kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
KOLOM / siasatbisnis

Keruntuhan Ponsel Vertu

oleh Jennie M. Xue - Kolumnis internasional serial entrepreneur dan pengajar, bisnis, berbasis di California


Rabu, 01 November 2017 / 07:15 WIB
Keruntuhan Ponsel Vertu

Reporter: Jennie M. Xue | Editor: hendrika.yunaprita

Vertu Corporation Ltd. yang dikenal dengan smartphone tercantik di dunia yang dihiasi berlian, safir, titanium, emas, dan berbagai logam mulia dan batu permata telah dilikuidasi atas keputusan Pengadilan Tinggi Inggris Raya. Defisit pembukuan Vertu yang ditemukan sebesar 128 juta. Sedangkan yang hendak dibayarkan hanya sebesar 1,9 juta. Rencana penyelamatan gagal, sehingga 200 pekerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Vertu berada di bawah kepemilikan Murat Hakan Uzan, seorang pebisnis Turki berbasis di Paris. Sebelumnya, Vertu dimiliki oleh Godin Holdings yang berbasis di Tiongkok. Hingga artikel ini ditulis, Uzan masih memegang kepemilikan merek Vertu, lisensi teknologinya maupun desain.

Vertu berpusat di Church Crookham, kota kecil di daerah Hampshire, Inggris. Fasilitas manufaktur ini dijalankan oleh para perajin tangan super ahli dalam kerajinan perhiasan logam mulai dan batu permata. Sepanjang sejarah perjalanan bisnis Vertu sejak pendirian tahun 1998, telah diproduksi sekitar setengah juta unit.

Tahun 1998, Nokia mendirikan unit bisnis Vertu yang kemudian diakuisisi oleh private equity EQT di tahun 2012. Nokia masih memegang 10% kepemilikan. Kemudian di tahun 2015, Godin Holdings dari China mengambil alih.

Bagaimana kisah Vertu mendaki bisnis telepon genggam kelas dunia dengan niche mikro para miliarder? Sejak diakuisisi oleh EQT, produser telepon genggam cantik ini dijual di 500 peritel di 66 negara, termasuk 70 yang dimiliki dan dijalankan langsung oleh perusahaan ini.

Yang menarik, jumlah customer mereka mencapai 350.000 individu berkantong tebal. Vertu juga mempekerjakan 1.000 perajin.

Konsep telepon genggam luks Vertu dimulai dengan ide jam tangan seharga mobil. Kalau ada yang memakai jam tangan seharga US$ 20.000, mengapa tidak menggunakan ponsel seharga serupa pula? Jadi, jelas ada pasar untuk ponsel kelas luks.

Koleksi Vertu pertama di-luncurkan pada tahun 2002 silam dan koleksi spesial setahun berikutnya. Adapun model Signature diluncurkan dengan hiasan batu rubi sekitar lima karat.

Model Ascent didesain lebih ringan dan tahan lama dengan bahan dasar aluminium dan titanium. Dihiasi ban terbuat dari kulit dan karet yang divulkanisasi.

Seri smartphone pertama diluncurkan tahun 2010 dengan Constellation Quest, lengkap dengan qwerty keyboard yang dihiasi safir biru. Style yang dipilih serasi dengan Nokia E72 dengan Symbian S60 OS. Juga seri touchscreen diluncurkan pada 2011.

Di tahun 2013, seri Vertu Ti menggunakan Android. Selanjutnya, Signature Touch merupakan seri tercanggih dengan harga mencapai US$ 21.900 untuk yang berlapis emas. Berikutnya, seri khusus Ferrari dan Bentley juga diperkenalkan.

Sebagaimana kita ketahui, Nokia sendiri tidak begitu mendapat tempat di dunia smartphone. Pangsa pasar Nokia hanya 9% di tahun 2016. Teknologi Vertu sendiri diawali dengan Nokia, namun berkembang dengan mengikuti pasar dunia Android.

Ada beberapa perbedaan besar antara Vertu dengan smartphone lain. Faktor-faktor ini menentukan sukses dan gagal di pasar, serta kemungkinan kembalinya merek Vertu di masa depan.

Pertama, fokus Vertu pada kualitas bahan baku daripada teknologi. Jadi, produknya lebih digemari oleh mereka yang tidak begitu mementingkan fungsionalitas, melainkan sangat mementingkan gaya mewah.

Konsep ini sangat bertolak belakang dengan gaya hidup para milenial yang tergila-gila teknologi, tapi bergaya hidup sederhana ala Mark Zuckerberg dengan T-shirt abu-abunya. Jadi, bisa dimengerti bahwa pasar yang dibidik adalah yang bergaya hidup berbeda, ala "orang kaya baru."

Kedua, customer Vertu dimanja dengan servis concierge 24 jam. Servis ini cukup diminati oleh para tycoon dan selebritis. Bisa dibayangkan bagaimana jenis pelayanan ekstra yang terkadang perlu diberikan bagi niche khusus ini.

Konklusinya, merek Vertu bisa saja kembali muncul. Asalkan dengan berbagai pernik dan servis yang diminati oleh para miliarder.

Selanjutnya, apakah merek Vertu akan menjadi pelopor teknologi? Tampaknya masih jauh dari gambaran itu. Bayangkan saja para rapper dengan perhiasan emas bling bling, menggenggam ponsel bermerek Vertu merupakan hal alami.

Tanpa inovasi berarti, Vertu akan sulit menembus pasar smartphone di masa depan. Untuk bertahan dengan desain yang ada sekalipun merupakan tantangan tersendiri.

Apalagi teknologi telepon genggam yang semakin maju. Sedangkan konsep perhiasan logam mulia dan batu permata merupakan konsep statis yang sulit dipadukan dengan konsep teknologi dinamis smartphone.



TERBARU

×