Reporter: Harian Kontan | Editor: Harris Hadinata
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia berniat membentuk perusahaan produsen baterai untuk kendaraan listrik terbesar. Sentimen ini akan berdampak positif bagi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
Indonesia membentuk Indonesia Battery Holding (IBH) untuk membangun industri baterai kendaraan listrik dari hulu ke hilir. IBH dibangun melibatkan MIND ID, Pertamina dan PLN, dengan porsi kepemilikan masing-masing 25%.
Terbaru, perusahaan LG Consortium juga berinvestasi US$ 9,8 miliar. Ini ditandai dengan penandatanganan MoU dengan LG Energy Solution pada Desember 2020.
ANTM sendiri nantinya akan berperan di sisi hulu dengan memproduksi nikel. Per September 2020, ANTM telah memproduksi 19.133 ton nikel dalam feronikel (Tni) dan 2,86 juta wet metric ton (WMT) dari Pomalaa dan Tapunopaka.
ANTM menambah kapasitas produksi feronikel di Halmahera Timur, yang siap beroperasi dan mulai produksi tahun ini. Kapasitas maksimal dari smelter ini diperkirakan mencapai 13.500 Tni per tahun dalam empat tahun. Sehingga pada 2025, kapasitas maksimum produksi feronikel ANTM bisa mencapai 40.500 Tni.
ANTM juga akan membangun smelter nikel di Sorong dengan kapasitas 40.000 Tni. Smelter ini akan dibangun di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Total investasi pada smelter ini mencapai US$ 1 miliar. Smelter ini diperkirakan akan siap produksi tahun 2022.
Konsumsi baterai kendaraan listrik di masa yang akan datang diprediksi akan meningkat seiring dengan meningkatnya kendaraan listrik. Potensi demand baterai untuk kendaraan listrik juga dapat mendorong harga nikel untuk jangka panjang.
Kenaikan harga nikel tentu akan menjadi dampak positif bagi kinerja ANTM. Selain permintaan untuk baterai listrik, dalam jangka pendek, permintaan nikel dari China yang meningkat juga menjadi katalis positif bagi ANTM.
Tapi, valuasi ANTM saat ini sudah cukup premium. Selain itu, ada risiko fluktuasi harga dalam jangka pendek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News