kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
KOLOM / siasatbisnis

Kat Cole dan merek miliaran dollar

oleh Jennie M. Xue - Kolumnis serial entrepreneur dan pengajar, bisnis, tinggal di California


Selasa, 23 Februari 2016 / 20:15 WIB
Kat Cole dan merek miliaran dollar

Reporter: Jennie M. Xue | Editor: mesti.sinaga

Pernah mendengar nama Kat Cole? Kat pernah bekerja di Hooters, yaitu restoran keluarga Amerika di mana para pelayannya mengenakan tank top dan celana pendek. Jika Anda pernah ke Clarke Quay di Singapura, pasti Anda pernah melewatinya. Hebatnya, Cole bukan waitress Hooters sembarangan.

Mulai bekerja sebagai pelayan pada usia 19 tahun, ia berkarir sebagai eksekutif Hooters hingga sepuluh tahun lamanya. Berkatnya, restoran ini kini memiliki 500 lokasi di 33 negara dengan omzet US$ 1 miliar per tahun. Sebelum ia bergabung, bisnis ini omzet hanya sekitar US$ 300 juta dan 100 lokasi.

Awalnya, Cole belajar engineering dan hukum di University of North Florida di Jacksonville. Namun, ketika ia berusia 20 tahun, Hooters mengirimnya ke Australia untuk membuka cabang terbarunya padahal ia belum pernah ke luar dari Amerika Serikat. Ia juga bertanggung jawab membuka cabang-cabang di Amerika Selatan, Asia, Afrika, dan Kanada.

Pada usia 26 tahun, Cole menduduki posisi vice president di Hooters namun masih beraspirasi mendapatkan gelar akademik. Jadilah ia mengambil ujian GMAT, mengirimkan rekomendasi dari Ted Turner, dan menerima surat akseptasi Georgia State University. Tanpa gelar S1, ia berhasil masuk program MBA dan selesai luar biasa cepat.

Di bulan November 2010, Cole mulai berkarya di Cinnabon, Inc dan dua bulan kemudian dinobatkan sebagai chief executive officer (CEO)/President. Dalam tiga tahun pertamanya, ia membuka 200 bakeri dan berpartner dengan berbagai supermarket dan restoran seperti Taco Bell dan Burger. Dalam sekejap Cinnabon menjadi merek global di 56 negara dengan omzet US$ 1 miliar pada tahun 2013 silam.

Kini, Cinnabon adalah salah satu merek dari holding company Focus Brands Inc dimiliki oleh private equity firm Roark Capital. Dan Kat Cole adalah presiden grup ini.

Focus Brands adalah franchisor dan operator 4500 toko es krim, 1000 franchisee, bakeri, restoran, dan kafe di 60-an negara di dunia dengan merek Carvel, Cinnabon, Schlotzsky’s, Moe’s Southwest Grill, Auntie Anne’s, McAlister’s Deli, and Seattle’s Best Coffee. Di Indonesia, Anda bisa jumpai merek-merek ini di mal-mal dan supermarket-supermarket premium.

Di bawah pimpinannya, Cinnabon mencuat menjadi produk favorit supermarket yang berpartner dengan Kings Pillsbury dan Kellogg. Cinnabon telah menerima mahkota world’s greatest food brand berdasarkan kuantitas produksi dan kerja sama dengan merek-merek global dalam 60 produk yang dipasarkan di Costco, Walmart, Target, dan Publix. Cinnabon telah setara dengan merek-merek klasik Oreo dan Hershey.

Cole sangat jeli dalam melihat peluang bisnis. Ia menggalakkan product licensing dan partnership dengan restoran-restoran franchise. Di Taco Bell, ada Cinnabon Delights dan di Burger King ada Cinnabon Minibons. Untuk Keurig coffee maker, juga ada kopi rasa Cinnabon.

Merek Cinnabon sendiri telah memiliki penggemar fanatik produk baking, sehingga daya tariknya juga menambah trafik restoran. Cole menegaskan pentingnya titik-titik distribusi masal yang dimiliki para partner sebagai elemen sukses. Kesempatan terbentang sangat luas.

Mitigasi risiko product licensing dia lakukan dengan remodel 25% hingga 50% franchise domestik. Modernisasi desain produk dan outlet dilakukan agar menarik generasi milenial terlepas dari tingginya kalori per unit produk.

Di era makanan serba sehat ini, satu rol klasik Cinnabon mencapai 800 kalori. Bagaimana Cole menavigasi landskap bisnis dan perilaku konsumen yang sudah kritis?

Filosofi “jajanan enak” versi Cole membuatnya mantap akan selalu adanya tempat untuk indulgent brands alias “merek-merek jajanan manis.” Memang untuk sehari-hari konsumen di negara maju semakin sadar akan pentingnya rendah kalori dan manfaat kesehatan suatu produk, namun sesekali pasti ada keinginan untuk makan enak. Di sinilah niche (ceruk) Focus Brands.

Sebagai CEO, Cole masih muda usia yaitu 37 tahun. Dan ia berhasil mencapai posisi vice president di usia muda belia 20an. “Kemudaan” usianya ini merupakan kelebihan yang tidak dimiliki oleh pemimpin-pemimpin bisnis lain, termasuk kerendahan hatinya untuk bertanya dan berpikir sebagai konsumen generasi milenial.

Outlet-outlet Focus Brands sering kali merupakan pilihan tempat kerja para generasi milenial dan imigran baru di AS. Usia muda dan pengalaman bekerja dari bawah Cole membantu membangun suasana nyaman bagi para pekerja entry level.

Filsafat kerjanya: courage and confidence mixed with humility and curiosity. Keberanian dan kepercayaan diri serta kerendahan hati dan kuriositas. Cole mengingatkan bahwa yang terpenting adalah kemampuan untuk mendaki dalam mencapai apa yang lebih baik dengan empat elemen tersebut.



TERBARU

×