kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
KOLOM / wakeupcall

Up Close With Lo Kheng Hong (1)

oleh Lukas Setia Atmaja - Financial Expert Universitas Prasetiya Mulya


Selasa, 25 April 2017 / 17:23 WIB
Up Close With Lo Kheng Hong (1)

Reporter: Lukas Setia Atmaja | Editor: hendrika.yunaprita

Pembaca sebagian besar mungkin sudah mengenal sosok Lo Kheng Hong (LKH), seorang investor saham sukses di pasar modal Indonesia, yang sering dijuluki Warren Buffett dari Indonesia. Kebetulan, Harian KONTAN-lah yang memiliki inisiatif memper-kenalkan LKH pada masyarakat untuk jadi inspirasi investasi.

Seingat saya, kolega saya Satrio Utomo yang pertama kali menulis tentang LKH di kolom Wake Up Call ini. Sejak saat itu, LKH mulai dikenal lebih luas oleh masyarakat dan menjadi pembicara di banyak acara, termasuk seminar di universitas di seluruh Indonesia.

Sudah sering Harian KONTAN menulis tentang bagaimana LKH meraup keuntungan besar dari investasi di bursa saham. Saya ingin melengkapinya dengan berbagi pengalaman saya bersahabat dengan LKH selama lima tahun terakhir.

Harian KONTAN-lah yang mempertemukan saya dengan LKH. Saat itu LKH dan saya menjadi pembicara di perhelatan Indonesia Financial Expo & Forum (IFEF) tahun 2012, tapi di sesi yang berbeda.

Sehari sebelum acara, saya menghubungi Hasbi Maulana, Managing Editor Tabloid KONTAN, untuk minta dikenalkan dengan LKH seusai sesi dia. Saya ingin mengundang LKH sebagai dosen tamu di Prasetiya Mulya Business School. Di luar dugaan, Mas Hasbi bilang, LKH juga ingin berkenalan dengan saya sebagai penulis buku kartun investasi Smiling Investor (bersama kartunis Thomdean). Wow!

Saat hadir di acara LKH, saya duduk paling belakang bersama Lukas Widjaja, Direktur Harian dan Tabloid KONTAN. Saat itu LKH belum mengenal saya, tapi di akhir acara ia merekomendasikan buku Smiling Investor sebagai salah satu buku investasi terbaik. Tentu saya senang sekali mendapat apresiasi dari tokoh sekaliber LKH. "Thanks God, sebuah awal yang baik," batin saya. Lukas Widjaja pun spontan menyalami saya.

Seusai acara, LKH dikerubuti peserta seminar bak seorang selebriti. Mulai dari bertanya tentang saham hingga minta foto bersama. LKH melayani dengan sabar, namun ia menolak secara halus saat seorang ibu minta nomor mobile phone-nya. Akhirnya saya dapat giliran bersalaman dengan LKH.

Kesan pertama saya, LKH sangat bersahaja penampilan-nya, rendah hati dan bersahabat. Saya menyampaikan undangan sebagai dosen tamu yang segera beliau terima dengan senang hati. Saya juga menjelaskan besok saya ada acara peluncuran buku kartun "Just Duitto" di acara IFEF. Di luar dugaan, LKH spontan bilang akan hadir. Sebelum berpisah, LKH membisikkan nomor mobile phone-nya kepada saya.

Setelah berpisah, si Ibu tadi rupanya masih memperhatikan LKH. Ia lalu memburu saya untuk minta nomor mobile phone LKH dengan tujuan mengetahui saham-saham yang dipegang LKH. Maklum, LKH tidak pernah mau memberi rekomendasi saham. "Saya ingin memberikan pancing, bukan ikan," kata LKH dalam beberapa kesempatan.

Nampaknya hari itu bukan hari baik buat si Ibu, permintaannya juga saya tolak. Keesokan harinya, LKH hadir menepati janjinya. Saya mengundang beliau untuk naik ke panggung, dan acara peluncuran buku pun berlangsung lebih meriah dan sukses.

LKH pertama kali datang mengajar di kampus Prasetiya Mulya Business School (sekarang sudah menjadi Universitas) di Cilandak tahun 2013. Mahasiswa di kelas Investasi yang saya asuh sudah tidak sabar mengikuti kuliah dari LKH.

Ia datang lebih awal, dan ternyata selama mengajar di Prasetiya Mulya hingga sekarang LKH tidak pernah terlambat. Ini menunjukkan LKH sangat disiplin, sebuah modal menjadi investor saham yang sukses. LKH sangat menikmati mengajar di depan mahasiswa. Awalnya ia sedikit kaku dalam mengajar, mungkin karena belum terbiasa. Namun LKH adalah orang yang cepat belajar, karena ia rendah hati dan selalu memperhatikan masukan dari orang lain.

Ada sedikit cerita lucu saat pertama LKH mengajar. Saya bingung karena biasanya pengajar tamu mendapat appreciation fee berupa uang. Sementara, LKH sudah kelebihan uang. Mau diberi buku investasi, beliau sudah punya lengkap.

Setelah berpikir keras, akhirnya saya putuskan untuk membelikan kemeja batik sebagai ucapan terima kasih. Saat LKH pamit pulang, ia melihat standing banner berisi informasi tentang acara guest lecture LKH di lobby kampus. "Pak, boleh saya bawa pulang standing banner-nya?" pinta LKH.

Wah, kalau tahu begini saya tidak usah pusing menentukan hadiah buat LKH, cukup berikan standing banner saja. Lima tahun kemudian, saat bertamu ke rumah LKH, saya menemukan standing banner tersebut dipajang di ruangan baca LKH.

LKH mengajar di kelas saya setiap semester, di Program Magister Manajemen maUpun Program S1 Finance. Dari semester ke semester, LKH makin bagus dalam mengajar. Ia selalu memperbarui materi kuliahnya.

LKH selalu serius dalam mengerjakan suatu tugas. Suatu ketika, saya mengusulkan agar LKH mengajar tentang strategi value investing. Saya minta LKH mengingat proses-proses ia membeli saham pemenang seperti UNTR pada tahun 1998.

Di luar dugaan saya, saat mengajar di depan para mahasiswa, ia tidak hanya menceritakan dengan detail proses ketika ia membeli UNTR, tetapi juga memperlihatkan laporan keuangan UNTR tahun 1997 dan 1998! "Saya minta tolong broker saya untuk mencari data tersebut," kata LKH sembari tersenyum.

Jadi saya bisa mengatakan, LKH selalu berusaha mencapai hasil yang terbaik. LKH selalu bisa mencetak kinerja di atas ekspektasi saya.



TERBARU

×