kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
KOLOM / siasatbisnis

Strategi Nama Jamie Foxx

oleh Jennie M. Xue - Kolumnis internasional serial entrepreneur dan pengajar bisnis, berbasis di California


Senin, 20 Maret 2017 / 16:46 WIB
Strategi Nama Jamie Foxx

Reporter: Jennie M. Xue | Editor: hendrika.yunaprita

Siapa yang tidak kenal Jamie Foxx? Ia salah satu aktor berkulit hitam pemenang Academy Awards untuk perannya sebagai musisi legendaris tunanetra Motown bernama Ray Charles dalam film Ray (2004). Sejak itu, ia telah membintangi cukup banyak film berbiaya besar. Termasuk Sleepless yang beredar di Indonesia Februari lalu.

Foxx lahir tahun 1967 di kota kecil Terrell, Texas dengan nama Eric Morlon Bishop. Neneknya adalah seorang pekerja domestik dan ayahnya bekerja serabutan, namun pernah bekerja sebagai stock broker. Masa kanak-kanak Foxx termasuk prihatin. Namun keprihatinan tetap membuat Foxx sangat gigih dalam mencapai cita-cita.

Ia memulai karier di tahun 1989 sebagai komedian panggung solo Comedian Club di Los Angeles dengan nama Eric, pemberian orang tuanya. Tampaknya, namanya yang membosankan tersebut kurang menarik di mata pengelola klub, sehingga ia tidak dipanggil lagi.

Dasar banyak akal, Foxx berpikir, Bagaimana kalau namaku diganti dengan nama uniseks androgini yang mudah diingat? Nama Eric termasuk maskulin dan umum, sedangkan nama keluarga Bishop terdengar terlalu religius, kurang sesuai untuk seorang komedian. Kurang menjual.

Mengingat kebijakan Comedian Club yang memberikan kesempatan bagi komedian perempuan yang masih langka, digunakanlah nama panggung Jamie Foxx. Ini uniseks androgini dan mudah diingat.

Ia berharap, para pengelola klub sulit menerka jenis kelamin pemilik nama tersebut. Ternyata ia benar, berdasarkan aplikasi barunya, ia kembali dipanggil.

Dalam bahasa Hebrew, Jamie adalah nama uniseks yang dapat digunakan laki-laki dan perempuan. Artinya adalah supplanter alias sang penakluk. Sedangkan Foxx sendiri merupakan pelesatan dari fox yang merupakan bahasa slang untuk perempuan cantik. Terjemahan bebasnya mungkin adalah penakluk cantik yang mempunyai aura feminin.

Siapa sangka bahwa seorang Jamie Foxx adalah Eric Bishop? Ternyata di kesempatan kedua ini, ia semakin siap dengan materi yang lebih baik dan para penonton menyukai humor-humornya. Tampaknya, nama uniseks androgini ini membawa keberuntungan.

Penuh rasa syukur, Jamie Foxx menggunakan kesempatan langka ini dengan sangat baik. Hingga berhasil menembus Hollywood dan menerima penghargaan Piala Oscar. Nama yang sedikit feminin ini ternyata tepat untuk karakternya yang unik: lucu, namun luar biasa berbakat.

Foxx dikenal dengan kualitas akting, keahlian memainkan alat musik, dan kemampuan komedinya. Sebuah kombinasi yang terbilang langka.

Bukan rahasia lagi, nama panggung yang tepat telah lama mewarnai industri perfilman Hollywood. Tujuannya jelas, yaitu agar mudah dilafalkan, mudah diingat, dan menjual. Dengan nama yang komersial, seorang bintang bisa semakin cemerlang. Dan daya jual mereka semakin tinggi, jika dibarengi dengan kualitas bakat memadai.

Singkatnya, nama adalah branding dan framework sebuah merek. Dan setiap karakter merek memerlukan nama yang sepadan.

Anda ingin tahu beberapa nama asli dan nama publik. Ini di antaranya, Peter Gene Hernandez adalah Bruno Mars, Norma Jeane Mortenson adalah Marilyn Monroes, Stefani Joanne Angelina Germanotta adalah Lady Gaga, Mark Sinclair Vincent adalah Vin Diesel dan Kathryn Hudson adalah Katy Perry.

Kemudian Laura Jeanne Reese Witherspoon adalah Reese Witherspoon, Ella Marija Lani Yelich-O'Connor adalah Lorde, Joaquin Rafael Bottom adalah Joaquin Phoenix dan Natalie Herschlag adalah Natalie Portman. Lalu Destiny Hope Cyrus adalah Miley Cyrus dan Margaret Mary Emily Anne Hyra adalah Meg Ryan.

Perlukah nama produk Anda diganti? Tergantung kebutuhan pasar, dan karakter. Bisa saja produk gagal dikemas dengan nama baru agar dapat diluncurkan kembali. Ingat nama adalah kerangka tidak kasat mata suatu produk.

Memerlukan kejelian dalam memberikan nama suatu produk, mengingat unsur kualitatifnya. Sebagaimana juga penggunaan diksi dalam suatu tulisan. Setiap kata dan nama tidak hanya mempunyai makna, tapi juga jiwa dan nuansa tertentu.

Ada karakter khusus yang tidak bisa diduakan. Ada sepercik unsur magis di sana. Idealnya, semakin sering nama tersebut diulang, semakin manis terdengar dan semakin besar rasa ingin memilikinya.

Selamat berstrategi soal nama. Semoga produk Anda sejaya Jamie Foxx.



TERBARU

×