kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
KOLOM /

Prospek jernih bisnis menara TBIG


Selasa, 27 Oktober 2020 / 18:09 WIB
Prospek jernih bisnis menara TBIG
ILUSTRASI. Ellen May, Pengamat Pasar Modal dan pendiri Ellen May Institute.


Reporter: Harian Kontan | Editor: Harris Hadinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) telah mengumumkan laporan keuangan kuartal III-2020. Sampai periode tersebut, laba bersih TBIG tercatat mencapai Rp 792 miliar, naik 22,8% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Kenaikan ini didorong oleh pendapatan yang naik 13,5% di periode yang sama, menjadi Rp 3,9 triliun. Telkom Seluler memberikan kontribusi terbesar pada pendapatan TBIG, yaitu sebesar Rp 1,5 triliun. Jumlah ini setara dengan 39,27% dari total pendapatan.

Pendapatan dari Hutchinson naik sebesar 56,9% menjadi Rp 576 miliar. Jumlahnya setara dengan 14,64% pendapatan.

Sedang pendapatan dari Indosat naik 13,7% menjadi Rp 845 miliar, atau setara 21,48% pendapatan. Lalu pendapatan dari XL Axiata naik 7,1% menjadi Rp 668 miliar, setara 16,96% pendapatan. Pendapatan dari Smartfren naik 41,5% menjadi Rp 273 miliar, setara dengan 6,94% pendapatan.

Jumlah penyewa menara TBIG di sembilan bulan pertama tahun ini sebesar 3.319 penyewa. Realisasi ini melewati target perusahaan pada tahun ini, yaitu sebesar 3.000 penyewa. Jumlah tersebut juga naik 14% dibanding realisasi di periode yang sama tahun sebelumnya.

Secara akumulasi, TBIG memiliki 31.703 penyewaan dan 16.215 site telekomunikasi. Site telekomunikasi terdiri dari 16.093 menara telekomunikasi dan 122 jaringan Distribution Antenna System (DAS).

Total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 31.581. Tenancy ratio saat ini sebesar 1,96 kali, lebih tinggi dibanding di 2019 yang sebesar 1,85 kali.

TBIG saat ini sedang menyiapkan obligasi berkelanjutan dengan target dana Rp 7,0 triliun. Total pinjaman TBIG mencapai Rp 22,41 triliun.

Dari total pinjaman tersebut, pinjaman senior mencapai Rp 10,2 triliun. Rasio total pinjaman bersih dibanding modal (DER) TBIG mencapai 3,39 kali.

Kami merekomendasikan buy TBIG. Saham ini memiliki potensi kenaikan harga menuju Rp 1.700.

TBIG maish mampu bertahan ketika pandemi dengan tetap mencatatkan pendapatan dan laba. Selain itu, emiten ini memiliki kontrak sewa jangka panjang.

Penyewa menara milik TBIG juga merupakan perusahaan besar di industri telekomunikasi. Hal ini akan mampu mendongkrak pendapatan TBIG ke depan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×