kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
KOLOM / financialwisdom

Arus kas

oleh Eko P. Pratomo - Senior Advisor PT BNP Paribas Investment Partners


Rabu, 20 April 2016 / 14:47 WIB

Reporter: Eko P. Pratomo | Editor: mesti.sinaga

Bagi sebagian pengusaha mikro atau rumahan dengan skala bisnis yang masih kecil dan jenis transaksi yang masih sederhana, mungkin belum ada kebutuhan untuk menyusun laporan arus kas atau merencanakan arus kas.

Namun, jika kemudian skala bisnis berkembang, jenis transaksi semakin beragam, termasuk adanya investasi dan pendanaan dari beberapa sumber, maka akan dibutuhkan perencanaan dan pembuatan laporan arus kas.

Arus kas menggambarkan aliran dana yang masuk dan keluar dari suatu usaha atau perusahaan. Arus kas yang positif menandakan bertambahnya dana kas atau aset likuid, sementara arus kas yang negatif akan menyebabkan penurunan dana kas atau aset likuid perusahan yang akan tercatat dalam laporan neraca keuangan usaha.

Besarnya arus kas pada suatu periode akan berbeda dengan keuntungan (profit) yang dibukukan dalam laporan laba/rugi ketika ada transaksi yang tidak disertai pembayaran tunai, seperti penjualan secara kredit, pembelian barang dengan penundaan pembayaran dan pencatatan biaya-biaya namun tidak ada aliran kasnya atau tidak secara tidak tunai, misalnya depresiasi.

Hal-hal di atas tersebut dapat mengakibatkan seorang pengusaha merasa produk atau jasanya laku terjual serta membukukan keuntungan dalam laporan laba/rugi, namun ternyata kehabisan uang tunai dalam usahanya.

Perlu dibuat perencanaan arus kas dan laporan arus kas, tujuannya antara lain untuk mengetahui bagaimana kondisi likuiditas usaha dan menjaga jangan sampai suatu usaha kehabisan uang tunai di tengah jalan yang bisa membuat suatu usaha berhenti beroperasi karena tidak bisa membayar biaya-biaya operasional, utang yang jatuh tempo maupun kewajiban pembayaran lainnya.

Perencanaan arus kas juga dibutuhkan ketika seseorang ingin memulai suatu usaha, yang pada umumnya pada periode-periode awal masih harus menerima arus kas negatif karena rendahnya penjualan yang belum bisa menutup biaya operasional.

Adanya perencanaan arus kas, akan menentukan berapa modal kerja minimum yang dibutuhkan sebagai bagian dari modal investasi awal untuk bisa menjalankan usaha agar tidak kehabisan nafas di tengah jalan



TERBARU

×