kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
KOLOM / bigdata

Tiga profesi untuk kelola data Anda

oleh Feris Thia - Praktisi Teknologi Big Data Universitas Multimedia Nusantara


Kamis, 03 September 2015 / 10:00 WIB
Tiga profesi untuk kelola data Anda

Reporter: Feris Thia | Editor: tri.adi

Pada artikel yang pernah penulis ungkap sebelumnya, sudah diketahui bersama bahwa sampai saat ini profesi yang berkait dengan keahlian analisis data dan statistik menempati urutan nomor satu sebagai yang paling dicari di situs sosial media LinkedIn.

Pada artikel kali ini penulis akan membahas tiga profesi baru terkait fenomena big data, yaitu data scientist, data steward, dan data custodian. Apalagi, ketiga profesi ini menjadi sangat penting di era kelesuan ekonomi yang melanda dunia saat ini. data ini menjadi kunci untuk mencoba mencari solusi atau peluang yang ada dari perilaku pasar yang sebelumnya tidak terdeteksi.

Penulis bakal menjabarkan tugas dan tanggung jawab dari ketiga profesi tersebut. Untuk tahap awal, mari bayangkan bahwa sekarang ini organisasi Anda sudah memulai penerapan teknologi big data sebagai suatu perjalanan (journey).

data-data yang dahulu tercerai berai di sana sini sekarang sudah sangat mudah terintegrasi dan dapat diakses oleh staf dan manajemen dari berbagai level, dan yang paling penting adalah dapat memberikan sudut pandang baru yang lebih baik dari sebelumnya.

Dari semua kemudahan ini muncul kebutuhan super penting, yaitu manajemen data. Sebuah organisasi harus mampu mengelola data yang dimiliki untuk kemajuan bisnis organisasi.

Meski bakal terbantu dengan adanya manajemen data, tapi tanggung jawab baru pun bermunculan, seperti siapa saja yang boleh membaca data, mendefinisikan kebutuhan data, data-data apa yang masih bisa diperkaya, strategi untuk mengadopsi teknologi big data baru, dan interpretasi terus menerus terhadap keseluruhan data tersebut sehingga dapat menciptakan keunggulan kompetitif bisnis terhadap pesaing.


Lakukan perubahan

Tanggung jawab untuk mengelola data ini jelas tak bisa dilimpahkan kepada business user karena sudah sibuk mengurus operasional. Selain itu, penanggung jawab sistem informasi dan teknologi (IT) sebuah organisasi juga sulit untuk mengelola data ini karena sudah sibuk dengan implementasi dan pemeliharaan sistem IT yang berjalan sehingga tugas ganda tak akan efektif.

Untuk itu, organisasi pun harus mulai melakukan perubahan dengan penambahan tiga profesi ini. Hal tersebut hari demi hari menjadi semakin umum, maka tak heran jika tiga profesi di bidang data menjadi rebutan agen pencari talenta di media sosial.

Kita mulai dari data custodian, yang merupakan profesi teknis dalam sistem IT dengan tanggung jawab menjaga akses keamanan data, mendefinisikan matriks pengguna data yang berhak terhadap data tertentu seperti data penjualan, karyawan, dan produk.

Selain itu, ada profesi data steward yang merupakan bagian dari business user yang khusus bertanggung jawab terhadap data pada sistem kerja mereka, mendefinisikan data yang diperlukan, meminta data, mengetahui isi dan tingkat kualitas data, dan menjaga agar data digunakan sepenuhnya oleh business user.

Sedangkan, data scientist mungkin adalah profesi paling unik karena merupakan kombinasi dari keahlian yang memerlukan pengetahuan struktur data IT, mengoptimalkan data, mempelototi dan menerjemahkan data yang kadang tidak bisa dilihat oleh business user. Penulis sering menyebut profesi data scientist ini sebagai "Sherlock Holmes", yang tak lain adalah seorang detektif yang sangat terkenal pada cerita fiksi. Hanya, bedanya adalah seorang data scientist merupakan detektif khusus dalam bidang analisis data.

Jika tim data ini dibentuk dari awal, percayalah bahwa transformasi produk dan layanan bisnis Anda suatu saat akan sangat bergantung pada unit ini.



TERBARU

×