kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
KOLOM /

Keberuntungan, bukan kebetulan


Senin, 25 Maret 2019 / 17:18 WIB
Keberuntungan, bukan kebetulan


Reporter: Tabloid Kontan | Editor: Mesti Sinaga

KONTAN.CO.ID -  Tanggal 5 Februari 2019 lalu kita telah memasuki tahun baru Imlek, yang ditandai dengan karakter babi.

Sejenak saya membolak-balik buku horoskop China – dikenal pula dengan sebutan Cap Jie Shio. Buku ini mengilustrasikan karakteristik 12 hewan, yang bergantian menyambangi Sang Buddha Gautama saat bertapa di bawah pohon Bodhi.

Orang yang lahir dalam naungan shio babi, ditandai dengan sifat yang menyenangkan, berani, jujur, penuh kasih sayang dan juga setia dalam persahabatan. Yang menarik, konon mereka juga rajin dihinggapi keberuntungan.

Dalam astrologi China, babi ternak dianggap membawa keberuntungan bila badan hewan tersebut selalu basah alias berkubang dalam lumpur.

Ada pula yang meyakini apabila seseorang yang sedang bepergian melihat babi di sisi kiri, maka tujuan dan cita-citanya akan tercapai.

Sementara itu, jika melihat babi di sebelah kanan, maka orang tersebut akan mendapatkan rezeki tak terduga.

Dengan kata lain, entah itu berpapasan dengan babi di sisi kiri ataupun kanan, orang tersebut akan dikunjungi keberuntungan.

Saya sendiri memiliki beberapa pengalaman bersua dengan rekan-rekan ber-shio babi. yang dalam momen tertentu “tampak” begitu beruntung.

Entah dalam konteks kemudahan mendapatkan sesuatu yang diinginkan, bisnis yang berkembang pesat dalam waktu ringkas, ataupun rezeki nomplok yang menghampirinya mendadak sontak.

Singkat cerita, shio babi seperti menampakkan kesaktiannya dalam urusan peruntungan. Apakah memang benar demikian halnya?

Kebanyakan dari kita percaya bahwa urusan keberuntungan adalah perkara yang dihadiahkan oleh Sang Pencipta kepada manusia.

Seolah tidak ada cara yang dapat kita tempuh untuk meraihnya, selain berdoa. Kalaupun ada yang mencoba mempengaruhi, langkah yang ditempuh umumnya adalah memanfaatkan jasa paranormal.

Semuanya boleh-boleh saja dan sah adanya, karena bukankah hidup juga memiliki sisi supranatural yang melampaui jangkauan rasionalitas manusia.

Namun, menarik apa yang dipaparkan oleh Richard Wiseman dalam bukunya The Luck Factor (2003).

Melalui studinya yang panjang, Wiseman dengan berani menyimpulkan bahwa we can make our own luck. Keberuntungan bukanlah semata-mata urusan takdir.

Kesiapan dan peluang

Ada perbedaan mendasar antara “kebetulan” dan “keberuntungan”. Kebetulan adalah fenomena yang tidak konsisten dan terjadi hanya sesekali atau sangat jarang.

Sebuah kebetulan tidak akan terjadi secara reguler pada orang yang sama, seperti halnya tidak mungkin orang secara konsisten memenangkan lotere yang diundi secara acak.

Wiseman menyimpulkan bahwa orang yang selama ini dianggap beruntung, pada kenyataannya memiliki cara berpikir dan bertindak tertentu. Inilah yang menciptakan dewi fortuna dalam kehidupan mereka.

Ada empat faktor yang dapat membantu seseorang menciptakan keberuntungan dalam kehidupan dan karier mereka.

Pertama, senantiasa memaksimalkan peluang yang ada.

Kedua, membangun dan mendengarkan intuisi keberuntungan di dalam batin secara cermat

Ketiga, percaya kepada hari esok yang lebih cerah dan penuh harapan.

Keempat, senantiasa berpikir secara positif, bahkan dalam situasi yang begitu buruk sekalipun.

Benarlah apa yang dikatakan oleh filsuf besar Romawi, Lucius Seneca, bahwa luck is what happens when preparation meets opportunity, keberuntungan adalah hasil pertemuan antara kesiapan dan peluang.

Seperti kata guru saya, keberuntungan itu laksana huruf “i”, yang terdiri dari satu garis vertikal dan satu titik.

Tugas manusia adalah mempersiapkan goresan garis vertikal sebanyak-banyaknya, dengan harapan salah satu ataupun beberapa dari mereka dilengkapi dengan satu tanda titik di atasnya oleh Yang Maha Kuasa.

Saat garis vertikal dilengkapi dengan tanda titik di atasnya, lahirlah keberuntungan berwujud huruf “i”.

Memasuki tahun baru Imlek  - dengan karakter babi yang melambangkan keberuntungan -, selayaknya kita bersyukur dan menyampaikan doa permohonan untuk rezeki dan kehidupan yang lebih baik.

Namun, tak ada salahnya untuk bekerjasama dengan Sang Pemilik Kehidupan menciptakan keberuntungan.

Caranya? Ya, dengan mempersiapkan diri sebaik mungkin dan mengamalkan saran yang disampaikan oleh Wiseman. ◆

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×