kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
KOLOM / siasatbisnis

Magic Johnson dan bisnis

oleh Jennie M. Xue - Kolumnis internasional serial entrepreneur dan pengajar, bisnis, berbasis di California.


Selasa, 26 April 2016 / 15:55 WIB
Magic Johnson dan bisnis

Reporter: Jennie M. Xue | Editor: hendrika.yunaprita

Anda pasti mengenal Earvin Magic Johnson. Pemain bola basket profesional ini telah pensiun tahun 1991 sebagai olahragawan pro ketika didiagnosa mengidap HIV. Hampir 25 tahun kemudian, Magic masih saja ajaib.

Magic Johnson bukan hanya seorang bintang bola basket yang sepatu Nike-nya pernah menjadi idaman para remaja sedunia. Ia adalah seorang pebisnis kawakan yang memulai karier bisnisnya sejak bermain di tim basket.

Inspirasi bisnisnya diawali ketika masih duduk di bangku SMA. Ia bekerja paruh waktu sebagai pembersih kantor milik dua pengusaha berkulit hitam, salah satunya adalah mentornya Gregory Eaton. Padahal ayahnya adalah buruh di perusahaan otomotif General Motors dan ibunya petugas pembersih di sekolah.

Sedangkan inspirasinya untuk memulai karier sebagai pemain bola basket profesional diperoleh dari coach bola basket SMA-nya George Fox yang sangat yakin akan kemampuan Magic. Ditambah lagi dengan tingginya yang fantastis: 6 kaki 7 inci atau 2,06 meter.

Ternyata, penilaian Coach Fox benar. Magic pun diterima di Michigan State University dengan beasiswa atletik. Di tingkat dua, Magic dan tim Michigan State memenangkan pertandingan dengan Indiana State. Ini menjadi big break Magic sebagai super star yang mengalahkan inkumben Larry Bird.

Sebagai pebasket profesional, ia dikontrak oleh LA Lakers selama 5 tahun sebesar USD 500.000 per tahun. Namun ini masih di bawah penghasilan Larry Bird dari Celtics. Ketika pemain andalan LA Lakers Kareem Abdul Jabbar mengalami cedera, Magic menggantikannya dan berhasil menang secara gemilang. Sejak itu Magic menjadi andalan LA Lakers sehingga ia mendapatkan kontrak sebesar US$ 25 juta.

Ia berjanji kepada ayah dan mentornya Gregory Eaton bahwa ia tidak akan berhati-hati dengan uang kontraknya. Ketika ada kesempatan, ia pun mengakuisisi stasiun radio. Uniknya, ia mengajak teman-teman anggota tim untuk bergabung sebagai pemegang saham.

Ketika Magic semakin melambung secara finansial, Kareem Abdul Jabbar mengalami masalah finansial besar padahal penghasilannya US$ 2 juta per tahun. Apa yang dialami Kareem sangat memukul Magic dan belajar dari kesalahan sahabatnya.

Mayoritas para atlet asal AS berkulit hitam di saat itu meninggalkan gelanggang dalam keadaan finansial sulit, demikian kata mentor Gregory Eaton. Dan Magic dengan kemampuan dan insting bisnisnya merupakan teladan atlet berkulit hitam yang sejahtera hingga di akhir karier profesionalnya.

Magic dengan besar hati berguru kepada para pebisnis kawakan, termasuk mentornya yang satu lagi Michael Ovitz, co-founder Creative Artists Agency. Di bawah bimbingannya, Magic berhasil meyakinkan LA Lakers untuk mengembalikan hak lisensi atas nama dan gambarnya. Dalam 4 hari pertandingan saja, ia menjual 150.000 baju kaos.

Sebagai seorang berkulit hitam, Magic melihat kota kumuh South Central Los Angeles sebagai kesempatan untuk direvitalisasi. Jadilah ia salah satu pengembang properti komunitas urban.

Di tengah-tengah proyek peremajaan kota, ada beberapa tembakan oleh anggota gang, namun Magic malah turun tangan dengan menyatakan bahwa propertinya adalah wilayah netral tanpa gang.

Ia pun sukses dengan bioskop pertama di kota tersebut dengan penjualan konsesi yang tinggi. Dalam satu hari penjualan hotdog konsesi miliknya sama besar dengan penjualan satu bulan di bioskop sub urban lainnya.

Mengingat pamor kota South Central LA yang kumuh, Starbucks tidak membuka cabang di sana. Magic lantas mengundang Chief Executive Officer Howard Schultz untuk melihat potensi pasar yang dilewati satu juta mobil per hari. Starbucks-pun terkesan dan Magic menjadi partner untuk Starbucks South Central LA dan 124 outlet lainnya.

Kini, net worth Magic mencapai US$ 700 juta atau bahkan lebih dengan berbagai bisnisnya. Perusahaan developer Magic Johnson Development Corporation, stasiun TV inspirasional bernama Aspire, perusahaan promosi Magic Johnson Productions, perusahaan bioskop di kota-kota AS bernama Magic Johnson Theaters, studio film Magic Johnson Entertainment, pre-paid MasterCard untuk para low-income bernama The Magic Card, bisnis makanan kontrak bernama Sodexo-Magic, dan bioskop Rave Cinema 15.

Ia juga mendirikan private equity Canyon Johnson Funds yang menarik US$ 300 juta investasi. Selain itu, ia juga dikenal sebagai motivational speaker dan pemegang saham LA Lakers, LA Dodgers, dan LA Sparks.

Magic Johnson masih menebar keajaiban dengan aktivisme dan advokasi prevensi HIV/AIDS dan kegiatan-kegiatan filantrofi lainnya di luar aktif berbisnis.

Kunci sukses bisnis Magic Johnson sama dengan bermain basket: stamina dan strategi. Sepakat?



TERBARU

×