kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
KOLOM / wakeupcall

Thanks God It’s Facebook!

oleh Lukas Setia Atmaja - Center for Finance & Investment Research Prasetiya Mulya Business School


Senin, 21 Mei 2012 / 00:00 WIB
Thanks God It’s Facebook!

Reporter: Lukas Setia Atmaja | Editor: djumyati

TGIF? Well, semua tahu itu berarti Thanks God It’s Friday. Ucapan yang sering diteriakkan karyawan, setelah "bekerja rodi" selama Senin-Kamis. Namun, kini TGIF bisa dipelesetkan menjadi Twitter, Google, Internet, Facebook. Itulah empat benda yang mendominasi kehidupan manusia masa kini.

Dalam kurun waktu delapan tahun, Mark Zuckerberg menyaksikan evolusi Facebook dari proyek di kamar asramanya, di Harvard University, menjadi situs jejaring sosial dengan 900 juta pengguna. Jumlah itu lebih dari tiga kali lipat jumlah penduduk di Amerika Serikat (AS).

Kamis, 17 May 2012, Zuckerberg, miliuner berusia 28 tahun, menawarkan saham perusahaannya melalui Initial Public Offering (IPO), yang memecahkan berbagai rekor. Ini bisa menjadi contoh kasus menarik bagi investor awam untuk memahami IPO dan proses pencatatannya di bursa saham.

Facebook menjual 421,2 juta saham dengan banderol harga US$ 38 per saham,  sehingga menghasilkan dana US$ 16 miliar atau sekitar Rp 147 triliun. Manajemen Facebook bisa menggunakan dana itu untuk investasi strategis, demi mengejar pertumbuhan pendapatan serta laba bersih.

Perlu dicatat, saham yang dijual ke publik hanya 28,4% dari total saham beredar Facebook. Sebagian besar saham diborong investor institusi. Hanya 15% yang dikoleksi oleh investor retail.

Hasil IPO Facebook melebihi pesaing utamanya di dunia maya, Google. Saat  melangsungkan IPO tahun 2004, Google menangguk dana US$ 1,9 miliar. Facebook juga dijual lebih mahal, yakni pada price to sales (harga pasar dibagi penjualan) sebesar 26 kali, di atas Google yang cuma 10 kali.

Pada harga US$ 38 per saham, nilai kapitalisasi pasar Facebook bisa mencapai US$ 100 miliar atau sekitar Rp 920 triliun. Bandingkan dengan APBN Indonesia di 2012 yang Rp 1.311 triliun.

Pada harga tersebut, Facebook memiliki 12-month trailing PER (harga pasar dibagi laba bersih 12 bulan terakhir) sebesar 107 kali! Angka PER ini melebihi seluruh saham yang tergabung di indeks S&P 500, kecuali Amazon.com dan Equity Residential.

Mahal sekali? Tergantung berapa persen tingkat pertumbuhan laba bersih Facebook di masa mendatang. Dengan PER 107 kali artinya, jika laba bersih Facebook tidak bertumbuh maka pembeli saham Facebook butuh waktu 107 tahun supaya bisa balik modal. Agar tidak perlu menunggu begitu lama, laba bersih Facebook harus bertumbuh secara nyata.

Jika menggunakan kriteria rasio price earnings growth (PEG) maksimal 1, laba bersih Facebook minimal harus  bertumbuh 107% per tahun! Jelas, harga itu memperlihatkan besarnya kepercayaan investor terhadap Facebook.

Pendapatan Facebook tahun lalu US$ 3,2 miliar. Data historis menunjukkan, sekitar 400 juta Facebook-mania log on selama enam hari dalam seminggu.

Tujuan lain dari IPO adalah memberikan kesempatan bagi para pendiri untuk menjual sebagian sahamnya (cash-in). Selain itu, pencatatan saham di bursa sekunder akan memberikan informasi harga pasar saham perusahaan. Ambil contoh, Zuckerberg, dengan harga pasar US$ 38, memiliki kekayaan sekitar US$ 19 miliar.

Co-founder, sekaligus teman sekamar Zuckerberg di Harvard, Dustin Moskovitz, memiliki kekayaan US$ 5,4 miliar. Kekayaan mereka semakin meroket jika harga saham Facebook di bursa melonjak. Namun para pendiri Facebook harus bersabar, jika ingin menjual sahamnya. Ada periode waktu sekitar 6 bulan sejak IPO agar mereka boleh menjual saham milik mereka. Tujuannya, melindungi investor dari manipulasi harga IPO.

Facebook diperdagangkan pertama kali di bursa sekunder, Nasdaq Stock Market, sehari setelah IPO. Rata-rata kenaikan harga di perdagangan hari pertama di bursa sekunder 67 perusahaan yang go public tahun ini di AS adalah 7,2%. Banyak analis menduga, harga saham Facebook akan naik, setidaknya sampai 25%.

Yang terjadi, saham Facebook tertekan. Para penjamin emisi sahamnya bekerja keras "menjaga" agar harga saham Facebook tidak jatuh di bawah harga IPO-nya. Meski mencetak rekor trading, harga Facebook ditutup hanya naik US$ 0,23 di atas harga IPO-nya. Ini menunjukkan, harga IPO sudah ditetapkan mendekati nilai intrinsiknya.

Namun, itu juga bisa dibaca bahwa ketakutan pemodal terhadap kemungkinan Yunani meninggalkan Zona Eropa amat nyata. Selama satu bulan terakhir, dana US$ 1 triliun sudah menguap dari pasar modal AS, karena penurunan harga saham.

Ini tentu bukan berita baik bagi para investor di Indonesia. Siapa pemenang nyata IPO ini? Para penjamin emisi saham, Morgan Stanley, JP Morgan dan Goldman Sach, yang meraup US$176 juta. Thanks God It’s Facebook!



TERBARU

×