Pada kuartal tiga lalu CTRA mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar Rp 1,75 triliun. Realisasi penjualan ini cukup bagus dibandingkan dengan kompetitornya.

Selain itu, CTRA diprediksi dapat mencapai target penjualan pada akhir tahun sebesar Rp 4,5 triliun. Ini seiring adanya peluncuran proyek cluster baru di Makassar.

Secara teknikal, tren CTRA saat ini cenderung sideways. Namun entry buy bisa dilakukan ketika CTRA breakout di level Rp 810.

Pakuwon Jati (PWON)

PWON membukukan presales sebesar Rp 726 miliar pada sembilan bulan pertama tahun ini, atau 73% dari target penjualan 2020. Sedangkan penjualan di kuartal tiga lalu sebesar Rp 225 miliar turun 27,7% YoY. Presales ini ditopang oleh penjualan apartemen dan proyek residensial di Surabaya.

Secara teknikal, tren PWON saat ini cenderung sideways. Namun ketika PWON breakout di level Rp 438, entry buy bisa dilakukan.

Summarecon Agung (SMRA)

SMRA membukukan presales sebesar Rp 2,0 triliun pada sembilan bulan pertama tahun ini, atau 81% dari target penjualan 2020. Presales tersebut ditopang peluncuran proyek di Serpong, Bandung dan Bekasi. Adanya launching proyek greendfield di Bogor, Jakarta Selatan, dapat menopang target presales 2020.

Secara teknikal, tren SMRA saat ini cenderung sideways. Namun apabila ingin masuk, entry buy ketika saham breakout di level Rp 700.

Jadi, sektor properti sangat diuntungkan adanya pengesahan omnibus law, karena diproyeksikan iklim investasi di Indonesian akan membaik. Secara teknikal tren properti saat ini cenderung sideways.

Apabila tidak ingin terbawa sideways, maka bisa dicermati area entry buy. Dapat diprediksi, seiring kasus Covid-19 yang semakin menurun dan penemuan vaksin, maka tren pemulihan saham sektor properti akan lebih cepat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×