kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
KOLOM / siasatbisnis

Nabi baru kapitalisme

oleh Jennie M. Xue - Kolumnis internasional serial entrepreneur dan pengajar bisnis berbasis di California


Senin, 04 Mei 2015 / 13:45 WIB
Nabi baru kapitalisme

Reporter: Jennie M. Xue | Editor: tri.adi

Setiap agama, mazhab politik, dan merek mengandalkan storytelling untuk menyampaikan pesan-pesan mereka kepada masyarakat luas. Bahkan, setiap peradilan hukum menggunakan bukti-bukti yang dikemas sesuai dengan bahasa dan aturan beracara dalam hukum.

Dalam bisnis, studi kasus merupakan salah satu bentuk storytelling yang unik. Tidak semua story hanya merupakan runtutan kronologis ala memoar, tapi penuh dengan berbagai variabel analisis dan insight pembelajaran. Namun, suatu narasi yang berhasil merupakan acuan yang berarti.

Analisis yang mengandalkan otak kiri dan pembelajaran visual yang diolah di otak kanan merupakan alunan pendulum yang membentuk spektrum. Narasi bekerja di antara keduanya. Inilah yang merupakan kekuatan otak manusia.

Dalam dunia bisnis, para eksekutif dan entrepreneur yang telah mencapai posisi personal branding tertinggi, seperti Jack Welch, Ted Turner, Hugh Heffner, Warren Buffet, Jeff Bezos, dan lainnya dikenal sebagai para legendaris bisnis.

Adapun nabi bisnis merupakan terminologi yang diciptakan oleh Nicole Aschoff dalam bukunya berjudul The New Prophets of Capital. Aschoff mengingatkan kembali pendapat para sosiolog, yaitu Luc Boltanski dan Eva Chiapello.

Boltanski dan Chiapello menyatakan bahwa kapital membutuhkan struktur yang didukung oleh berbagai norma dan nilai yang diangkat dari kultur. Nah, empat nabi baru kapitalis yang perlu kita kenal dengan cukup baik adalah Sheryl Sandberg, John Mackey, Oprah Winfrey, dan Bill Gates.

Mengapa mereka dijuluki sebagai nabi? Pasalnya, mereka bukan hanya pencipta produk dan pemasar ulung, melainkan juga pembaharu standar atmosfir berbisnis yang positif. Bahkan, mereka juga memperbaiki nilai-nilai yang berbasis kebaikan dan kemanusiaan. Selain itu, mereka memperbaharui struktur pengelolaan kapital dalam dunia bisnis.

Konsep nabi dari Max Weber mengena bagi mereka. Nabi menurut Webber adalah individu kharismatik yang mempunyai panggilan hati untuk memupuk doktrin baru sehingga hidup menjadi lebih bermakna dan dunia menjadi lebih baik.

Konsep ini nampaknya memang filosofis, namun pengaruhnya bisa dirasakan dengan hati dan pikiran. Efek mereka bukan berasal dari keberhasilan publisitas belaka, namun juga dari ketulusan dalam membangun peradaban manusia yang lebih berbudaya.

Dunia bisnis pasca resesi yang dimulai tahun 20072008 silam membutuhkan penyejuk hati yang ekstra. Pada tahun 2013, Gallup Poll menyatakan bahwa 80% warga Amerika Serikat (AS) masih mempunyai kekhawatiran terhadap situasi finansial mereka di masa mendatang. Kondisi tersebut memberikan tempat bagi narasi-narasi ekonomi baru yang menawarkan harapan terhadap adanya kestabilan finansial di masa depan.

Berbagai bentuk ekonomi baru yang bisa disebutkan adalah seperti conscious capitalism, creative capitalism, dan sustainable capitalism. Ada pula equitable capitalism, philanthrocapitalism, ecocapitalism, social capitalism, dan inclusive capitalism.

Bentuk-bentuk ekonomi baru itu diperkenalkan dengan berbagai varian. Diseminasi pesan-pesan tersebut dilakukan dengan serius dan penuh ketulusan kalau dilihat oleh masyarakat dari luar.


Solusi bagi kapitalisme

Gaya penyampaian ala nabi seperti itu dapat kita diamati dari Oprah Winfrey dan Melinda Gates. Dua wanita ini merupakan filantropis, yang langsung memberikan contoh tanpa terkesan menggurui. Mereka memberikan solusi baru, bagi kapitalisme yang oleh banyak orang dianggap semakin tidak punya hati.

Para nabi baru kapitalisme tersebut tetap menjalankan kapitalisme klasik, yaitu mencari keuntungan sebagai pemilik kapital. Namun, mereka masing-masing mempunyai unsur plus bagi kemanusiaan.

Sheryl Sandberg, Chief Operating Officer (CEO) Google, misalnya, sangat memberikan inspirasi dan memotivasi para perempuan dalam menjalankan hidup profesional yang sejalan dengan prinsip-prinsip feminisme. Meskipun, hal yang disampaikannya ini mungkin belum bisa memastikan tercapainya kesetaraan itu sepenuhnya.

CEO Whole Foods, John Mackey, menggunakan model conscious capitalism yang menghargai para pemasok lokal. Namun, dia juga belum berhasil memastikan kapitalisme bisa berjalan tanpa samasekali melakukan eksploitasi lingkungan yang berlebihan.

Adapun Oprah Winfrey dengan kapitalisme spiritual yang diusungnya memberikan inspirasi bagi setiap individu untuk menjadi insan sukses finansial dan spiritual. Namun, tampaknya Oprah juga gagal dalam memperhatikan unsur-unsur makro di luar diri individu yang mikro, sehingga seakan-akan setiap individu mempunyai tanggungjawab atas kesuksesannya sendiri. Padahal, struktur sosial, politik, dan ekonomi juga turut memegang peranan dalam kesuksesan seseorang.

Bill Gates, dengan Bill and Melinda Gates Foundation, memposisikan diri sebagai troubleshooter kelas dunia yang siap membantu kapan saja dan di mana saja. Hal ini membawa pesan implisit bahwa uang merupakan solusi untuk berbagai yang adidaya bagi segala macam masalah.

Para nabi baru kapitalis ini memang tidak sempurna. Namun, kehadiran mereka cukup mewarnai kapitalisme agar mampu membawa peradaban manusia ke arah yang lebih positif.



TERBARU

×