Reporter: Harian Kontan | Editor: Harris Hadinata
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku pasar komoditas sempat dibuat khawatir oleh ancaman gelombang kedua wabah Covid-19 seiring pelonggaran lockdown di beberapa negara. Pelonggaran tersebut antara lain dikhawatirkan mengganggu harga minyak.
Arab Saudi, Kuwait dan Uni Emirat Arab, sebagai negara produsen minyak besar, telah merespons hal tersebut dengan menetapkan pemotongan produksi tambahan. Yang terbaru, giliran Amerika Serikat yang berniat memangkas produksi.
Produksi minyak
Administrasi Informasi Energi memperkirakan produksi minyak rata-rata 11,7 juta barel per hari hingga akhir tahun, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 11,8 juta barel per hari. Badan tersebut juga memangkas proyeksi 2021 menjadi 10,9 juta barel per hari, turun 130.000 barel.
Benchmark internasional, harga minyak mentah Brent, juga melonjak sebanyak 3,6%, menjadi US$ 30,70 per barel.
Benchmark internasional, yakni minyak mentah Brent, juga hari ini naik 0,6%, menjadi $ 26,03 per barel.
Meski demikian, sentimen pemangkasan produksi minyak oleh Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya hanyalah sentimen jangka pendek, terutama untuk saham sektor minyak seperti MEDC.
Jual jika harga turun dari 440 untuk pembatasan risiko. Sedangkan perkiraan profit taking ada di kisaran 520-530.
Ingin tahu di mana saja peluang dan saham-saham potensial di tengah penurunan IHSG saat ini? Temukan jawabannya di aplikasi EMTrade!
Disclaimer:
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News