kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
KOLOM / siasatbisnis

Peran Anna Wintour di fashion dunia

oleh Jennie M. Xue - Kolumnis internasional serial entrepreneur dan pengajar, bisnis, berbasis di California.


Selasa, 17 Mei 2016 / 15:55 WIB
Peran Anna Wintour di fashion dunia

Reporter: Jennie M. Xue | Editor: hendrika.yunaprita

Jika kerap membaca majalah Vogue, Harpers Bazaar, dan Cosmopolitan, Anda pasti mengenal satu nama ini: Anna Wintour. Ia adalah Editor-in-Chief alias pemimpin redaksi majalah American Vogue sejak 1983.

Perempuan dengan trademark rambut ala bob dengan berponi lurus ini dikenal dengan perannya yang luar biasa dalam menentukan arah fashion dunia. Kalau karya fashion, gaya, wajah atau tubuh Anda dinilai baik oleh Wintour, bisa dipastikan nama Anda akan melonjak seketika.

Anna Wintour adalah seorang aristokrat industri terbesar dalam dunia fashion dunia yang opininya mengorbitkan atau mematikan suatu produk atau tren. Dan ia selalu hadir di setiap fashion week di kota New York, London, Milan, dan Paris.

Anna Wintour adalah thought leader, influencer, opinion maker, dan agent of change dengan power yang luar biasa. Bagaimana sepak terjangnya? Bagaimana memposisikan diri sebagai seorang ikon kultural, pakar, sekaligus trend setter sekaliber Wintour?

Vogue is a brand, not just a magazine. Ini adalah prinsipnya yang dipegang teguh oleh Wintour dan selalu ia cerminkan dengan prinsip, strategi, taktik, dan gaya hidup.

Ia mungkin bergaya ala sosialita, namun Wintour sesungguhnya adalah seorang jenderal yang tegas dan perfeksionis dengan kecerdasan sangat tinggi.

Bukan hanya sangat modis dan terpelajar, ia juga sangat berdisiplin dalam menjaga kebugaran dan kecantikannya. Ia bangun pagi jam 5:45, berolah raga, dan pada jam 7 ia sudah mulai dirias oleh perias wajah dan penata rambut pribadi.

Sebagai pribadi, Anna Wintour dijuluki "nuclear wint(ou)er" untuk sifatnya yang dingin bak musim dingin, yang disebabkan oleh ledakan nuklir. Dalam novel dan film chick-lit The Devil Wears Prada, tokoh Miranda Priestly yang diperankan oleh Meryl Streep merupakan bentuk inspirasi dari kepribadian Anna Wintour, yakni sosok yang sangat profesional, tanpa basa-basi, tegas, dan tentu saja cerdas.

Setiap warna, setiap gaya, setiap tren, setiap wajah, dan setiap kata dalam majalah Vogue telah disetujui Wintour hampir bisa dipastikan "perfek," karena setiap detil kecil tidak pernah luput dari perhatiannya hingga ke makna-makna simbolis dan filosofis.

Adakah hubungan antara posisi Wintour yang sangat krusial dalam dunia fashion dengan kepribadiannya yang "dingin"? Tentu ada.

Dengan profesionalisme supernya, keunikan gaya yang sangat classy dan classic-nya sangat tepat untuk diproyeksikan dalam publikasi yang dipimpinnya. Tanpa keyakinan diri 100% akan kelebihannya yang langka ini, akan sulit untuk menjadi kualitas Vogue yang tidak bisa ditawar lagi.

Walaupun dunia fashion dan dunia majalah fashion tidak pernah luput dari celaan bahwa dunia mereka mendewakan perempuanperempuan super langsing, kecantikan yang mustahil dicapai, dan vanitas merek-merek branded, Wintour selalu mampu menepisnya dengan cerdas, tegas dan gagah.

Ia mengingatkan para pencela bahwa dunia fashion merupakan salah satu penentu arah kultur penting. Dan ini merupakan industri yang serius, bukan hanya berisi para sosialita yang mungkin dianggap sebagai sekelompok orang tidak berotak.

Wintour berargumen bahwa seseorang tidak bisa dinilai dari sekadar gaya fashion yang mereka kenakan belaka. Artinya, tidak berarti mereka yang bermerek-ria lebih baik dari mereka yang membeli pakaian di Walmart (atau sekelas Tanah Abang, versi Indonesia) dan sebaliknya.

Industri fashion merupakan industri yang kompleks serta sarat dengan nuansa seni atau desain, dan teknologi baik dari instrumen produksi maupun kualitas fabrikasinya. Industri fashion sendiri nilainya telah melampaui US$ 1,2 triliun di tahun 2015 dan mempekerjakan 75 juta orang. Bak mesin raksasa, industri ini sangat besar artinya bagi ekonomi global dan lokal.

Untuk kemampuannya yang luar biasa dalam mendireksi Vogue dan menentukan sejarah fashion dunia, berapa ia dibayar?

Kabarnya, gaji yang diterima Wintour dalam satu tahun sebesar US$ 2 juta dengan benefit mobil Mercedes plus dengan gaji sopir. Uang saku belanjanya US$ 200.000 per tahun.

Holding company Conde Nast juga meminjamkan US$ 1,6 juta tanpa bunga untuk membeli townhouse di Greenwich Village. Net worth-nya keseluruhan di tahun 2014 sebesar US$ 35 juta.

Sungguh Wintour merupakan individu luar biasa.

Bisakah Anda mengikuti jejaknya? Tentu bisa. Mulailah dengan mensejajarkan arah bisnis dengan kepribadian Anda. Siapa Anda, bagaimana Anda bekerja, dan gaya hidup Anda merupakan perpanjangan tangan bisnis dari segi strategis dan filosofis.

Jadikan diri Anda sebagai motor terbesar dan terpenting bisnis Anda dan gunakan big picture dalam bertindak. Setiap aktivitas kecil yang Anda lakukan membantu mengarahkan sejarah



TERBARU

×