kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
KOLOM / wakeupcall

Kenapa Dividen Menarik Pelaku Pasar?

oleh Yohanis Hans Kwee - Direktur Utama PT Investa Saran Mandiri


Selasa, 10 Juli 2018 / 10:10 WIB
Kenapa Dividen Menarik Pelaku Pasar?

Reporter: Yohanis Hans Kwee | Editor: hendrika.yunaprita

Setelah laporan keuangan full year emiten keluar antara Februari-Maret, sesudah itu pelaku pasar memasuki musim dividen. Perusahaan mulai mengumumkan pembagian dividen kepada pemegang saham. Saat ini, banyak praktisi dan pemerhati pasar masih mendiskusikan kebijakan dividen, terutama apakah sebenarnya pembagian dividen menguntungkan atau tidak bagi pemegang saham.

Pembagian dividen bisa dibilang termasuk salah satu kewenangan manajer keuangan perusahaan. Keputusan terkait pengembalian kepada pemegang saham ada di tangannya. Setelah perusahaan berinvestasi, beroperasi dan menghasilkan keuntungan, manajer keuangan harus berpikir tentang apa yang dilakukan untuk mengembalikan hasil kepada pemegang saham.

Ada beberapa pilihan, yaitu dalam bentuk dividen tunai, pembelian kembali saham atau dalam laba ditahan. Ketika dividen tunai dibagikan, emiten mengambil kas dan mengurangi jumlah laba ditahan.

Sedangkan ketika buyback saham, perusahaan mengeluarkan kas untuk membeli saham dan menambah treasury stock, sehingga saham beredar berkurang dan earning per share (EPS) meningkat. Buyback saham diharapkan menaikkan harga saham akibat kenaikan EPS dan demand saham di pasar akibat pembelian kembali.

Investor yang butuh uang bisa menjual sebagian saham. Emiten juga dapat menjual sebagian saham di treasury stock ketika butuh dana, sehingga tak harus menerbitkan surat utang maupun saham baru (right issue).

Emiten juga bisa memutuskan laba dijadikan laba ditahan. Laba ditahan digunakan untuk ekspansi bisnis dan perluasan usaha, sehingga meningkatkan keuntungan perusahaan. Bila keuntungan meningkat, dengan sendirinya harga saham naik, sehingga kekayaan pemegang saham juga meningkat. Ketiga butuh dana, pemegang saham juga menjual sebagian saham yang dimiliki dan mendapat untung.

Banyak pendapat terkait dengan kebijakan dividen. Dividen dianggap punya manfaat bagi pemegang saham, karena meningkatkan kekayaan pemegang saham. Bila perusahaan beroperasi dan menghasilkan keuntungan, yang kemudian tidak didistribusikan kepada pemilik, maka akan terbentuk pencadangan dalam bentuk laba ditahan.

Harusnya perusahaan mengoptimalkan laba ditahan dengan mencari investasi yang menguntungkan, baik dengan ekspansi bisnis atau membuka divisi bisnis baru. Bila tidak terjadi, uang itu akan menganggur di rekening perusahaan dan hanya digunakan untuk investasi surat berharga atau disimpan di bank.

Return dana tersebut mungkin tidak optimal. Harusnya perusahaan membagi setiap dana sisa tersebut kepada pemegang saham. Perusahaan harus membiarkan pemegang saham mencari return paling optimal atas dana itu, baik dibelikan saham perusahaan lain atau pun investasi lain.

Selain itu dividen juga menyimpan sebuah kandungan informasi bagi pemegang saham. Di sini ada dua hipotesa terkait dividen, yaitu hipotesis pemerataan (smoothing hypothesis) dan hipotesis sinyal (signaling hypothesis).

Hipotesis pemerataan menduga keputusan dividen dipengaruhi pencapaian kinerja perusahaan di masa lalu sampai saat ini. Perusahaan membagikan dividen karena kinerja yang baik di masa lalu dan membuat pemerataan untuk menjaga ekspektasi pemegang saham. Perusahaan berusaha mempertahankan jumlah nominal dividen yang dibagi dan hanya menambah dividen bila yakin dividen ke depan tidak akan turun. Pemerataan dividen dilakukan dengan membentuk pencadangan dalam bentuk laba ditahan.

Hipotesis sinyal punya keyakinan dividen merupakan sinyal kepada pemegang saham bahwa perusahaan beroperasi dengan baik, sehingga menghasilkan arus kas bebas (free cash flow). Semua manajemen perusahaan menyampaikan kepada pemegang saham bahwa perusahaan mereka bagus.

Perusahaan yang benar-benar bagus menghasilkan free cash flow dan berani membagikannya ke pemegang saham. Sebagai sinyal, perusahaan hanya membagikan dan atau menaikkan dividen ketika yakin mampu mempertahankan dividen atau menaikkannya kembali di masa depan. Sinyal dividen naik memberikan indikasi kinerja perusahaan ke depan akan lebih baik lagi, sedangkan sinyal dividen turun merupakan kebalikannya.

Penulis pernah meneliti dengan sample perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dan membagikan dividen tunai. Data diambil dalam 10 tahun dan berusaha melihat dampak dividen tunai terhadap harga saham di bursa.

Hasil penelitian menemukan perusahaan yang secara konsisten menaikkan dividen dari tahun ke tahun ternyata secara signifikan punya kinerja return harga saham lebih baik dibanding perusahaan yang dividen tunainya berubah dari waktu ke waktu. Tapi kedua perusahaan dengan kenaikan dividen secara konsisten dari tahun ke tahun selama 10 tahun ternyata punya kinerja kenaikan harga saham jauh lebih tinggi, dibandingkan perusahaan yang tidak melakukannya.

Berangkat dari hal tersebut, perusahaan perlu mempertimbangkan kebijakan mempertahankan kenaikan nominal dividen dibanding kebijakan dividend payout ratio (DPR) yang tetap atau naik. Ternyata pasar lebih merespons positif nominal dividen yang naik dari waktu ke waktu dibanding kebijakan payout ratio.

Bagi para investor, kenaikan dividen secara konsisten memberikan sinyal kinerja perusahaan adalah baik dan cenderung akan punya kinerja, harga dan return yang baik di masa depan.



TERBARU

×