kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
KOLOM /

Mengukur nyaring kokok saham poultry usai PSBB dilonggarkan


Jumat, 14 Agustus 2020 / 17:18 WIB
Mengukur nyaring kokok saham poultry usai PSBB dilonggarkan
ILUSTRASI. Ellen May, Pengamat Pasar Modal dan pendiri Ellen May Institute.


Reporter: Harian Kontan | Editor: Harris Hadinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang dimulai sejak Juli membuat para peternak ayam berproduksi lagi. Ini membuat pasokan ayam broiler maupun DOC kembali memenuhi pasar, sehingga harga produk tersebut turun. 

Harga ayam broiler mulai mengalami penurunan pada Agustus 2020 setelah produksi ayam broiler mulai pulih. Pasokan ayam broiler saat ini sudah memenuhi kebutuhan pasar. 

Bulan lalu, harga ayam broiler sempat berada di level tertingginya selama 2 tahun terakhir. Saat itu, harga mencapai Rp 23.000–Rp 25.000 per kilogram (kg). 

Di Juli, rata-rata harga ayam broiler di tingkat peternak di Jawa Barat turun 24,6% dibanding bulan Mei, menjadi Rp 16.500 per kg. Di Jawa Tengah harga turun 23,4% dibanding bulan sebelumnya menjadi Rp 16.200 per kg.

Sedang di Jawa Timur harga turun 21,5% menjadi Rp 17.100 per kg. Memasuki Agustus, harga harian broiler di Jawa melemah 9%-13% dibanding Juni.

Stimulus fiskal

Pemerintah memberikan stimulus yang menyasar langsung masyarakat. Misalnya bantuan langsung tunai (BLT) Rp 600.000 per individu tiap bulan selama empat bulan ke depan.

Kebijakan ini diharapkan mampu mendorong masyarakat membeli kebutuhan pokok, seperti membeli ayam. Selain itu kucuran gaji ke-13 bagi PNS juga diharapkan mamppu mendongkrak permintaan ayam, sehingga mampu mendongkrak harga ayam broiler dan DOC.



 

Prospek saham 

CPIN membukukan kinerja cukup baik dibanding emiten poultry lainnya. Penurunan pendapatan dan laba CPIN pada semester I-2020 lebih kecil dibandingkan dengan penurunan pada kinerja MAIN dan JPFA. 

CPIN mencatatkan penrurunan pendapatan sebesar 6,67% menjadi Rp 1,7 triliun pada semester I-2020. Sedangkan JPFA dan MAIN masing-masing mengalami penurunan 7,30% dan 17,5%. 

Laba CPIN sendiri mengalami kontraksi 4,5% pada semester I-2020. Lebih baik dibandingkan JPFA dan MAIN yang terkontraksi masing-masing 80,6% dan 130,35%.

CPIN memiliki rata-rata pertumbuhan pendapatan 19% dan laba 24% setiap tahun. Angka ini lebih baik dibandingkan dengan JPFA dan MAIN. 

JPFA memiliki pertumbuhan rata-rata pendapatan 10% dan pertumbuhan laba 18% tiap tahun. Sedangkan MAIN memiliki rata-rata pertumbuhan pendapatan dan laba sebesar 12% dan 15% per tahun.

Total utang diukur dengan rasio DER (utang dibandingkan modal) dan DAR (utang dibandingkan aset). Jika DER atau DAR di angka 1 maka utang dan modal sama besar. 

Jika DAR di angka 1 maka utang dan aset sama besar. Kesimpulannya DER dan DAR harus sekecil mungkin dan di bawah angka 1. 

Saat ini CPIN memiliki DAR 0,29 kali dan DER 0,48 kali, lebih rendah dbanding JPFA yang punya DAR 0,29 kali dan DER 0,98 kali. Sedang MAIN memiliki DAR 0,59 kali dan DER 1,48 kali. 



Sinyal teknikal

CPIN saat ini uptrend dan saat ini masih bergerak di dalam base-nya di anak tangga kedua, sehingga masih memiliki potensi untuk mengalami kenaikan harga. JPFA saat ini dalam fase downtrend dan MAIN masih dalam fase sideways.

Kami mereferensikan pembelian saham CPIN sebagai saham super EMTrade. Kami sudah membeli di harga Rp 6.450 pada 11 Agustus lalu. Saham masih dalam uptrend dan pola volume yang konvergen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×