kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
KOLOM / siasatbisnis

Bisnis rasa damai Hallmark

oleh Jennie M. Xue - Kolumnis internasional serial entrepreneur dan pengajar bisnis, berbasis di California


Jumat, 03 Maret 2017 / 16:47 WIB
Bisnis rasa damai Hallmark

Reporter: Jennie M. Xue | Editor: hendrika.yunaprita

Sebelum e-card alias kartu ucapan elektronik yang dikirimkan via email atau aplikasi ponsel, ada kartu-kartu ucapan cantik, halus, dan super indah bernama Hallmark. Harganyapun cukup mahal, bisa puluhan hingga ratusan ribu rupiah per kartu. Ketika Anda ingin memberikan hadiah terbaik kepada orang yang disayangi, pastilah Anda belikan kartu Hallmark.

Well, ke mana Hallmark sekarang? Merek Hallmark masih berkibar dan merambah ke bisnis-bisnis lain, termasuk produksi film Hallmark Channel, lisensi ritel Hallmark Gold Crown Store, lisensi karakter dan program B2B.

Banyak merek lain di bawah subsidiary Hallmark. Antara lain Hoop and Yoyo, Maxine, Rainbow Brite, Asteroid Andy dan Hallmark Business Connections.

Kemudian Hallmark Hall of Fame, FeelN (TV streaming), Hallmark Channel, Cryola, Dayspring, Mary and martha, Ink and Main, Hallmark Baby, Hallmark e-Cards, Sunrise Greetings, Crown Center, Hallmark Kaleidoskop dan Hallmark Flowers by FTD.

Gaya inspiratif dan motivasional Hallmark sangat membekas di hati para konsumen. Hallmark diidentikan dengan feeling good dan warm heart. Rasa nyaman dan hati yang hangat. Damai.

Film-film produksi Hallmark mempunyai derap tersendiri yang tenteram, lucu menggemaskan dan teratur. Percakapan mempunyai ritme mengalun yang santai. Bahkan adegan marah sekalipun terdengar begitu sopan dan tenang.

Bahkan co-branding dengan para penulis dan seniman besar seperti Grandma Moses, Saul Steinberg, Maya Angelou, Andrew Wyeth, Salvador Dali dan Norman Rockwell telah dilakukan jauh sebelum konsep personal branding populer.

Hallmark dan subsidiarynya menggasak omzet sekitar US$ 3,7 miliar per tahun, dengan jumlah pegawai 27.000 orang, termasuk 500 pelukis, penulis, editor, desainer dan fotografer.

Bermarkas di Kansas City, Missouri, mereka menelurkan 10.000 desain kartu ucapan per tahun. Dan dengan 49.000 desain kartu di pasar setiap tahun.

Salah satu produk Hallmark Card terkini adalah Employee Recognition. Perusahaan bekerja sama dengan Hallmark dalam mengkomunikasi penghargaan kepada para anggota tim. Sebagai pelopor relationship business, Hallmark telah mempunyai jam terbang lebih dari satu abad, yang di-leverage dalam konteks tempat kerja (workplace).

Hallmark menduduki ranking 7 dari 10 lisensi terbesar di Amerika Serikat (AS). Dengan 40.000 outlet di sekitar 100 negara dan diproduksi dalam 30 bahasa.

Luar biasa untuk perusahaan kartu ucapan yang didirikan oleh seorang remaja berusia 18 tahun bernama Joyce Clyde Hall di tahun 1910. Bermodalkan dua kotak kartu pos yang dijualnya secara asongan, ia mendirikan perusahaan kartu pos yang musnah terbakar di tahun 1915.

Penjualan kartu pos menurun, mengingat tren privasi meningkat. Jadilah ia mulai menjual kartu ucapan yang dikirimkan dalam amplop.

Di masa Perang Dunia II, pengiriman kartu ucapan semakin populer. Slogannya yang dikenal hingga hari ini: When you care enough to send the very best. Jadilah ini motto dan filosofi bisnis hingga hari ini.

Di tahun 1951, bekerja sama dengan stasiun NBC, Hallmark mensponsori opera televisi Amahl and the Night Visitors. Jadilah Hallmark produsen film berprestasi penerima Emmy Award pertama sepanjang sejarah. Sejak itulah, Hallmark Hall of Fame Production telah menerima penghargaan sebanyak 81 Emmy Awards.

Apakah film televisi favorit Anda diproduksi oleh Hallmark dan memenangkan penghargaan? Silakan cek di tautan http://www.hallmarkchannel.com/hallmark-hall-of-fame.

Inti dari bisnis Hallmark yang paling menarik adalah menggunakan konsep rasa damai, inspirasi dan motivasi berulang-ulang dalam permutasi infinitas dengan kesegaran baru setiap kali.

Ini diolah secara genial tanpa menimbulkan rasa bosan, bahkan sebaliknya memberi rasa nyaman dan adiksi. Co-branding dengan tokoh-tokoh legendaris yang dilakukan melampaui zamannya juga terbukti saling menguntungkan.

Akhir kata, apa yang bisa kita teladani dari Hallmark? Pertama, membangun produk berkualitas bisa dengan modal ide dan startup kapital seadanya.

Kedua, pertahankanlah kualitas intangible. Seperti kualitas intellectual property yang abadi sepanjang zaman.

Ketiga, nilai-nilai yang dikemas dan dijual, sebaiknya sejalan dengan nilai-nilai prinsip perusahaan. Keempat, mengkuti perkembangan zaman dan beradaptasi.

Kelima, co-branding dengan para influencer dengan tujuan untuk membangun fanbase. Selamat berbisnis dengan modal ide rasa damai ala Hallmark.



TERBARU

×