Reporter: Harian Kontan | Editor: Harris Hadinata
KONTAN.CO.ID -
JAKARTA. Sektor unggas diprediksi akan pulih seiring masuknya pemerintah ke pasar untuk menstablikan harga ayam. Pemerintah melakukan intervensi pasar untuk menjaga pasokan, sehingga harga ayam broiler dan DOC mampu dijaga.
Pemulihan juga dapat terjadi seiring dengan pelonggaran pembatasan aktivitas masyarakat. Dengan demikian, aktivitas di sektor hotel, restoran dan kafe (horeka) juga kembali berjalan. Ini akan meningkatkan permintaan unggas.
Sektor unggas akan diuntungkan pelemahan kurs dollar Amerika Serikat (AS). Hal ini karena bahan baku pakan ternak masih impor.
Dollar AS diprediksi akan melemah karena terpilihnya Joe Biden sebagai presiden AS dipercaya mampu mengurangi ketidakpastian mengenai kebijakan internasional AS dan perkembangan vaksin global.
Simak ulasan mengenai saham-saham sektor poultry berikut ini.
CPIN
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) memimpin pasar sektor perunggasan. Laba operasi secara historis berada di atas perusahaan unggas lain.
Penurunan pendapatan tidak terlalu parah tahun ini. Penyebabnya, CPIN memperluas pangsa pasar melalui jaringan besar petani kontrak.
CPIN juga memiliki merek Fiesta dan Champ, yang merupakan brand nomor satu untuk segmen makanan olahan di Indonesia. Harga komoditas jagung dan kedelai untuk produksi pakan ternak cenderung stabil, sehingga raw material cost terjaga.
CPIN menarik secara teknikal karena sedang berada dekat support di 6.200. Saat ini saham sedang konsolidasi di area 6.200–6.475.
Jika berhasil menguat atau breakout di atas 6.800, CPIN berpotensi menguat menguji resistance di level 7.425.
JPFA
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) mengakuisisi So Good Food untuk memperkuat segmen makanan olahan dan hilirisasi produk. So Good termasuk merek tiga besar makanan olahan di Indonesia.
JPFA juga membentuk joint venture dengan Hendrix Genetics Aquaculture untuk membangun pusat pembiakan udang di Indonesia. Hal ini akan menambah efisiensi naik dan mengurangi biaya logistik.
JPFA menarik secara teknikal karena tren harga saham ini naik dalam jangka menengah. Saham sedang menguji resistance 1.450. Jika ditutup breakout di atas 1.450, JPFA berpotensi menguat ke level 1.590.
MAIN
Pada September 2020, PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) berhasil melakukan ekspor perdana enam ton makanan olahan ke Jepang. Target ekspor perusahaan ini adalah Jepang, Timor Leste, Papua Nugini dan Brunei Darussalam.
MAIN juga melanjutkan pembangunan pabrik di Lampung senilai Rp 1,1 triliun. Pabrik baru ini bisa meningkatkan kapasitas produksi pakan ternak sebesar 9% menjadi 1,8 ton per tahun.
MAIN menarik secara teknikal karena tertahan support di 700 dan menguat dengan volume yang meningkat. Dalam jangka pendek, saham berpotensi menguat menguji resistance 885.
Saham | Revenue (QoQ) | Net Profit (QoQ) | Revenue (YoY) | Net Profit (YoY) | EPS | PER | PBV |
CPIN | 14,4% | -14% | 9,5% | -25% | Rp 139 | 47,48 kali | 4,91 kali |
JPFA | 2,3% | 166,5% | -8,3% | -73,7% | Rp 22 | 70 kali | 1,69 kali |
MAIN | 21% | 51% | -12% | -139% | (Rp 32) | -24,5 kali | 0,90 kali |
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News