kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
KOLOM / wakeupcall

Katakan dengan Statistik

oleh Budi Frensidy - Pengamat Pasar Modal dan Staf Pengajar FEB-UI


Jumat, 16 Juni 2017 / 22:11 WIB
Katakan dengan Statistik

Reporter: Budi Frensidy | Editor: hendrika.yunaprita

Lebih dari 100 tahun lalu, Wells, seorang sejarawan dan penulis berkebangsaan Inggris, mengatakan bahwa pengetahuan statistik suatu hari akan diperlukan semua orang, seperti pentingnya kemampuan membaca. Jika dia masih hidUp saat ini, sangat mungkin dia akan bilang, yang lebih membanggakan tentang statistik adalah: berpikir secara statistik diperlukan untuk mengambil banyak keputusan dalam kehidUpan dan bisnis. Ahli statistik terkemuka Edwards Deming bahkan pernah memohon pendidikan statistik mulai diberikan sebelum pendidikan menengah.

Hampir setiap hari kita melihat penerapan konsep-konsep statistik dalam kehidUpan kita. Ketika kita pergi ke mal, akan ada banyak pramuniaga menawarkan sampel produknya, apakah itu parfum, kue, minuman, maUpun makanan. Sewaktu kita ke rumahsakit untuk konsultasi kesehatan, dokter pun melakukan hal yang sama. Misalnya, untuk mengetahui kondisi pencernaan dan bagian dalam tubuh kita, dokter memerlukan sampel urin dan tinja kita. Bagian produksi perusahaan juga ingin memastikan bahwa rata-rata produknya mengandung spesifikasi yang disebutkan dalam label produknya. Untuk tujuan itu, secara periodik sejumlah sampel akan dipilih dan diuji kandungannya.

Untuk memeriksa apakah pencatatan akuntansi sebuah perusahaan sudah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku, auditor pun cukUp memeriksa sampel tertentu saja.

Demikian juga dengan dunia keuangan dan investasi. Risiko dinyatakan dengan momen statistik kedua terpenting, yaitu standar deviasi. Dengan berkembangnya manajamen risiko, kita juga mengenal VaR atau value at risk, yaitu ukuran risiko dengan kerugian besar yang sangat jarang terjadi, sebesar terbawah 5% atau bahkan 1%. Kita juga belajar istilah distribusi return yang fat tail, atau motif mengejar distribusi return dengan ekor di kanan, dari para investor yang tidak diversifikasi.

Aplikasi lainnya, nilai mata kuliah zaman saya kuliah dulu, yaitu A, B, C, D, atau E, ditentukan melalui distribusi normal dengan dua parameter utamanya, yaitu rata-rata (mean) dan penyimpangannya (standar deviasi). Tidak ada batasan angka yang tetap untuk masing-masing nilai huruf di atas. Yang hampir pasti adalah sekitar 10% teratas akan mendapat nilai A, 20% berikutnya B, 40% C, 20% D, dan 10% terbawah E. Akibatnya, hanya sekitar 5% dari kami yang lulus dengan indeks di atas 3.

Di bidang politik, seorang calon yang berminat untuk maju pemilihan bUpati, walikota, gubernur, atau presiden, tentunya ingin mengetahui seberapa besar dukungan rakyat yang bisa ia peroleh dalam pemilihan itu. Jika elektabilitasnya tinggi, dia tidak akan ragu untuk maju. Sangat mungkin dia tidak perlu melamar kepada partai politik (parpol) untuk mengajukan dirinya. Dengan keterpilihan yang tinggi ini, parpollah yang justru akan meminangnya untuk menaikkan pamor parpol. Sebaliknya, jika elektabilitasnya rendah. Dia dapat langsung mundur atau menghitung apakah masih mungkin untuk mendongkraknya dan dengan biaya berapa, cara dan strategi apa, serta waktu berapa lama.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan seorang calon, katakanlah calon gubernur. Pertama, dia dapat saja memerintahkan staf atau timnya untuk menelepon atau mendatangi semua orang yang mempunyai hak pilih di provinsi itu dan menanyakan siapa calon gubernur yang akan dipilihnya. Kedua, dia dapat pergi ke jalanan atau mal yang ada di provinsi itu untuk bertanya kepada 100 atau 1.000 orang yang ditemui mengenai pilihannya.

Ketiga, dia dapat membentuk sampel acak yang terdiri atas sekitar 2.000 atau 5.000 orang pemilih di wilayah pemilihan dan menghubungi mereka. Berdasarkan hasil sampel yang representatif ini, dia dapat membuat estimasi mengenai persentase pemilih yang akan memilihnya dalam pemilihan kepala daerah mendatang.

Sebelum berkembangnya ilmu statistik, mungkin ada orang yang menggunakan metode pertama yang sangat mahal meskipun efektif dan metode kedua yang terlalu sederhana dan murah tetapi jauh dari efektif. Namun, statistik mengajarkan kita untuk hanya mengambil cara ketiga, yang tidak lebih mudah daripada cara kedua tapi dapat efektif seperti cara pertama.

Para pencinta statistik dengan bangganya mengatakan, Anda dapat membuktikan apa pun dengan statistik. Untuk mengetahui jenis darah seseorang kita hanya memerlukan setetes darahnya. Quick count sudah cukUp untuk mengetahui hasil pilkada.

Meskipun statistik begitu sakti, kita juga harus hati-hati dengannya. Ungkapan 'There are lies, damned lies, and statistics sudah beredar sejak dulu, tepatnya zaman Mark Twain dan Benjamin Disraeli. Sebuah buku kecil tentang sisi negatif statistik, How to Lie With Statistics, terus dicetak selama setengah abad. Masih ada buku heboh lain yang ditulis Joel Best, yaitu Damned Lies and Statistics.

Mungkin Anda masih ingat ada sabun mandi yang mengklaim digunakan oleh 9 dari 10 bintang kecantikan. Kita pernah heboh membaca berita atau laporan yang mengatakan duapertiga laki-laki selingkuh. Tidak jelas bintang film siapa saja yang dimaksud dan lelaki mana yang disurvei.

Meskipun demikian, saya percaya lebih banyak statistik yang jujur dalam mengungkapkan fakta, seperti hitung cepat pilkada, distribusi umur manusia yang mempunyai ekor di kiri (sebagian besar ada di kanan yaitu berumur panjang), atau distribusi kekayaan/penghasilan yang berekor di kanan (sebagian besar ada di kiri, yaitu hanya memiliki harta dan gaji yang kecil).

Saya juga sangat terkesan dengan statistik kedokteran yang mengatakan, pilihan yang tersedia untuk kita sebenarnya hanya dua, yaitu fit or fat. Mau fit, jangan gemuk. Jika Anda fat, Anda tidak fit.



TERBARU

×