kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
KOLOM / financialwisdom

Analisa investasi

oleh Eko Pratomo - Senior Advisor PT BNP Paribas Investment Partners


Senin, 20 Maret 2017 / 16:49 WIB
Analisa investasi

Reporter: Eko Pratomo | Editor: hendrika.yunaprita

Jika ada kata yang dianggap paling berperan dalam konteks berinvestasi, mungkin kata tersebut adalah "Analisa". Rasanya tidak ada investasi dalam bentuk apapun yang bisa diputuskan atau dilakukan tanpa terlebih dahulu melakukan analisa.

Namun coba tengok, dalam keseharian Anda melakukan investasi, sudahkah Anda melakukan analisa? Mari kita ambil contoh sederhana.

Ketika Anda hendak menyimpan uang di bank dalam bentuk deposito, apakah Anda melakukan analisa tentang kesehatan banknya? Bagaimana dengan tingkat bunga atau bagi hasil yang ditawarkan dan perbandingan dengan bank lainnya?

Boleh jadi, Anda tidak melakukan analisa. Mungkin penyebabnya karena sudah percaya dan nyaman bertahun-tahun dengan satu atau dua bank yang selama ini digunakan.

Berinvestasi di deposito atau emas, atau bahkan properti bagi sebagian masyarakat Indonesia, mungkin sudah bisa dilakukan otomatis saja, tanpa merasa perlu melakukan analisa. Ini karena tingkat kepercayaan pemilik dana yang begitu besar dan persepsi terhadap ketiga instrumen tersebut yang tidak bisa rugi dan selalu untung.

Lain halnya dengan instrumen pasar modal, seperti obligasi, sukuk, saham, serta produk investasi seperti reksadana, yang semuanya hampir selalu dipersepsikan berisiko jauh lebih tinggi dibandingkan deposito, emas dan properti.

Namun selain faktor risiko tadi, kebutuhan untuk melakukan analisa untuk instrumen di pasar modal menjadi suatu keharusan, salah satunya juga dalam rangka memitigasi risiko yang mungkin timbul.

Perlunya melakukan analisa inilah yang masih menjadi kendala bagi banyak masyarakat, karena dengan analisis kesannya investasi menjadi rumit dan tidak sederhana. Apalagi jika harus berinvestasi di pasar modal, walaupun potensi keuntungannya dalam jangka panjang (khususnya saham atau reksa dana saham) boleh jadi lebih manarik.

Kemampuan melakukan analisa memang membutuhkan prasyarat ilmu tentang apa dan bagaimana menganalisanya. Ilmu ini sebetulnya bukanlah ilmu tingkat tinggi yang rumit.

Apalagi jika Anda berinvestasi melalui reksadana. Ilmu untuk menganalisa suatu investasi ini sangat mungkin dipelajari oleh kebanyakan orang dan menyenangkan jika Anda mau mencoba dan menekuninya.



TERBARU

×