kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.940   -76,00   -0,48%
  • IDX 7.193   13,16   0,18%
  • KOMPAS100 1.104   1,16   0,11%
  • LQ45 874   -1,20   -0,14%
  • ISSI 221   1,90   0,86%
  • IDX30 446   -0,86   -0,19%
  • IDXHIDIV20 539   0,46   0,09%
  • IDX80 127   0,08   0,06%
  • IDXV30 135   -0,21   -0,16%
  • IDXQ30 149   0,13   0,09%
KOLOM /

Buy on weakness, strategi trading saat koreksi


Rabu, 27 Januari 2021 / 08:00 WIB
Buy on weakness, strategi trading saat koreksi


Reporter: Harian Kontan | Editor: Harris Hadinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. IHSG mulai mengalami koreksi setelah naik 28% sepanjang Oktober hingga awal Januari. IHSG saat ini tertahan di support 6.260, kendati sempat turun hingga 6.148. Koreksi harga juga dialami banyak saham lainnya. 

Bagi seorang trader, koreksi yang terjadi bisa dilihat sebagai peluang untuk mendulang cuan. Umumnya strategi yang digunakan adalah buy on weakness (BoW).

Strategi buy on weakness adalah strategi di mana trader membeli saham di harga rendah untuk mengantisipasi reversal. Tujuannya membeli saham dengan harga yang sudah rendah dan menjualnya kembali ketika harganya naik.

Support adalah area beli bagi trader yang melakukan BoW. Pembelian dilakukan ketika harga sudah mengalami kejatuhan beberapa hari dan signifikan.

Penurunan harga tersebut juga diikuti tekanan jual yang sudah berkurang atau sudah oversold. Sehingga risiko lebih kecil ketika membeli saham di support.

Salah satu cara paling populer adalah melakukan buy on weakness dalam suatu tren channel, bisa dalam tren bullish, sideways, atau bearish

Tren bullish

BoW saat tren bullish relatif lebih aman, karena support menjadi tempat rebound harga dan membentuk higher low serta minim breakdown. Sehingga jika pada satu kasus trader ketinggalan momen menjual saham di harga tinggi, support berikutnya masih di atas support sebelumnya. 

Bullish BoW

Sideways

BoW saat sideways tak hanya bisa melihat support saja. Namun juga perlu mellihat fase atau stage dalam siklus saham.

Sideways bisa terjadi saat stage 1, yaitu sideways setelah downtrend. Sideways juga bisa terjadi di stage 3, yaitu sideways setelah uptrend.

Risiko akan lebih besar jika sideways di stage 3, karena ada potensi saham breakdown. Sehingga trader harus lebih waspada. 

Sideways BoW

Tren bearish

Prinsipnya tetap sama, yaitu membeli saham saat di support untuk memanfaatkan reversal dalam jangka pendek. Membeli saham dengan BoW ketika downtrend akan sangat berisiko.

Ini karena support sangat rawan jebol atau breakdown dan membentuk lower low. Jadi yang awalnya mau untung malah buntung. 

Bearish BoW

Selain melihat tren, trader juga bisa menarik garis support klasik atau horizontal. Ini karena tdak selalu harga menyentuh garis tren (trendline).

Bisa jadi saham rebound sebelum trendline atau bahkan break  dari tren. Jadi trader harus menyesuaikan kembali garis support dan resistance

Horizontal Support

Strategi BoW bisa menggunakan support trendline sebagai area beli dan melihat volume sebagai indikasi tekanan jual. Jika harga sudah di area trendline dan pada saat yang sama volume sudah melemah, maka bisa menjadi momen untuk buy. Sedangkan area jual bisa dilakukan di trendline resistance.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective [Intensive Boothcamp] Financial Statement Analysis

[X]
×