Reporter: Harian Kontan | Editor: Harris Hadinata
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring dengan munculnya pandemi Covid-19, instrumen investasi safe heaven seperti emas menjadi primadona. Ini karena emas mempunyai tingkat risiko rendah.
Ketika perekonomian global tidak menentu seperti saat ini, emas jadi pilihan investasi menarik.
Di ketidakpastian ekonomi yang sangat tinggi, emas menjadi menarik untuk masuk dalam portofolio investor. Pasalnya, emas merupakan instrumen investasi yang memiliki risiko kecil.
Permintaan emas juga meningkat. Ini bisa dilihat dari harga emas yang terus meningkat sejak awal tahun.
Sumber: Bloomberg
Prediksi harga emas yang terus meningkat pun bermunculan, seiring dengan ketidakpastian kapan pandemi akan berakhir. Secara umum, prediksi emas akan menguat sepanjang tahun ini.
Analis dari WingCapital Investment memprediksi harga emas akan menembus US$ 3.000 per ons troy. Bank of America (BofA) juga memprediksi emas akan ke US$ 3.000per ons troy dalam 18 bulan ke depan.
Lembaga lain pun ikut meramal harga emas global melebihi angka US$ 2.000/troy ons. Perlu di ketahui 1 ons troy setara dengan 31.310345 gram.
Jadi, jika harga emas dunia menembus US$ 3.000 per ons troy, maka dengan asumsi kurs Rp 15.000 per dollar AS, maka harga emas bisa mencapai Rp 1.437.225 per gram.
Bagaimana dengan saham komoditas emas? Kenaikan harga emas sepanjang tahun 2020 memang tidak serta merta juga mengerek harga saham pertambangan emas.
Harga saham ANTM sepanjang 2020 sudah turun 37%. Begitu juga dengan PSAB yang sudah terkoreksi 27% sejak Januari 2020.
Berbeda dengan kedua saham tadi, MDKA mencatatkan kenaikan harga saham 25% sepanjang 2020.
Sumber: Bloomberg.
Gambar di atas adalah perbandingan pergerakan harga emas dengan saham ANTM, PSAB, MDKA. Kita bisa lihat jika hanya MDKA yang memiliki pergerakan saham yang selaras dengan harga emas.
Jadi, jika proyeksi harga emas naik, maka harga MDKA yang akan bergerak selaras dengan harga emas atau akan naik juga.
PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) bergerak di bidang usaha pertambangan, meliputi eksplorasi dan produksi emas, perak, tembaga dan mineral lainnya.
Aset utama perusahaan adalah proyek pertambangan yang dikenal dengan Proyek Tujuh Bukit. Dari total pendapatan MDKA, 97% hasil pertambangannya diekspor.
Profitability
Indikator | Tahun | ||||
2015 | 2016 | 2017 | 2018 | 2019 | |
Net Profit | -5.087 | -478 | 129,4 | 293,9 | 402 |
EPS | -0,0008 | -0,0022 | 0,0121 | 0,0026 | 0,0033 |
ROA | -1,67% | -0.92% | 11,62% | 7,26% | 7,28% |
ROE | -3,19% | -0,16% | 8,22% | 10,80% | 6,49% |
Liquidity
Indikator | Tahun | ||||
2015 | 2016 | 2017 | 2018 | 2019 | |
Liquidity Ratio (kali) | 1,03 | 2,09 | 0,91 | 0,85 | 0,81 |
Cash Ratio (kali) | 1,48 | 0,90 | 0,48 | 0,13 | 0,18 |
DER (kali) | 0,12 | 0,91 | 0,96 | 0,89 | 0,81 |
Valuasi
Indikator | Tahun | ||||
2015 | 2016 | 2017 | 2018 | 2019 | |
PER (kali) | -347,5 | -13 | 2,49 | 18,58 | 23,03 |
PEG | 0,29 | ||||
Terjadinya pandemic Covid-19 telah melambungkan harga emas global. Analis memprediksi tren bullish emas akan terus berlanjut hingga akhir 2020, seiring tidak pastinya kapan pandemikCovid-19 akan berakhir.
Kami melihat ada peluang di saham MDKA. Saham tersebut bergerak selaras dengan harga emas. Secara fundamental, MDKA undervalue dengan melihat PEG.
Saat ini MDKA masih cenderung bergerak sideways. Masih ada resistance di area 1.400 yang bisa dipantau.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News