Reporter: Harian Kontan | Editor: Harris Hadinata
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hari ini pemerintah Republik Indonesia mengumumkan data pertumbuhan ekonomi (PDB) kuartal pertama 2020. Sesuai perkiraan, ekonomi melambat.
Ini sejalan dengan tren pertumbuhan ekonomi di beberapa negara yang negatif, akibat pandemi Covid-19. Selain data PDB, data inflasi terbaru juga sudah rilis.
Inflasi yang tidak biasa
Bulan Ramadan biasanya diwarnai oleh harga-harga kebutuhan yang meningkat signifikan dan berdampak pada kenaikan inflasi. Pergerakan inflasi bulan ini sedikit tidak biasa jika dibandingkan pola sebelumnya.
Ketika masuk bulan Ramadan inflasi biasanya meningkat. Tapi tahun ini inflasi justru melambat dari Maret 0,10% dan sekarang 0,08%.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengaitkan hal ini dengan adanya penurunan permintaan barang dan jasa akibat PSBB dan penurunan pendapatan. Alhasil, daya beli konsumen pun juga menjadi turun.
Tekanan deflasi masih bisa berlanjut di bulan mendatang karena korporasi dan rumah tangga cenderung mengubah pola investasi serta pengeluaran mereka.
Bank Indonesia (BI) sendiri masih mempertahankan 7-DRR di 4,5%. Selanjutnya, BI berencana mengadakan pertemuan pada 19 Mei 2020 mendatang.
PDB kuartal satu
BPS menyampaikan di kuartal I-2020, PDB RI tumbuh 2,97% (yoy). Sedang pergerakan ekonomi kuartal satu secara kuartalan mengalami perlambatan cukup dalam, sebesar 2,41% (qtq).
Sementara, ekonomi kuartalan beberapa mitra dagang Indonesia seperti China, Amerika Serikat dan Jepang juga terkontraksi sebagai akibat adanya aktivitas lockdown untuk mengendalikan penyebaran Covid-19.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi akibat rendahnya konsumsi rumahtangga. Pada kuartal I-2020, konsumsi rumahtangga hanya 2,84%, padahal di Q1-2019 konsumsi rumahtangga mencapai 5,02%.
Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mengalami pertumbuhan tertinggi, sebesar 9,46%. Hal tersebut karena di kuartal IV-2019 memasuki masa tanam, sedangkan masa Februari-Maret merupakan masa panen.
Pengaruh ke IHSG
Tercatat pada perdagangan Selasa (5/5) setelah rilis data ekonomi Indonesia, IHSG masih bertahan di zona hijau, menguat 0,54% ke level 4.630.
Kami proyeksikan IHSG masih memiliki potensi upside terbatas ke level 4.800, sekaligus bertepatan dengan resistance MA 50. Jika IHSG berhasil menembus area tersebut, maka ada probabilitas untuk terbentuk sebuah puncak yang lebih tinggi dan arah tren bisa berubah.
Dampak krisis Covid-19 yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi melemah dapat menjadi sebuah peluang bagi Anda yang ingin mengoleksi saham berfundamental bagus dengan harga terdiskon.
Ada beberapa saham yang menarik untuk investasi menurut kami. Di antaranya BBCA dengan area cicil beli antara 22.000-26.000, BBRI dengan area cicil beli 2.400-2.700, BBNI dengan area cicil beli 3.100-4.200 dan BMRI dengan area cicil beli 3.800-4.500.
Di luar saham perbankan, yang cukup menarik adalah UNVR dengan area cicil beli 5.500-8.200, TLKM dengan area cicil beli 2.500-3.500) dan KLBF dengan area cicil beli 850-1.500. Selain itu di sektor barang konsumsi ada INDF dengan area cicil beli 5.100-6.500, ICBP (8000-10.000), HMSP (1100-1600) dan GGRM (30.000-45.000).
Ingin tahu di mana saja peluang dan saham-saham potensial di tengah penurunan IHSG saat ini? Temukan jawabannya hanya di aplikasi EMTrade!
Salam profit.
Disclaimer:
Setiap pembahasan saham dalam artikel ini bersifat sebagai referensi / bahan pertimbangan, dan bukan merupakan perintah beli / jual. Setiap keuntungan dan kerugian menjadi tanggung jawab dari pelaku pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News