kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
KOLOM / wakeupcall

Efek Bulan Agustus di Bursa Saham Indonesia

oleh Budi Frensidy - Pengamat Pasar Modal & Pasar Uang


Selasa, 12 Agustus 2014 / 13:45 WIB
Efek Bulan Agustus di Bursa Saham Indonesia

Reporter: Budi Frensidy | Editor: cipta.wahyana

BANYAK orang percaya analis mempunyai kemampuan memprediksi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga beberapa bulan ke depan, bahkan sampai akhir tahun. Analis dan manajer investasi dianggap mempunyai pengetahuan, pengalaman dan segudang informasi pasar sehingga memiliki keahlian lebih baik dalam memandang pasar.

Kenyataannya, soal menebak IHSG ini, para analis juga tidak jarang meleset, terutama saat sentimen bergerak berlawanan arah dengan ekspektasi mereka. Contohnya, tidak ada analis yang mampu mengantisipasi IHSG akan terjun bebas lebih dari 50% pada tahun 2008 lalu, yaitu dari angka 2.746 ke 1.355.

IHSG bahkan sempat nyusruk ke posisi 1.100 pada bulan Oktober di tahun itu. Tahun lalu juga tidak banyak berbeda. Hanya satu-dua analis yang tepat memperediksikan bahwa IHSG akan berada di bawah 4.500.

Saya pun percaya IHSG pada tahun lalu akan berada di atas 4.500 atau meningkat mengikuti pertumbuhan ekonomi nominal Indonesia yang sekitar 14%, yaitu pertumbuhan ekonomi riil 5,8% plus inflasi 8,4%. Jika ini tidak terjadi tahun lalu, saya tetap yakin laju IHSG akan konvergen dengan pertumbuhan nominal perekonomian kita ke depan.

Bagaimana saya berani menyederhanakan seperti ini? Mudah saja, jika kita memahami pertumbuhan ekonomi sebuah negara disumbangkan oleh swasta dan pemerintah.

Untuk negara kita, kontribusi pemerintah sekitar 20%, yaitu rasio anggaran pendapatan belanja negara (APBN) terhadap produk domestik bruto (PDB). Sisanya disumbangkan oleh sektor swasta. Dan sebagian besar sektor yang bernama swasta ini sudah masuk ke Bursa Efek Indonesia (BEI), termasuk 20 korporasi badan usaha milik negara (BUMN).

Pertumbuhan ekonomi tinggi, jika peningkatan rata-rata laba korporasi juga besar. Demikian juga sebaliknya. Apabila pertumbuhan laba emiten tinggi, pertumbuhan ekonomi juga akan ikut besar.
Buktinya, pada tahun 1998 saat PDB kita turun belasan persen, IHSG juga ada di titik terendah, sekitar 400 selama lima tahun, yaitu 402 di awal tahun 1998 dan 425 di akhir Desember 2002. Padahal sebelumnya sempat berada di 741 pada 8 Juli 1997.

Indeks saham Athena di Yunani merosot 87% selama empat tahun, yakni dari 5.178,8 di akhir 2007 menjadi 680,4 di akhir tahun 2011. Penurunan tersebut akibat menyusutnya perekonomian nasional di sana.
Jika menebak perubahan IHSG selama satu tahun dirasakan sulit, bagaimana dengan menerka pergerakan bursa untuk bulan ke bulan? Mestinya juga sulit. Tetapi, dari data empiris, kesulitan itu tidak berlaku untuk semua bulan.

Maksudnya adalah, ada dua dari 12 bulan yang pergerakannya mudah ditebak dengan tingkat akurasi cukup tinggi. Kedua bulan itu adalah Agustus dan Desember.

Agustus akan dikenang sebagai bulan jelek, mengingat dalam 20 tahun terakhir hanya enam kali bulan ke delapan ini memberikan kenaikan IHSG. Atau hanya mempunyai probabilitas naik sebanyak 30%.

Secara rata-rata, IHSG menurun 5% untuk "bulan menyedihkan" ini. Sebagai bulan paling merugikan, indeks di Agustus pernah turun sampai 31,5% yaitu pada tahun 1997.

Sementara Desember adalah bulan paling baik, karena IHSG sudah terbukti naik 18 kali dalam 20 tahun terakhir (90%). Lebih fantastis lagi, dalam 13 tahun terakhir berturut-turut, yaitu tahun 2001 sampai 2013, gerakan IHSG selalu naik di bulan Desember.

Bulan murah hati ini rata-rata memberikan return 4,3%, dengan return terbaiknya mencapai 16% pada tahun 1999. Namun, khusus untuk bulan paling memberikan keuntungan terbesar, pemenangnya adalah November, tepatnya di tahun 1998 silam, ketika IHSG naik sampai 28,4% hanya dalam satu bulan.
Meskipun demikian, dalam 20 tahun terakhir, bulan November lebih sering negatif, yaitu 12 tahun (60%) atau hanya mempunyai probabilitas naik 40%, dengan rata-rata return adalah 1,8% per bulan. Bagaimana dengan bulan-bulan lain?

Selain ketiga bulan itu, kinerja IHSG cukup menyedihkan di bulan September dan Oktober dengan rata-rata kinerja minus 0,3% per bulan dalam 20 tahun terakhir. Bulan September naik dalam 11 tahun (55%), dengan kenaikan tertinggi mencapai 13,6% dan penurunan terbesar minus 19,4%. Angka tersebut hampir sama dengan Oktober yang naik dalam 12 tahun (60%), kenaikan dan penurunan terbesar 12% dan minus 31,4%.

Di urutan berikutnya untuk bulan jelek adalah bulan Februari dan Juli. Ternyata, bulan kedua dalam setiap tahun ini secara rata-rata hampir tidak memberikan keuntungan, yaitu hanya 0,1%. Sementara probabilitas IHSG di bulan Juli untuk turun juga besar yaitu mencapai 45%, meskipun rata-rata return yang diberikan mencapai 1,1%.

Untuk lima bulan lain, probabilitas IHSG naik hampir sama, yaitu antara 60% sampai 65% atau 12-13 kali naik dalam 20 tahun terakhir dengan return rata-rata bulanan mencapai 1% di bulan Maret hingga menyentuh angka 3,1% di bulan April. Tidak ada keunikan lain dari bulan-bulan ini.

Tips dari saya, waspadailah selalu bulan Agustus ini. Apalagi jika melihat price earning ratio atau PER rata-rata di BEI sudah berada di atas 20.

Kinerja IHSG Berdasarkan Bulan, Periode 1994-2013

Bulan dengan rata-rata return terbaik          Desember (4,3%)
Bulan dengan rata-rata return terburuk        Agustus (-5,0%)
Bulan dengan return terbaik                          November 1998 (28,4%)
Bulan dengan return terburuk                       Agustus 1997 (-31,5%)
Bulan dengan return positif terbanyak          Desember (18 kali)
Bulan dengan return positif terendah            Agustus (6 kali)

 



TERBARU

×