kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%
KOLOM /

Masih cetak laba saat pandemi, ini prospek saham WIKA


Rabu, 26 Agustus 2020 / 06:00 WIB
Masih cetak laba saat pandemi, ini prospek saham WIKA


Reporter: Harian Kontan | Editor: Harris Hadinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Persero Tbk (WIKA) mendapatkan laba sebesar Rp 324,4 miliar pada semester I-2020. Laba WIKA menurun 68,0% dibandingkan dengan laba semester I-2019. 

Penyebabnya adalah banyaknya proyek pembangunan yang diundur akibat pandemi. Penundaan ini juga berdampak pada perolehan kontrak bari WIKA, yang turun hingga 77,6% dibandingkan dengan bulan Juni 2019. 

Pendapatan WIKA pada semester I-2020 sebesar Rp 7,13 triliun, turun 37% dibandingkan dengan semester I-2019. Segmen infrastruktur dan gedung sebagai kontributor pendapatan terbesar WIKA mengalami penurunan sebesar 38,2% jika dibandingkan dengan semester I-2020. 

Selanjutnya secara berturut-turut segmen industri, energi dan industri plant, serta properti masing-masing mengalami penurunan 15,99%, 47,45% dan 52,5%. 

Sepanjang semester I-2020, WIKA sudah mendapatkan nilai kontrak baru sebesar Rp 3,4 triliun. Ini setara dengan 15,9% dari target pencapaian kontrak baru pada 2020, sebesar Rp 21,4 triliun. 

Dalam rancangan target kontrak baru tersebut, WIKA masih akan mengincar proyek BUMN dan pemerintah dalam portofolionya, dengan proporsi 44,79% dan 27,30%. 

Selain dalam negeri, WIKA mulai menyasar pasar luar negeri. Hal tersebut bisa dilihat dengan target kontrak baru pada tahun 2020 sebesar 5,31% dari total kontrak baru 2020 berasal dari luar negeri. 

Beberapa proyek WIKA di luar negeri seperti pembangunan Arch Bridge sepanjang 104 meter di Filipina, Yangon Railway Upgrading dan Yangon Mandalay Circular Improvement di Myanmar, dan Soibada Bridge di Timor Leste. 

Utang WIKA pada semester I meningkat 4,8% menjadi Rp 43,9 triliun, dengan utang jangka pendek sebesar Rp 38,7 triliun dan utang jangka panjang sebesar Rp 5,1 triliun. 

Utang dibanding dengan ekuitas WIKA sebesar 2,70 kali. Utang yang dibandingkan dengan aset WIKA sebesar 0,73 kali.

Bisa dilihat dalam chart, saham WIKA sudah breakout dari garis moving average dan diikuti dengan peningkatan volume yang besar. Ini menjadi sinyal untuk terjadi peningkatan harga.

Saham WIKA memiliki fundamental yang baik. Dilihat dari profitabilitasnya yang stabil. Namun secara valuasi menggunakan PBV, jika dibandingkan dengan saham konstruksi lainnya, harga WIKA bisa dibilang cukup mahal.

Jadi EM Trade memilih WIKA untuk trading, karena secara teknikal sudah breakout dari moving average dan diikuti dengan volume yang meningkat secara signifikan. 

EM Trade telah membeli saham WIKA untuk swing trading pada tanggal 18 Agustus 2020 dengan pertimbangan breakout moving average. Saat ini EM Trade sudah profit 4%. Bagi yang sudah memiliki saham WIKA masih bisa hold

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×