kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
KOLOM / siasatbisnis

Menjual kerajaan Harry Potter

oleh Jennie M. Xue - Kolumnis internasional serial entrepreneur dan pengajar, bisnis, berbasis di California.


Rabu, 21 September 2016 / 18:30 WIB
Menjual kerajaan Harry Potter

Reporter: Jennie M. Xue | Editor: hendrika.yunaprita

Buku dan film Harry Potter yang ditulis oleh JK Rowling ini banyak digemari oleh golongan tua maupun muda. Kini bukan cuma buku dan film, tapi aneka jenis merchandise dan gim juga telah diproduksi. Bahkan The Wizarding World of Harry Potter bisa Anda nikmati saat berlibur di Universal Orlando, Hollywood, dan Osaka.

Rowling yang perempuan Inggris ini, sebenarnya memiliki nama lengkap Joanne Rowling. Harry Potter franchise adalah kerajaan bisnis luar biasa yang menghasilkan lebih dari US$ 10 miliar dari buku-buku berserinya. Dari film, menghasilkan US$ 7,7 miliar.

Omzet ini tidak termasuk mainan, merchandise, video, gim, dan theme park. Silakan dibayangkan seberapa besarnya. Saat ini, nilai merek Harry Potter telah melampaui US$ 15 miliar.

JK Rowling adalah penulis pertama yang beraset US$ 1 miliar. Perjuangannya bukan melalui perjalanan yang mudah. Ia meninggalkan suaminya yang ringan tangan dan membesarkan putri satu-satunya yang masih bayi. Ia sempat hidup dalam kemiskinan hingga mendapatkan tunjangan dari pemerintah Inggris.

Ia pun menulis tanpa komputer dan mesin ketik di kafe dekat tempat tinggalnya, berjam-jam walaupun hanya mengorder satu cangkir kopi. Putrinya yang bayi tertidur di kereta bayi.

Harry Potter mendulang pro dan kontra. Yang pro, menyebut ini bermanfaat bagi banyak pihak, terutama anak-anak penggemarnya yang rela membaca 700 halaman sehingga kemampuan membaca mereka naik. Guru SD berterima kasih kepada Harry Potter karena membangun semangat membaca.

Yang kontra, yakni fundamentalis Kristen menentang konsep sihir yang dianggap kuasa setan. Namun, protes ini tetap tidak meredam penjualan.

Secara bisnis, penerbit seri original Harry Potter Bloomsbury menggunakan profit windfall-nya dari karya JK Rowling untuk mengakuisisi 25 penerbit akademik. Kini, Bloomsbury Group termasuk digital publishing interaktif seperti BergFashionLibrary.com menyediakan materi belajar fashion design kelas dunia.

Bloomsbury telah menerima Bookseller Academic, Educational & Professional Pubilsher of the Year Award di 2013 dan 2014. Di Frankfurt Book Fair, Bloomsbury juga menjadi finalis.

Bagaimana sebenarnya proses menjual Harry Potter hingga menjadi merek luar biasa? Tidak seromantis yang kita bayangkan.

Kisah pribadi Rowling sebagai seorang single mother miskin yang berbakat, menyentuh hati para pembaca. Ini merupakan storytelling marketing (pemasaran dengan berkisah) jenial.

Kita sering merasa kenal dekat dengan para pencipta merek terkenal, seperti Steve Jobs si anak yang diadopsi oleh pasangan Jobs, dropout dari kolese, dan memulai bisnis komputer di garasi rumah orang tuanya.Kita juga kenal betul dengan kisah Mark Zuckerberg yang memulai Facebook dari kamar asramanya di Harvard. Kisah perjuangan hidup seseorang merupakan instrumen pemasaran yang ikut memberi jiwa bagi produk.

Romantisme kisah hidup JK Rowling sebenarnya tidak seberapa dibandingkan dengan business sense-nya yang kuat. Ia dikenal sangat selektif dengan tawaran-tawaran lisensi. Ia pernah menolak McDonalds dan lainnya, namun memilih Warner Bros sebagai pemegang lisensi yang bonafide dan sesuai dengan image yang ingin dijaganya.

Jika keluarga Kardashian-Jenner membiarkan para fan membangun blog-blog klub fan, Warner Bros menegur para pemilik blog-blog tentang Harry Potter. Informasi dan image Harry Potter sangat dijaga. Namun akhirnya, mereka menyerah juga mengingat peran besar blog-blog para fans dalam memasarkan franchise ini.

Strategi pemasaran Harry Potter juga jenial. Berbagai versi buku Harry Potter diterbitkan, dari versi original untuk anak-anak, hingga versi dewasa dan cover berbeda. Bloomsbury memastikan profit mengalir dari berbagai diversifikasi.

Rowling sendiri tidak hanya menulis, namun juga sebagai penjaga image yang ketat. Ia perlu menyetujui setiap produk yang dilisensikan, serta ikut menentukan casting pemain film dan sutradara. Stephen Spielberg pernah dipertimbangkan namun tidak dia pilih.

Peluncuran judul Harry Potter dilakukan secara gegap gempita serentak di tengah malam, sehingga antrean di depan toko buku berliku-liku. Bahkan buku terakhir dari seri Harry Potter berhasil terjual 11 juta kopi dalam 24 jam. Rekor terbesar sepanjang masa.

Pada 2010, Universal Orlando membuka taman bertema Harry Potter yang langsung menarik 11,2 juta pengunjung. Omzet tahun itu berhubungan dengan penjualan karcis dan suvenir mencapai US$ 1,1 miliar.

Kini penggemar Harry Potter bisa menikmati kisah-kisah baru melalui Pottermore.com, walaupun bentuknya telah berbeda dari seri awalnya. Kehebatan Harry Potter bukan berasal dari sihir, namun dari kejeniusan pemasaran yang bisa kita tiru.



TERBARU

×