kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
KOLOM / financialwisdom

Analisa Bottom Up dan Top Down

oleh Eko Pratomo - Senior Advisor PT BNP Paribas Investment Partners


Selasa, 25 April 2017 / 16:51 WIB
Analisa Bottom Up dan Top Down

Reporter: Eko Pratomo | Editor: hendrika.yunaprita

Jika Anda ingin berinvestasi langsung di saham, sering disarankan untuk tidak hanya memililh satu atau dua saham saja, tetapi beberapa saham yang berasal dari bebagai sektor industri.

Menurut aturan yang berlaku, Manajer Investasi (MI) hanya boleh menempatkan maksimum 10% dari dana reksadana saham (RDS), khususnya RDS konvesional, yang dikelolanya di satu saham perusahaan. Artinya, setiap MI paling tidak harus memilih 10 saham yang berbeda untuk satu RDS.

Ini adalah penerapan prinsip diversifikasi investasi, untuk mengurangi risiko investasi saham. Bagaimana cara pemilihan saham-saham tersebut?

Dalam melakukan proses analisa pemilihan saham-saham yang akan membentuk portofolio saham RDS, MI bisa melakukan analisa investasi yang sering disebut dengan pedekatan top down atau bottom up.

Analisa pendekatan top down lebih dahulu akan memperhatikan kondisi makroEkonomi negara, kemudian turun ke masing-masing sektor industri dengan membuat peringkat sektor untuk menentukan mana yang lebih menarik secara relatif terhadap sektor yang lain.

Kemudian, MI memilih saham perusahaan dari setiap sektor yang dianggap menarik dibandingkan perusahaan sejenis dalam sektor yang sama.

Berbeda dengan analisa top down, pendekatan bottom up, memulai melakukan analisa pada saham perusahaan secara individual.

Suatu saham bisa saja dipilih selama diyakini perusahaan tersebut sangat prospektif, walaupun sektor industri perusahaan tersebut tidak terlalu prospektif. Pada umumnya pendekatan bottom up mengandalkan analisa fundamental dan prospek usaha, yang dibandingkan secara relatif dengan perusahaan lain, yang mungkin berasal dari sektor berbeda.

Para MI bisa memutuskan hanya menggunakan top down atau bottom up dalam menganalisa saham-saham atau menggunakan kombinasi keduanya.

Bagaimana dengan investor individu? Investor individu yang berinvestasi langsung bisa juga mengikuti cara MI melakukan analisa pemilihan saham seperti diatas. Atau, bisa juga memilih cara lain, misalnya hanya memilih saham-saham yang sudah menjadi konstituen indeks tertentu, misalnya indeks LQ45, atau acara analisa lain yang diketahuinya.



TERBARU

×