Reporter: Yohanis Hans Kwee | Editor: hendrika.yunaprita
Banyak cerita tidak bersahabat terkait investasi, sehingga membuat banyak orang ragu berinvestasi, dan memilih menyimpan dananya di tabungan. Padahal dalam konsep perencanaan keuangan, tabungan dan deposito sering kali bukan merupakan pilihan tepat untuk akselerasi kekayaan agar bisa mencapai kebebasan keuangan di masa depan. Bunga yang diperoleh tidak berbeda jauh dari inflasi, sehingga peningkatan kekayaan secara riil menjadi rendah atau lambat.
Investasi seringkali dianggap sesuatu yang rumit dan susah, apalagi kalau bicara investasi langsung di pasar modal dengan membeli saham. Pasar saham bagaikan misteri bagi sebagian besar orang, mulai dari mekanisme investasinya sampai soal pilihan saham. Bagaimana memilih saham yang layak investasi sehingga bisa naik dan menguntungkan?
Dari ratusan saham, memilih saham menjadi pekerjaan yang tidak mudah. Selain itu, kapan waktu yang tepat membeli saham tersebut dan siapa yang harus didengar? Strategi investasi atau trading yang harus dilakukan?
Beberapa kali krisis ekonomi menerpa di berbagai belahan dunia dan juga berimbas pada Indonesia. Ketika krisis datang dan pasar saham turun, banyak orang rugi besar, bahkan bangkrut. Tak sedikit yang kapok berinvestasi.
Belum lagi efek berita negatif yang menyebar lebih cepat dari berita positif. Banyak yang percaya investasi di pasar saham rumit, sulit dipahami dan penuh risiko, sehingga lebih baik diserahkan kepada profesional.
Banyak yang percaya orang biasa tidak bisa menjadi investor di pasar saham. Anggapan yang berkembang, investor saham harus pintar, memiliki latar belakang pendidikan bisnis, menguasai perhitungan matematika yang kompleks dan program komputer yang canggih, serta waktu untuk memantau harga saham.
Memang, sebagian syarat itu ada benarnya. Sebab agar sukses di bidang apapun, seseorang perlu memiliki ilmu dan melalui sebuah proses waktu yang cukup panjang. Tetapi pernyataan investasi saham hanya cocok untuk kaum tertentu saja dijamin tidak benar.
Warren Buffett, seorang tokoh investor nilai (value investor), membuktikan hal berbeda. Buffett berhasil membuktikan bahwa menjadi investor saham sukses tidak serumit yang dipikirkan orang. Tercatat, Buffett berhasil menjadi salah satu orang terkaya di dunia dalam beberapa tahun terakhir.
Berbeda dengan kepercayaan banyak orang terkait investasi di pasar saham, Buffett mengatakan investasi saham tidak rumit, bahkan semua orang yang punya kecerdasan rata-rata mampu menjadi investor sukses. Setiap orang tidak butuh penasihat profesional untuk sukses berinvestasi di saham.
Buffett menyampaikan beberapa prinsip terkait investasi di saham. Dasar dari investasi yang baik adalah yang mudah untuk dimengerti. Karena itu, Buffett hanya berinvestasi pada bisnis yang mudah dipahami, solid dan bertahan dalam waktu yang lama. Penyebab kesuksesan bisnis tersebut mampu dijelaskan dengan sederhana dan mudah dipahami.
Inti dari prinsip atau filosofi investasi Buffett ini sebenarnya adalah kesederhanaan. Lewat prinsip ini tidak diperlukan pemahaman matematika atau persamaan yang rumit untuk melakukan proyeksi harga ke depan. Tidak juga diperlukan latar belakang pendidikan keuangan atau bisnis yang tinggi untuk investasi saham.
Investor tidak perlu tahu dan bisa membuat proyeksi bagaimana kondisi ekonomi, kondisi suatu negara atau pasar saham di masa depan. Investor tidak perlu memecahkan teori-teori terbaru tentang investasi atau keuangan, bahkan lebih baik tidak mengetahuinya agar tidak terjebak kerumitan.
Prinsip sederhana Buffett ini menganjurkan investor membeli perusahaan yang proses bisnisnya sederhana dan mudah dipahami. Bagaimana perusahaan menciptakan penjualan sampai menjadi uang/kas, atau bagaimana proses bisnis dari awal sampai akhir, harus mudah dipahami dan dimengerti oleh investor. Jadi idealnya investor mengetahui dari proses membeli bahan baku, proses produksi, penyimpanan, penjualan serta biaya-biaya yang timbul.
Investor perlu mencari bisnis yang pengembangannya mudah dipahami dan punya prospek di masa depan. Buffett juga menganjurkan membeli perusahaan yang hebat tadi dengan memperhatikan apakah pengelola atau manajemen merupakan orang jujur dan kompeten di bidangnya. Jadi, sebenarnya membeli saham seperti membeli bisnis, sehingga investor jangan memfokuskan diri pada harga di pasar, tetapi fokus pada bisnis perusahaan tersebut.
Penulis sendiri berpendapat investor harusnya lebih fokus pada perusahaan yang bisnisnya dipahami investor. Ambil contoh, ada seorang investor yang bekerja di industri farmasi. Tentunya, dia memahami bagaimana industri farmasi bekerja. Maka ketika ia membeli saham perusahaan farmasi, investor sudah melakukan prinsip Buffett ini. Mungkin industri farmasi kompleks bagi sebagian orang, tetapi tidak bagi investor yang memahaminya.
Karena prinsip inilah Buffett tidak berinvestasi pada perusahaan yang bisnisnya rumit dan sulit dipahami, seperti perusahaan teknologi. Buffett tidak ikut-ikutan investasi pada perusahaan dot com ketika terjadi booming akhir tahun 1990 dan awal tahun 2000-an.
Waktu itu industri dot com begitu diminati dan harga saham di sektor ini naik begitu tinggi. Investor berburu saham dot com yang sebagian besar masih rugi dan membeli prospek dan harapan di masa mendatang. Terbukti, strategi ini berhasil. Pada akhirnya, Buffett tidak terkena efek kejatuhan industri dot com di tahun 2001.
Buffett dengan prinsip kesederhanaan ini juga berhasil mengembangkan investasinya di saham Washington Post, dari US$ 10,6 juta menjadi bernilai lebih dari US$ 1 miliar. Catatan lain di saham Coca-cola, di mana investasi senilai US$ 1 miliar sudah berkembang menjadi US$ 8 miliar.
Buffett juga membeli Geico Insurance senilai US$ 45 juta dan berkembang menjadi lebih dari US$ 1 miliar. Dia berhasil mengubah Berkshire Hathaway dari sebuah investasi gagal menjadi perusahaan dengan nilai lebih dari US$ 100 miliar, dengan menggunakan prinsip sederhana ini.
Tetapi semua ini tidak terjadi dalam jangka pendek. Butuh waktu puluhan tahun untuk melakukan seperti yang Buffett telah lakukan. Buffett biasa membeli perusahaan ketika harga rendah, di mana pelaku pasar sedang panik dan menjual saham tersebut. Ketika valuasi lebih tinggi dibandingkan harga saham, maka itulah waktu yang tepat untuk melakukan pembelian.
Setelah itu kesabaran yang akan mengantarkan investasi tersebut mencapai kesuksesan. Jadi, berinvestasi saham itu sederhana. Semua orang bisa melakukannya, termasuk Anda.