Reporter: Harris Hadinata | Editor: Harris Hadinata
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) merupakan perusahaan global yang bergerak di bidang pulp dan kertas. Selain di Indonesia, emiten ini juga mempunyai pabrik di China dengan total kapasitas produksi keseluruhan dan konversi pulp, kertas dan produk kemasan lebih dari 20 juta ton per tahun.
Sepanjang 2019, kinerja INKP mengalami tekanan, dipicu oleh penurunan pendapatan. Perseroan ini mencatatkan laba bersih sebesar US$ 274,37 juta atau anjlok hingga lebih dari 53,34% dibandingkan laba pada periode 2018 yang mencapai US$ 588,12 juta.
Penurunan laba bersih sejalan dengan pelemahan penjualan neto sebesar 3,3% dari US$ 3,33 miliar pada akhir 2018 menjadi US$ 3,22 miliar pada 2019. Begitu juga dengan beban pokok penjualan, yang meningkat menjadi US$ 2,34 miliar pada akhir 2019, dibandingkan periode pada tahun sebelumnya US$ 2,13 miliar.
Laba turun akibat permintaan kertas di 2019 cenderung stagnan, sedangkan kertas dan bubur kertas mengalami kelebihan pasokan produksi. Selain itu, di benua Amerika, INKP masih harus bersaing ketat dengan beberapa produsen pulp dan paper lain. INKP bisa terkena shipping cost tinggi.
Perseroan ini mencatatkan penurunan aset sebesar 2,85% dari US$ 8,75 miliar di akhir 2018 menjadi US$ 8,5 miliar pada akhir 2019. Penurunan aset dipengaruhi oleh penurunan aset tidak lancar yang tercatat sebesar US$ 4,28 miliar pada akhir 2019.
Hal tersebut disebabkan oleh aset tidak lancar yang dijaminkan perseroan untuk utang guna ekspansi. Sedangkan aset lancar justru berhasil naik menjadi US$ 4,21 miliar.
Utang perusahaan tercatat turun, dari US$ 4,97 miliar pada akhir 2018 menjadi US$ 4,49 miliar pada akhir 2019. Penurunan berasal dari utang jangka panjang yang turun menjadi US$ 2,66 miliar, sementara utang jangka pendek meningkat menjadi US$ 1,83 miliar.
Utang jatuh tempo menanti
Per Maret 2020, INKP tercatat memiliki utang valuta asing berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS), euro, yen Jepang dan renminbi (RMB) China.
Dalam keterbukaan informasi, manajemen INKP merinci jumlah utangnya adalah sebesar US$ 1,67 miliar, €44,3 juta, ¥10,28 miliar dan RMB 313,26 juta.
Adapun utang yang akan jatuh tempo pada tahun ini sebesar US$ 152,66 juta. Sementara yang akan jatuh tempo pada 2021 dan 2022 masing-masing sebesar US$ 248,92 juta dan US$ 340,33 juta.
Melihat kondisi penjualan perusahaan yang bergantung dengan harga komoditas kertas dan bubur kertas serta risiko perubahan kurs, kami tidak mereferensikan saham INKP untuk diinvestasikan.
Saat ini saham INKP diperdagangkan dengan PER 7,86 kali, PBV 0,54 kali dan EPS sebesar Rp 693,46. Kemarin, saham INKP ditutup di harga Rp 5.250.
Tetap pantau live trading journal kami, untuk mendapatkan informasi terupdate. Ingin tahu peluang dan saham-saham potensial di tengah penurunan IHSG saat ini? Temukan jawabannya di aplikasi EMTrade!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News