kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
KOLOM / financialwisdom

Indeks Saham LQ45

oleh Eko Pratomo - Senior Advisor PT BNP Paribas Investment Partners


Selasa, 07 Februari 2017 / 19:23 WIB
Indeks Saham LQ45

Reporter: Eko Pratomo | Editor: hendrika.yunaprita

Melanjutkan uraian tentang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai tolok ukur kinerja pasar secara keseluruhan, kali ini saya membahas secara singkat tentang indeks lainnya yang ada di bursa saham, yakni Indeks LQ45. Berbeda dengan IHSG yang menghimpun seluruh saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai dasar perhitungan indeksnya, maka LQ45 hanya menghitung indeks dari 45 saham yang diseleksi. Misalnya, berdasarkan kriteria likuiditas atau aktivitas transaksi dan kapitalisasi pasar.

Dengan adanya kriteria tersebut, setiap saham bisa mengalami perubahan. Akan ada saham yang keluar dan masuk, tergantung hasil evaluasi yang dilakukan BEI setiap enam bulan.

Apa manfaat LQ45 bagi investor? Sama seperti IHSG, Indeks LQ45 bisa menjadi tolok ukur kinerja investasi bagi portofolio saham yang dimiliki investor atau yang dikelola manajer investasi. Manfaat lainnya adalah, sebagai sarana melakukan pemilihan saham (stock selection) dalam membentuk portofolio.

Mengingat LQ45 umumnya merupakan saham yang paling sering ditransaksikan di BEI, yang umumnya juga adalah saham-saham dengan kapitalisasi besar, beberapa investor institusi (seperti dana pensiun, asuransi, manajer investasi), bisa membuat "model portofolio" secara mudah. Caranya, dengan "meniru" untuk membentuk portofolio yang berisi persis 45 saham yang sama dengan 45 saham yang menjadi anggota LQ45. Termasuk juga, besaran pembobotan yang disesuaikan dengan nilai kapitalisasi pasar dari tiap-tiap saham.

Penggunaan saham-saham dalam LQ45 sebagai "model portofolio" seperti di atas, juga diterapkan manajer investasi pengelola reksadana. Khususnya, reksadana indeks yang menerapkan strategi investasi "pasif".

Strategi pasif dari reksadana indeks maksudnya, manajer investasi tidak secara aktif melakukan keputusan investasi (jual atau beli) atas saham-saham dalam portofolionya berdasarkan analisis emiten (perusahaan) dan analisis pasar. Namun, manajer investasi akan menyesuaikan perubahan portofolionya dengan mengikuti perubahan yang terjadi dari setiap saham dalam daftar LQ45. Perubahan ini mencakup perubahan nama emiten (yang bisa keluar masuk) maupun bobot masing-masing saham (karena perubahan nilai kapitalisasi pasarnya).



TERBARU

×