kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
KOLOM / ceritalah

Tren Penelusuran Kelapa Sawit

oleh Karim Raslan - Pengamat Asia Tenggara


Selasa, 12 Agustus 2014 / 13:08 WIB

Reporter: Karim Raslan | Editor: cipta.wahyana

CARGILL, perusahaan pengolah makanan terbesar di Amerika telah menyatakan untuk hanya menggunakan pasokan minyak sawit yang dapat dilacak, dalam setiap produknya. Kebijakan ini berlaku efektif mulai 15 Juli 2014.

Ini berarti Cargill berkomitmen memanfaatkan minyak kelapa sawit yang tidak tumbuh di hutan dengan nilai konservasi tinggi (HCVF) dan lahan gambut. Mereka juga tidak akan menggunakan minyak kelapa sawit yang dihasilkan dari eksploitasi masyarakat adat.

Keputusan Cargill memperlihatkan adanya perubahan besar di industri kelapa sawit. Bahwa perusahaan tidak cukup sekadar bicara bahwa mereka hanya memproduksi atau membeli kelapa sawit berkelanjutan.

Tetapi apakah penelusuran atau pelacakan itu diperlukan? Penelusuran atau pelacakan (traceability) adalah proses validasi pada tiap tingkat produksi di industri kelapa sawit. Tujuan proses ini untuk memastikan bahwa setiap titik proses cukup berkelanjutan.

Mengapa penelusuran itu penting? Salah satunya yaitu memberikan bukti ke konsumen, masyarakat umum, dan pemerintah, bahwa klaim perusahaan yang hanya memproduksi minyak sawit berkelanjutan adalah benar.

Komoditas sawit terus menghadapi persaingan ketat dari komoditas alternatif karena kampanye hitam yang terus beredar atas dampak negatif yang dirasakan oleh lingkungan. Memang, walaupun ada sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) pada 2008, dan juga sertifikasi lain seperti ISPO, tetap saja industri kelapa sawit terus mendapat reputasi buruk.

Di satu pihak, masyarakat sipil, media massa, dan pesaing kelapa sawit disalahkan karena masalah ini. Padahal kenyataannya argumen soal minyak sawit berkelanjutan memang belum dibuat dengan sungguh-sungguh.

Melalui penelusuran, rantai pasokan minyak sawit dapat diakses oleh semua orang. Setiap titik asal –mulai dari perkebunan ke konsumen– harus didokumentasikan. Tingkat transparansi yang lebih tinggi digunakan sebagai bukti untuk pengawas industri bahwa rantai pasokan kelapa sawit berasal dari sumber yang jelas.

Penelusuran ini juga membantu untuk menyingkirkan perusahaan nakal yang gagal memenuhi standar ramah lingkungan. Dengan cara ini, setiap tetes minyak sawit mentah bisa ditelusuri, dan tentu memaksa perusahaan untuk mematuhi standar-standar ini untuk mencapai keberlanjutan yang nyata. Penelusuran juga bisa memberikan kontribusi positif bagi kehidupan masyarakat setempat. Sebagaimana seharusnya, proses tidak hanya memperhitungkan dampak lingkungan dari produksi minyak sawit, tetapi juga dampak sosialnya.

Penelusuran tidak hanya menunjukkan asal minyak sawit dari sumber yang ramah lingkungan, tetapi juga dari perkebunan yang bertanggungjawab kepada masyarakat lokal.

Lalu ada juga dari sisi konsumen yang perlu dipertimbangkan, bahwa masyarakat semakin peduli dengan apa yang mereka konsumsi. Konsumen saat ini semakin peduli kesehatan dan melek informasi. Hal ini terutama terjadi di pasar Asia yang semakin kaya dan canggih.

Penelusuran akan membantu produsen dan konsumen mengenali sumber dari setiap cacat atau masalah yang mungkin timbul. Hal ini memberi konsumen ketenangan pikiran dan menambah akuntabilitas produsen.

Jika produk minyak sawit gagal untuk memenuhi permintaan ini, reaksi dari konsumen cenderung cepat dan menyakitkan. Memang, bukan kebetulan jika perusahaan besar seperti Unilever telah mengumumkan bahwa semua minyak kelapa sawitnya akan 100% dapat ditelusuri pada akhir tahun ini setelah anak perusahaannya, Lipton berhasil mengkampanyekan topik penelusuran sawit di seluruh Eropa.

Penelusuran juga bisa memberikan kesempatan, bukan hanya penambahan syarat untuk dipenuhi produsen. Seperti disebutkan di atas, konsumen sekarang peduli terhadap asal barang yang mereka konsumsi.

Proses penelusuran dapat menjadi alat pemasaran yang kuat bagi minyak sawit Indonesia. Jika produsen Indonesia menerapkan konsep tersebut, maka minyak sawit dan produknya bakal mampu memenuhi tren kebutuhan masyarakat.

Apabila minyak sawit Indonesia dianggap berkelanjutan melalui rantai pasokan yang terlacak, tentu produsen lebih berkuasa dibandingkan dengan pesaing mereka. Tentu saja, untuk memenuhi persyaratan ketat dari keterlacakan adalah sebuah tantangan. Tapi manfaatnya akan sangat besar bagi semua pihak.



TERBARU

×