kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
KOLOM / wakeupcall

Prinsip Ekonomi dan Investasi Keynes

oleh Budi Frensidy - Pengamat Pasar Modal & Pasar Uang


Selasa, 08 Juli 2014 / 11:25 WIB
Prinsip Ekonomi dan Investasi Keynes

Reporter: Budi Frensidy | Editor: cipta

AWALNYA, para pendukung aliran klasik percaya John Maynard Keynes akan menyelamatkan ajaran Adam Smith. Kenyataannya, dia ingin membangun rumahnya sendiri, tempat ekonom tinggal dan bekerja di dalamnya.

Keynes percaya, rumah Smith kelak hanya digunakan sesekali seperti tempat peristirahatan. Saat sebagian besar ekonom berpengaruh menganut kapitalisme Adam Smith, Keynes sejak awal melihatnya hanya sebagai kasus khusus yang hanya dapat bekerja pada keadaan full employment.

Pada awal 1930-an, Keynes semakin kecewa dengan kapitalisme. Merujuk ke ajaran Sigmund Freud, Keynes mengatakan, mencari uang itu dapat menjadi kegilaan yang menjijikkan. "Sistem ini tidak cerdas, tidak adil, tidak baik dan tidak memberi manfaat. Kita tidak menyukainya dan akan menggantikannya."

Ia mengklaim, teori permintaan agregat lebih umum dan bisa berlangsung tanpa batas. Model dan rekomendasi kebijaksanaan Keynes merupakan serangan langsung ke sistem pasar bebas Smith. Menurutnya, tidak benar jika kepentingan individu dalam kebebasan alamiah umumnya baik.

Masyarakat idaman Smith hanya mimpi. Keynes menolak ide klasik bahwa kapitalisme akan menyesuaikan melalui tangan gaibnya. Keseimbangan akan tercapai dalam jangka panjang. Penyesuaian seperti ini tak ada gunanya, karena di jangka panjang, kita semua akan mati. Demikian ujar Keynes.

Keynes adalah putra seorang profesor ekonomi di Universitas Cambridge, tempat Keynes bersekolah hingga mendapat gelar matematika pada 1905. Menjelang akhir 1920-an, Keynes dikenal karena keahlian perdagangan mata uang, komoditas, dan saham.

Beberapa keputusan keuangan diambil saat dia masih di tempat tidur, setelah membaca koran dan laporan dari pialangnya. Tragisnya, Keynes salah membaca zaman dan gagal memprediksi depresi, sehingga portofolionya tersisa seperempat.

Dalam salah satu bukunya, dia mengakui, tahun 1926-1928, dia mengatakan, "Kita tidak akan mengalami crash di zaman kita". Kepercayaan diri berlebihan ini menyebabkannya hampir bangkrut.

Berdasarkan pengalaman pribadi ini, dia berkesimpulan, buruknya perilaku investor menjadi penyebab ketidakstabilan kapitalisme. Sejak itu, Keynes mengerti, harga saham tidak hanya dipengaruhi faktor fundamental.

Prinsip utama investasi Keynes adalah melawan arus. Menurutnya, jika saham atau komoditas diburu banyak orang, harganya naik dan tidak menarik lagi untuk investasi. Strategi ini terbukti sukses, karena Keynes meninggal dalam keadaan kaya raya. Portofolionya naik dari £ 16.000 pada tahun 1920 menjadi £ 411.000 saat dia wafat pada 1946. Saat itu, hanya ekonom keuangan David Ricardo yang memiliki kinerja investasi lebih baik.

Keynes sejak awal percaya, kapitalisme pada dasarnya tidak stabil dan tak selalu mengarah ke full employment. Di mata Keynes, ketidakstabilan sistem pasar bebas adalah biasa, apapun kondisinya. Jika ini terjadi, pemerintah perlu mengintervensi agar tujuan-tujuan makroekonomi tercapai sekaligus meminimalkan kerugian para pelaku pasar.

Dalam situasi seperti itu, pemerintah tak dapat mengandalkan mekanisme pasar bebas dengan tangan tak terlihatnya. Menurut dia, pemerintah jangan menurunkan harga dan upah, seperti anjuran aliran klasik, tapi kebijakan kontrasiklus, seperti kebijakan defisit saat ekonomi memasuki masa resesi dan depresi.
Keynes menganggap kebijakan fiskal (pengeluaran pemerintah dan pajak) yang bersifat kontrasiklus lebih efektif ketimbang kebijakan moneter (persediaan uang dan suku bunga). Dia tidak percaya, kebijakan menurunkan suku bunga membawa manfaat.

Memperbanyak persediaan uang juga tak efektif. Bank enggan menyalurkan sebagai kredit, mengingat tingginya risiko. Keynes menyebut ini perangkap likuiditas. Uang baru menumpuk tidak terpakai dan tidak diinvestasikan, karena preferensi likuiditas, yaitu keinginan memegang uang selama keadaan tidak pasti saat resesi.

Dalam pengantar buku klasiknya The General Theory of Employment, Interest and Money, Keynes menulis, paling sulit bukan menerima ide baru tapi meninggalkan ide lama yang telah begitu dipercayai kebenarannya. Walaupun generasi muda dan cerdas beralih ke aliran Keynesian sejak 1936, ekonomi lama masih diajarkan di siang hari, malamnya hampir semua orang mendiskusikan Keynes.

Manajemen permintaan agregat Keynes kembali mengubah ilmu ekonomi yang muram menjadi ilmu optimistis. Anjuran Keynes agar pemerintah menaikkan belanja terbukti mengeliminasi gejolak di sistem kapitalisme. Hingga kini kebijakan fiskal dan moneter diterapkan banyak negara dan saling melengkapi untuk mengatasi krisis. Ketika kebijakan inflasi dan suku bunga kurang efektif, pemerintah membuat terobosan fiskal melalui pemotongan/penghapusan pajak, subsidi, stimulus, proyek baru, dan lainnya.

Munculnya kebijakan moderat membuat rival utama aliran klasik yaitu marxisme ditinggalkan karena kinerjanya buruk. Keynes di atas Marx dan di bawah Smith sebagai tiga ekonom dunia paling berpengaruh.



TERBARU

×