kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
KOLOM / siasatbisnis

Hagen-Dazs dan merek kemanusiaan

oleh Jennie M. Xue - Kolumnis internasional serial entrepreneur dan pengajar, bisnis, berbasis di California


Senin, 29 Januari 2018 / 18:46 WIB
Hagen-Dazs dan merek kemanusiaan

Reporter: Jennie M. Xue | Editor: hendrika.yunaprita

Mungkin ada di antara pembaca yang mengira, Hagen-Dazs adalah merek Jerman atau Denmark. Hampir benar. Yang tepat adalah merek Amerika Serikat (AS).

Ejaan merek Hagen-Dazs memang khas bahasa Danish (Denmark). Namun sesungguhnya Hagen-Dazs adalah merek ciptaan Reuben Mattus dan Rose Mattus yang berlokasi di Bronx, New York, pada tahun 1961.

Awalnya, mereka hanya menawarkan tiga rasa: vanila, coklat, dan kopi. Kini, Hagen-Dazs menawarkan puluhan rasa dan berbagai pilihan bentuk. Seperti es krim bars, es krim cakes, sorbet, frozen yogurt dan gelato.

Gerai pertama mereka dibuka di Brooklyn, New York pada bulan November 1976. Kini gerai-gerai waralaba mereka telah dapat dijumpai di seluruh dunia. Kantor pusat perusahaan ini telah pindah ke Oakland, California dan menjadi anak perusahaan Nestle.

Keunikan Hagen-Dazs adalah resepnya yang alami dan sehat, tanpa kandungan guar gum, xanthan gum dan carrageenan. Selain itu, positioning merek dan kreativitas pemasarannya luar biasa.

Asal muasal nama Hagen-Dazs sendiri sangat unik. Reuben menggunakan nama bernuansa Danish ini sebagai tribut untuk rasa kemanusiaan bangsa Denmark yang tinggi ketika Perang Dunia II saat jutaan Yahudi dibunuh oleh Nazi. Denmark dikenal sebagai safe heaven bagi para Yahudi yang berhasil menyelamatkan diri.

Jadi, unsur kemanusiaan dalam merek Hagen-Dazs sangat bermakna, walaupun secara tidak langsung. Merek ini tidak punya arti secara semantik, Haagen (tanpa umlaut) adalah nama keluarga di Denmark. Selain itu, Mattus juga mengagumi Denmark sebagai salah satu produsen dairy terbaik di dunia. Unsur menjadi yang terbaik sebagaimana produk-produk dairy Denmark juga sangat terasa.

Kehebatan Hagen-Dazs dalam berbisnis dapat dipelajari dari bagaimana mereka menjalankan pemasaran. Berikut ini adalah beberapa strategi mereka.

Satu, relevansi dan advokasi sosial. Fenomena semakin berkurangnya lebah madu (honey bee) di dunia cukup mengkhawatirkan. Tujuh jenis honey bee di AS telah termasuk daftar satwa langka yang perlu dilestarikan. Padahal, kehadiran mereka sangat penting dalam proses penyerbukan silang tanaman untuk konsumsi manusia.

Untuk meningkatkan awareness situasi lebah madu ini, Hagen-Dazs memulai kampanye awareness spesies yang semakin langka ini. Dengan topik "Hagen-Dazs loves honey bees", rasa vanila madu diperkenalkan ke pasar dan ternyata menaikkan 16 % penjualan.

Hebatnya, Hagen-Dazs juga melakukan advokasi ke kongres AS untuk meningkatkan dana riset menaikkan jumlah lebah madu. Tanpa dana riset yang cukup, jumlah lebah madu bisa jadi semakin menurun, dan ini membahayakan masa depan tanaman pangan dunia.

Dua, strategi akar rumput (grassroots marketing strategy). Selain advokasi sosial, Hagen-Dazs juga menggunakan strategi pemasaran akar rumput. Filosofinya sederhana.

Less is more. No gimmick, just pure stuff. Eksekusinya, mereka sering mengadakan product sampling dan menitikberatkan kepada kelebihan-kelebihan produk. "Five" adalah salah satu seri es krim Hagen-Dazs yang menggunakan lima rasa baru nan unik dari bahan-bahan alami.

Tiga, sinergi virtual. Digital marketing Hagen-Dazs sangat efektif dan juga bersifat akar rumput. Para bloger, citizen journalist dan digital journalist sering diundang menghadiri virtual jumpa pers. Sesi tanya-jawab dilakukan secara virtual dan real-time, jadi sangat efektif dan efisien. Dalam sekejap, artikel-artikel tentang Hagen-Dazs dapat didistribusikan online dan brand awareness online dapat dipastikan meningkat seketika.

Empat, narasi bersih (clean story). Semua iklan, rilis pers, dan desain interior setiap gerai tidak menggunakan kata-kata romansa nan indah berlebihan. Kata-kata yang dipilih straight forward, tidak puitis. Praktis dan murni, seperti produknya.

Copywriting style seperti ini sangat bersih dan terbaca tulus. Cerminan bersih dan tulus inilah yang diharapkan dapat mewakili kualitas es krim mereka.

Lima, membidik konsumen yang mengutamakan kualitas dan produk dengan bahan-bahan alami. Dalam eksekusi, demografi menentukan lokasi gerai dan partnership dengan bisnis-bisnis F&B yang sesuai.

Hagen-Dazs diperkirakan akan tetap bertahan sebagai salah satu brand F&B sehat dan kesayangan keluarga. Hampir tidak ada anak-anak dari kelas sosial menengah atas yang tidak mengenal merek es krim ini.

Akhir kata, sebuah nama yang kedengarannya asing, ternyata mampu bertahan lebih dari setengah abad. Filosofi pendiri Hagen-Dazs yang sangat mengutamakan rasa kemanusiaan dan kualitas bahan-bahan alami menjadi "jiwa" bagi bisnis dan produk es krim kesayangan dunia. Salut.



TERBARU

×