kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
KOLOM /

Memahami capital budgeting


Senin, 04 Maret 2019 / 13:04 WIB
Memahami capital budgeting


Reporter: Harian Kontan | Editor: Tri Adi

Penentuan belanja modal merupakan sebuah proses yang sangat kompleks di sebuah perusahaan. Biasanya proses ini dimulai dari penerimaan proposal yang dibuat pihak internal perusahaan yang memiliki proyek.

Kemudian proposal tersebut dikaji dan dianalisis untuk menentukan kelayakan proyek, disesuaikan tujuan perusahaan. Hal penting lain yang perlu dilakukan adalah memperkirakan arus kas masuk dan keluar dari proyek tersebut dengan memperhatikan waktu dana masuk dan keluar. Setelah arus kas dan waktu ditentukan, dilakukan berbagai teknik capital budgeting untuk menentukan kelayakan proyek.

Tahap berikutnya yakni pengambilan keputusan. Dalam proses ini, perusahaan membandingkan proposal dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Keputusannya adalah menerima atau menolak proyek.

Setelah itu dilakukan implementasi dan follow up proyek. Implementasi dimulai ketika sebuah proyek diterima dan dana tersedia. Follow up adalah kegiatan membandingkan hasil aktual proyek dengan target-target yang telah dibuat sebelumnya.

Implementasi sebenarnya masih bagian dari capital budgeting. Implementasi bisa melibatkan banyak divisi atau pihak di dalam sebuah perusahaan. Sebuah proyek jangka panjang perlu pengawasan secara rutin dan terkadang memerlukan tindakan perbaikan. Tindakan perbaikan tersebut dapat berupa melanjutkan proyek dengan beberapa perbaikan, atau mengembangkan proyek yang sedang berjalan dan mungkin juga menghentikan proyek karena dianggap tidak menguntungkan atau tidak sesuai rencana awal.

Tahap terakhir adalah post implementation audit. Di tahap ini, audit dilakukan terhadap proyek yang sudah berlangsung. Tujuan audit menemukan penyimpangan dan melakukan umpan balik untuk perbaikan atau pengembangan proyek.

Ada beberapa hal yang biasa dilakukan melalui proses capital budgeting. Pertama, replacement terhadap sesuatu yang ada. Kadang perusahaan perlu mempertimbangkan melakukan penggantian aset lama dengan aset baru, dengan mempertimbangkan tambahan pendapatan dan penurunan biaya dari aset baru terhadap aset lama.

Kedua, melakukan proses ekspansi sebuah perusahaan. Manajemen bisa melakukan analisa pada produk perusahaan yang sudah ada, untuk memperluas pangsa pasar. Hal ini bisa dilakukan dengan membeli mesin baru atau membuka pabrik baru. Dalam hal ini perlu disadari bawah keputusan ini lebih berisiko dibandingkan keputusan penggantian aset.

Ketiga, mempertimbangkan membuat produk atau layanan baru. Analisa dan evaluasi terhadap sesuatu yang baru merupakan proses yang lebih rumit dari pada dua hal sebelumnya. Hal ini sulitnya karena memperkirakan pangsa pasar baru, peluang penerimaan produk perusahaan di pasar dan memperkirakan biaya-biaya akibat menghadapi sebuah yang baru.

Ada beberapa hal spesifik yang terkait dengan belanja modal dan capital budgeting. Pertama, incremental cash flow atau sering disebut juga sebagai relevant cash flow. Ini adalah perubahan arus kas sebuah perusahaan atau proyek di masa datang sebagai konsekuensi atau akibat langsung dari pelaksanaan sebuah proyek.

Incremental cash flow dihitung lewat membandingkan arus kas sebelum proyek dijalankan dengan arus kas setelah sebuah proyek dijalankan. Selisih arus kas dianggap sebagai relevant cash flow untuk dipergunakan dalam evaluasi sebuah proyek.

Arus kas yang penting lainnya adalah initial outlay atau investasi awal. Ini adalah jumlah dana atau uang yang dikeluarkan atau diinvestasikan karena menerima sebuah proyek. Biasanya nilainya adalah negatif, karena perusahaan mengeluarkan sejumlah uang untuk memulai sebuah proyek. Contoh: pembelian mesin. Initial outlay di proyek ini termasuk biaya pembelian mesin, biaya transportasi dan semua biaya yang dikeluarkan perusahaan sampai mesin tersebut bisa beroperasi.

Untuk menghitung arus kas yang relevan, perlu dipahami soal sunk cost. Ini adalah biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan dan tidak dapat diperoleh kembali. Sebagai contoh, ketika melakukan visibility study, sebuah perusahaan harus mengeluarkan serangkaian biaya, di antaranya menyewa konsultan yang cukup mahal.

Biaya melakukan studi kelayakan proyek yang dibuat konsultan harus tetap dibayar meski proyek ditolak. Karena itu, biaya studi kelayakan menjadi sunk cost dan kurang relevan diperhitungkan dalam menyusun anggaran modal.

Biaya yang relevan dalam menyusun anggaran modal adalah opportunity cost atau biaya yang timbul akibat sebuah aset tidak digunakan untuk alternatif lain. Misal, perusahaan punya tanah yang belum dipakai dan disewa pihak lain sebagai lahan parkir. Ada pendapatan bulanan dari tanah tersebut. Pendapatan dari sewa tanah termasuk opportunity cost yang perlu dipertimbangkan bila perusahaan ingin menggunakan tanah.

Harga jual tanah kerap dijadikan opportunitiy cost dengan asumsi bila tidak digunakan tanah tersebut bisa dijual sehingga menghasilkan arus kas bersih. Opportunity cost dimasukkan dalam initial outlay. Besarnya digambarkan sebesar harga jual tanah tersebut.

Biaya atau pendapatan relevan lain dalam sebuah proyek adalah side effect, yakni dampak yang timbul akibat membuat proyek baru. Proyek baru tersebut bisa punya pengaruh positif atau negatif terhadap proyek lain perusahaan dan menjadi biaya bila akibat proyek baru tersebut proyek perusahaan atau yang sudah berjalan mengalami penurunan pendapatan.

Proyek juga menjadi tambahan pendapatan bila akibat proyek yang baru tersebut perusahaan mengalami peningkatan pendapatan. Side effect adalah arus kas yang relevan dan harus diperhitungkan dalam memutuskan sebuah proyek diterima atau ditolak.♦

Yohanis Hans Kwee
Dosen FEB Universitas Trisakti dan MET Unika Atmajaya Jakarta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×